Liburan ke Gua di Tengah Kota Jakarta yang Sama Sekali Enggak Menyeramkan

10 Maret 2020 15:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Instalasi Warna Dalam Gua. Diambil menggunakan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Adhie Ichsan/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Instalasi Warna Dalam Gua. Diambil menggunakan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Adhie Ichsan/kumparan.
ADVERTISEMENT
Gua selama ini identik dengan hal mistis. Tapi ada juga gua di tengah Jakarta yang jauh dari kata menyeramkan.
ADVERTISEMENT
Banyak masyarakat kota besar memilih mal sebagai tujuan wisata akhir pekan. Padahal banyak tempat menarik lainnya yang bisa memberikan pengalaman seru. Salah satunya Color in Cave alias Warna Dalam Gua di Museum Macan.
Instalasi ruang seni anak ini diciptakan perupa Mit Jai Inn, seniman kelahiran 1960 asal Chiang Mai, Thailand. Warna Dalam Gua adalah sebuah ruang yang kamu hidupkan dengan interaksi.
Coret-coretan pengunjung di dinding gua. Diambil menggunakan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Adhie Ichsan/kumparan.
Pengunjung bebas menuangkan kreativitasnya di gua ini. Diambil menggunakan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Adhie Ichsan/kumparan.
Seorang anak sedang mengamati isi gua, sementara anak lainnya sudah sibuk bikin coretan. Diambil menggunakan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Adhie Ichsan/kumparan.
Dalam keterangannya tentang instalasi ini, Mit Jai Inn mengeksplorasi ide-ide tentang rumah dan awal kehidupan, ruang hangat di mana kita bisa mengapung bebas—tempat kita bisa mengembangkan berbagai anggapan dan sensasi yang kuat dari lingkungan kita dan dunia luar.

Gua-gua adalah tempat berteduh, seringkali juga dianggap sebagai situs keramat, tempat semua bentuk kehidupan meninggalkan pola dan warnanya sendiri. Narasi sejarah seni bermula di gua. Kita mungkin berpikir tentang gambar-gambar seperti garis-garis tangan atau kawanan binatang serta tanda-tanda yang lebih abstrak di dinding gua.
ADVERTISEMENT
Anak berusia 2 tahun ini sedang mengamati 'bebatuan' yang menempel di dinding gua. Diambil menggunakan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Adhie Ichsan/kumparan.
Mit Jai Inn mengundangmu untuk masuk dan mengekspresikan diri dengan bebas melalui kegiatan meracik warna, merekat dan menyusun bentuk, melukis di dinding gua dan batu lunak, menggambar dengan fosil warna, melanjutkan goresan orang lain, serta membaca pesan khusus dari sang perupa.
Dalam praktik kekaryaannya, Mit tertarik ketika sebuah lukisan lebih dari sekadar lukisan—ketika lukisan dapat memfasilitasi kesadaran terhadap lingkungan bersama. Ia juga tertarik ketika tindakan merasakan warna, bukan tentang melihat dengan mata, melainkan tentang menyadari kepekaan terhadap cahaya, sinar dan getarannya. Bagi sang perupa, kesadaran itu penuh warna.