Liburan ke Sumatera Utara, Jangan Lupa Mampir ke Desa Wisata Ulos Ini

11 Desember 2019 11:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penenun di Desa Wisata Meat, Sumatera Utara. Foto: Dok. Erwin Gumilar
zoom-in-whitePerbesar
Penenun di Desa Wisata Meat, Sumatera Utara. Foto: Dok. Erwin Gumilar
ADVERTISEMENT
Sumatera Utara tak hanya terkenal dengan potensi alamnya yang luar biasa seperti Danau toba. Lebih dari itu, di Sumatera Utara terdapat potensi wisata lainnya yang tak kalah menarik, seperti ulos.
ADVERTISEMENT
Ya, ulos selama ini memang identik dengan kebudayaan Suku Batak yang ada di Sumatera Utara. Bagi masyarakat Suku Batak, ulos berfungsi sebagai sumber kehangatan, pelindung tubuh, simbol kasih sayang, simbol pemberian restu, dan penyaluran berkat.
Penenun ulos di Desa Wisata Meat, Sumatera Utara. Foto: Andari Novianti/kumparan
Maka tak heran, jika ulos selalu dikenakan dalam berbagai acara adat Suku Batak. Dahulu, tak sembarangan ulos bisa digunakan oleh masyarakat umum, karena terdapat berbagai macam motif yang mengandung makna mendalam.
Namun kini, semakin berkembangnya zaman, ulos tak hanya dikenakan dalam acara-acara adat saja. Ulos saat ini bisa dikenakan oleh siapa saja, tak harus masyarakat Suku Batak.
Para wanita di Desa Papande berpose sambil memakai ulos. Foto: Andari Novianti/kumparan
Nah, bagi kamu yang berencana untuk berkunjung ke Sumatera Utara, jangan hanya mengunjungi Danau Toba saja. Tak ada salahnya mengunjungi sentra dan kampung wisata ulos yang ada di sana.
ADVERTISEMENT
Salah satu sentra ulos yang bisa kamu kunjungi adalah Desa Wisata Meat. Dibentuk sejak tahun 2017 lalu, di Desa Wisata Meat kamu bisa melihat cara membuat ulos yang dilakukan para wanita desa tersebut.
Penenun ulos di Desa Wisata Meat, Sumatera Utara. Foto: Andari Novianti/kumparan
"Desa Wisata Meat berdiri sejak 2017 lalu. Di sini kami mengajak masyarakat untuk membuat ulos bersama, dengan tenggat waktu satu minggu mereka harus menyelesaikan semuanya," tutur Guntur Sianipar, Ketua Desa Adat Meat, ketika berbincang dengan kumparan, Rabu (4/12).
Di Desa Meat, kamu bisa menyaksikan proses pembuatan ulos, mulai dari manguggas atau memutar benang supaya bisa diikat. Kemudian beralih ke manorha atau memasukkan benang agar bisa digunakan untuk menenun ulos.
Penenun ulos di Desa Wisata Meat, Sumatera Utara. Foto: Andari Novianti/kumparan
Setelah itu, lanjut ke proses mangani atau mencampurkan benang ke dalam warna yang diinginkan. Proses ini bisa sampai dua hari. Terakhir adalah martonun atau membuat ulos hingga siap jadi.
ADVERTISEMENT
"Di sini ada beberapa proses yang harus dilakukan sampai menjadi sebuah ulos," terang Guntur.
Tak hanya melihat bagaimana proses membuat ulos, di Desa Wisata Meat kamu juga bisa membeli ulos secara langsung. Ulos yang dijual mulai dari harga Rp 650 ribu.
Penenun di Desa Wisata Meat, Sumatera Utara. Foto: Dok. Erwin Gumilar
Motif yang dibuat pun mengikuti motif-motif ulos pada umumnya, seperti motif sibolang, ragi hidup, puncak, ragi huting, ulos lobu-lobu, mangiring, hingga bintang maratur. Warna ulosnya juga didominasi warna merah, putih, dan hitam.
Selain di Desa Wisata Meat, kamu juga bisa melihat pembuatan ulos di Dusun Lumbantogatorop, Desa Papande, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Sama seperti di Desa Meat, proses pembuatan ulos di sini pun tak berbeda jauh. Hanya saja, ulos di Desa Papande menggunakan benang 100, sehingga harganya lebih mahal.
Penenun Ulos di Desa Papande, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Foto: Andari Novianti/kumparan
"Kita menggunakan benang 100, jadi ulosnya bisa dicuci, tak perlu takut warnanya pudar," ujar Dewita Borusimamora, salah satu penenun ulos di Desa Papande, ketika berbincang dengan kumparan, Rabu (4/12).
Wanita di Desa Papande sedang menenun ulos. Foto: Andari Novianti/kumparan
Hebatnya, ulos dari desa ini pun sudah diekspor ke berbagai negara di dunia, seperti Singapura, Korea Selatan, hingga New Zealand. Harga ulos di Desa Papande pun dijual mulai Rp 1,2 juta.
ADVERTISEMENT
Jadi, tertarik ke Desa Wisata Meat dan Desa Papande di Sumatera Utara untuk melihat proses pembuatan ulos?