Liburan Lebih Lama Jadi Tren di 2025, Ini Alasannya

20 April 2025 9:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi traveler bahagia yang traveling dengan smartphone. Foto: Tom Wang/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi traveler bahagia yang traveling dengan smartphone. Foto: Tom Wang/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, tren traveling terus berubah-ubah. Seperti halnya di tahun 2025 ini, wisatawan disebut memilih liburan dalam waktu yang lebih lama.
ADVERTISEMENT
Dilansir Mental Floss, hal itu terungkap dalam laporan Skift Research, yang memprediksi adanya peningkatan sebesar 24 persen dalam jumlah perjalanan yang akan dilakukan masyarakat di tahun ini dibanding tahun lalu.
Namun, yang menarik bukan hanya soal frekuensi. Durasi liburan juga mengalami lonjakan--banyak orang mulai lebih memilih liburan yang panjang dan mendalam, ketimbang perjalanan singkat ke destinasi populer yang dipadati wisatawan.
Ilustrasi traveling di Korea. Foto: Travel man/Shutterstock
Salah satu alasan utama meningkatnya durasi liburan adalah keinginan wisatawan untuk benar-benar menyelami budaya lokal. Jika dulu wisatawan berlomba-lomba mengejar banyak destinasi dalam waktu singkat, kini mereka lebih tertarik untuk tinggal lebih lama di satu negara dan mengeksplorasi secara menyeluruh.
Tak hanya itu, saat ini wisatawan juga memilih lokasi yang lebih tenang dan tersembunyi, ketimbang destinasi yang ramai atau populer. Destinasi populer yang kian padat juga membuat banyak orang beralih ke lokasi yang lebih tenang dan tersembunyi.
Ilustrasi yoga Foto: Termasuk
Selain itu, industri wellness atau kesehatan mental dan fisik turut mempengaruhi kebiasaan berwisata. Kegiatan seperti meditasi, yoga, dan retret spiritual kini lebih diminati, dibanding pesta atau eksplorasi ekstrem. Ini selaras dengan meningkatnya tren mindfulness, gaya hidup tanpa alkohol, dan fenomena JOMO (Joy of Missing Out) kebahagiaan, karena tidak ikut-ikutan arus.
ADVERTISEMENT

Liburan Panjang sebagai Bentuk Pemulihan Diri

Perempuan bahagia Foto: Shutterstock
Lebih dari sekadar pelesiran, liburan panjang kini menjadi bentuk pemulihan mental dan fisik. Di tengah dunia kerja yang makin cepat dan penuh tekanan, banyak orang merasa perlu mengambil waktu untuk benar-benar berhenti sejenak, menjauh dari rutinitas, dan kembali dengan semangat baru.
Tren ini menandakan perubahan pola pikir, di mana liburan bukan lagi sekadar “break,” tapi bagian penting dari gaya hidup sehat dan seimbang. Kini di tahun 2025, tampaknya semakin banyak orang yang berani menjadikan waktu liburan sebagai prioritas, bukan hanya pelengkap.