Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Makna Desain Monumen Kapsul Waktu di Papua yang Mirip Markas Avangers
21 November 2018 8:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Media sosial belum lama ini diramaikan dengan hadirnya sebuah monumen yang menyerupai markas pasukan hero komik Marvel, Avengers di Merauke, Papua. Pasalnya, monumen tersebut bukanlah cerita hoax, tapi memang milik Indonesia dan baru saja diresmikan oleh orang nomor satu di Indonesia, Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Ya, Jumat, 16 November 2018 lalu, Presiden Jokowi meresmikan monumen di tanah selatan Papua itu. Bernama Monumen Kapsul Waktu , bangunan ini menyimpan impian, harapan, dan cita-cita anak bangsa akan Indonesia 70 tahun mendatang.
Memiliki bentuk yang menyerupai markas Avengers, ternyata Monumen Kapsul Waktu punya cerita tersendiri dalam masa penentuan desainnya. Hal ini diungkapkan oleh Yori Antar, sang arsitek Monumen Kapsul Waktu saat dihubungi oleh kumparanTRAVEL beberapa waktu lalu.
"Gagasan desain Monumen Kapsul Waktu terinspirasi dari berbagai elemen pertahanan suku-suku di Papua yang akan menjaga cita-cita bangsa Indonesia. Secara garis besar, ada dua elemen utama yang penting bagi pertahanan suku di Papua, yaitu tombak dan tameng (perisai)," katanya.
Di puncak Monumen Kapsul Waktu, terdapat sebuah spot bertajuk Watching Tower yang menjadi tempat persemayaman kapsul waktu. Kapsul waktu akan ditempatkan di sebuah mangkuk besi berbentuk bulat yang dikelilingi mahkota menara kayou, yang di bawahnya akan diisi relief kronologi pembentukan Pancasila.
ADVERTISEMENT
Kapsul waktu merupakan sebutan bagi tabung besi yang berisi catatan tentang impian dan harapan anak-anak Indonesia yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia yang dikumpulkan oleh ekspedisi milik pemerintah pada tahun 2015.
Kapsul waktu itu kemudian akan disimpan selama 70 tahun dan akan dibuka pada 17 Agustus 2085, saat merayakan kemerdekaan Indonesia. Berlokasi di depan Kantor Bupati Merauke dan bandara Mopah, bagian tombak Monumen Kapsul Waktu memiliki lebar 17 meter, tinggi delapan meter, dan panjang 45 meter.
Selain mengadopsi bentuk tombak dan tameng yang digunakan masyarakat Suku Papua dalam melindungi diri, Monumen Kapsul Waktu juga mengadopsi unsur budaya dari segi lokasi. Sebab, Monumen Kapsul Waktu sengaja dibangun di atas bangunan tugu yang terinspirasi dari menara perang Suku Dani.
ADVERTISEMENT
Untuk memasuki Monumen Kapsul Waktu, ada lima akses yang dapat digunakan oleh pengunjung. Lima akses ini menyimbolkan lima suku asli Merauke yaitu Malind, Muyu, Mandobo, Mappi, dan Auyu.
Menurut penuturan Yori, sebelum desain Monumen Kapsul Waktu yang telah diresmikan tersebut dikerjakan, bangunan di tanah Merauke itu telah mengalami beberapa tahap pengajuan dan perubahan ide.
Awalnya, Monumen Kapsul Waktu tadinya hendak dibuat menyerupai kontur persawahan, mengingat Merauke dikenal sebagai lumbung padi di Papua. Kemudian di pusat kawasan kemudian ditanami kapsul waktu berbentuk benih atau biji yang pada malam hari mengeluarkan visualisasi transparan Soekarno-Hatta.
Namun, ternyata gagasan itu kurang dapat memenuhi aspirasi tim Gerakan Nasional 70 Tahun Indonesia Merdeka (G70) yang diselenggarakan oleh Kementerian Sekretariat Negara. Menyikapi hal tersebut, Han Awal & Partners Architects yang menangani proyek ini kemudian membuat gagasan baru.
ADVERTISEMENT
Gagasan kedua terinspirasi dari wawasan Nusantara yang mengambil batas-batas terluar NKRI yang berisi ribuan pulau, kekayaan adat, suku, budaya, dan keanekaragaman hayati di seluruh pelosok Nusantara.
Monumen itu nantinya berupa ruang terbuka hijau yang disatukan oleh batas air, yang juga menjadi simbol pemersatu sekaligus sumber kehidupan yang menyuburkan Nusantara. Kemudian relief monumen akan mengambil narasi pada Candi Borobudur yang menceritakan perjalanan sejarah dan pencapaian anak bangsa, sehingga menjadikannya sebagai Candi Borobudur Jilid 2.
Sayang, kontur tanah yang cenderung rata tidak memungkinkan bagi desain kedua tersebut untuk dikerjakan. Rancangan desain kedua pun ditinggalkan dan diubah total.
Perubahan-perubahan tersebut dilakukan agar Monumen Kapsul Waktu dapat menjadi bagian dari ruang terbuka dan ruang publik di Kota Merauke serta dapat bertahan hingga tahun 2085.
ADVERTISEMENT
Dicanangkan secara langsung oleh Joko widodo pada 28 Desember 2015 lalu, Monumen Kapsul Waktu diharapkan bisa menjadi Ruang Publik dan Generator Pembangunan bagi Kota Merauke sekaligus kawasan wisata di masa mendatang sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Dengan diresmikannya Monumen Kapsul Waktu oleh Presiden Jokowi, monumen yang ditengarai mirip dengan markas Avengers tersebut akan segera memulai pekerjaan tahap keduanya, yaitu memberikan 'roh'. Caranya adalah dengan memberi narasi perjalanan sejarah bangsa melalui Narasi Penggalian Pancasila di bagian tombak.
Narasi Penggalian Pancasila dibuat di area tombak sebagai simbol ideologi NKRI yang perlu dijaga dan dilanjutkan. Kemudian dilanjutkan dengan narasi berikutnya pada bangunan 'perisai'.
Perisai akan diisi diorama perjalanan dan pencapaian anak bangsa yang dimulai sejak Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dan dilanjutkan hingga 17 Agustus 2015.
ADVERTISEMENT
Kemudian bagian perisai akan diisi secara periodik hingga saatnya kapsul waktu dibuka dan dibacakan, yaitu pada 17 Agustus 2085. Sedangkan bagian alun-alun akan digunakan sebagai ruang terbuka hijau dan bangunan penunjang. Misalnya saja toilet, kantor pengelola, dan sebagainya. Area yang terbuka nantinya bisa digunakan sebagai lokasi untuk mengadakan festival budaya bagi masyarakat setempat.
Menghabiskan waktu hampir empat tahun, pengerjaan proyek Monumen Kapsul Waktu ditangani oleh banyak pihak. Di antaranya G70, Kementerian Sekretariat Negara, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai pemberi tugas.
Ada pula PT. Multi Karadiguna Jasa sebagai Konsultan Pengawasan Berkala sekaligus Consultant in Charge. Sedangkan kontraktor yang dipercaya mendapatkan proyek ini adalah Nindya Karya bersama PT. PILLAR selaku Konsultan Manajemen Konstruksi.
ADVERTISEMENT
Selain Han Awal & Partners Architect dan Yori Antar sebagai Principal Architect, ada pula Hanafi, selaku penggagas benih impian, serta architect in charge. Yaitu, Faiz Suprahman, Inggita Saraswati, Nadya Azalia, Paskalis Khrisno, Titus Pandu, dan Ryan Ridge.