Mangokal Holi, Tradisi Suku Batak Memindahkan Tulang Leluhur untuk Penghormatan

24 September 2022 8:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pemakaman adat Batak. Foto: Ilham Nasbir Saini/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemakaman adat Batak. Foto: Ilham Nasbir Saini/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kematian tak hanya dimaknai sebagai seseorang yang telah pergi meninggalkan dunia saja. Di beberapa daerah di Indonesia, kematian nyatanya juga menjadi bagian dari sebuah tradisi untuk menghormati mereka yang telah berpulang.
ADVERTISEMENT
Selain Suku Toraja, Suku Batak di Sumatera Utara, ternyata juga memiliki tradisi unik untuk menghormati para leluhur mereka.
Ilustrasi pemakaman adat Batak. Foto: Enjeiel/Shutterstock
Kematian di Suku Batak tak hanya diartikan sebagai sebuah prosesi untuk menguburkan seseorang ke tempat peristirahatan terakhirnya. Tetapi lebih dari itu, mereka juga akan melakukan penghormatan lain dengan memindahkan tulang belulang atau sisa jasad para leluhur yang sudah meninggal.
Prosesi yang dinamai dengan Mangokal Holi, ini telah lama menjadi sebuah tradisi yang dilakukan Suku Batak sejak turun temurun. Dilansir berbagai sumber, Mangokal Holi merupakan sebuah upacara adat yang diselenggarakan untuk menggali makam orang yang sudah lama meninggal untuk diambil tulang-belulangnya.
Tulang-belulang orang yang sudah meninggal tersebut kemudian dipindahkan ke tempat yang baru. Adapun, tradisi ini dilakukan sebagai bentuk kasih sayang dan penghormatan kepada leluhur.
ADVERTISEMENT

Tradisi dengan Biaya yang Fantastis

Meski terdengar sederhana, karena hanya perlu memindahkan jasad orang yang sudah meninggal ke tempat yang baru, Mangokal Holi nyatanya membutuhkan biaya yang fantastis.
Pelaksanaan Tradisi Mangokal Holi ini bukanlah tradisi yang sembarangan dan harus dilakukan sesuai dengan adat Batak. Sebab, marga yang menggelar Mangokal Holi harus menjamu seluruh keluarga besar dan tetangga kampung yang ada.
Makanan yang harus dihidangkan pun juga bukan sembarang daging, bukan babi ataupun ayam, tetapi mereka harus menyajikan daging kerbau.
Selain itu, dalam pelaksanaan upacara ini juga dibutuhkan hewan yang akan dikurbankan. Biasanya masyarakat menggunakan kuda sebagai hewan yang dikurbankan.
Dalam Mangokal Holi, mereka juga harus menyediakan kain ulos yang dilambangkan sebagai simbol pengharapan, agar keturunan orang yang meninggal tersebut selalu diiringi dengan keberkahan.
ADVERTISEMENT

Tradisi Mendekatkan Arwah ke Sang Pencipta

Tak hanya jadi bukti penghormatan kepada leluhur, ada makna lain yang terkandung dalam tradisi tersebut. Salah satunya, Mangokal Holi dipercayai bisa mendekatkan arwah leluhur ke Sang Pencipta.
Di dalam Suku Batak, ada sebuah keyakinan bahwa arwah seseorang yang sudah meninggal akan hidup abadi. Hal tersebut bisa dicapai dengan menaruh tulang-belulangnya ke tempat yang lebih layak atau tinggi. Dengan begitu, arwah tersebut dipercayai akan berada lebih dekat kepada Penciptanya.
Untuk itu, dalam prosesi tersebut, jasad para leluhur yang terkubur di makam akan dikeluarkan. Setelah mendapat persetujuan dari pihak keluarga, barulah jasad tersebut dibawa pulang untuk dibersihkan yang tentunya dilakukan dengan prosesi adat.
Di dalam prosesi itu, biasanya pihak keluarga dari garis keturunan perempuan lah yang memiliki hak untuk memegang dan membersihkan tulang-belulang leluhur mereka.
ADVERTISEMENT
Tulang belulang akan dicuci dengan air jeruk sampai bersih. Setelah dicuci bersih, tulang tersebut juga dilumuri air kunyit, agar tampak semakin bersih.
Nah, setelah dicuci dan dikeringkan, barulah tulang belulang tersebut dimasukkan ke dalam peti. Biasanya hal ini juga diikuti dengan sebuah prosesi adat.
Tulang yang sudah tersimpan di dalam peti, kemudian akan didoakan kembali dan dimasukkan ke makam yang baru.

Makna Lain Mangokal Holi

Selain memiliki makna religius, Mangkokal Holi juga memiliki fungsi untuk menyatukan jasad seseorang dengan kerabat keluarga yang dicintai.
Dengan berada pada satu tempat yang sama, generasi selanjutnya tentu bisa lebih mudah untuk mengetahui nenek moyang atau generasi sebelumnya, sehingga tidak ada rantai generasi yang terputus.
Ilustrasi pemakaman adat Batak. Foto: akedesign/Shutterstock
Selain memiliki nilai religius, Mangongkal Holi juga bagian dari upaya menjaga silsilah keluarga. Dengan berada satu tempat, generasi selanjutnya akan lebih mudah mengetahui siapa saja nenek moyang atau generasi di atasnya. Dengan begitu, tidak ada rantai generasi yang putus.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, tradisi ini juga jadi simbol tingginya martabat keluarga di Batak. Mangokal Holi dipercayai bisa mengangkat martabat marga tersebut karena dianggap telah menghormati orang tua dan para leluhurnya. Sebab, semakin indah dan mahal makamnya, maka semakin jelas dan terangkat pula status marga pemilik makam tersebut.