Melihat Bandara Baru Yogyakarta yang Lekat dengan Sentuhan Budaya Jawa

6 Mei 2019 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apron Bandara NYIA Kulon Progo Foto: Dok. Angkasa Pura I
zoom-in-whitePerbesar
Apron Bandara NYIA Kulon Progo Foto: Dok. Angkasa Pura I
ADVERTISEMENT
Sebentar lagi, Indonesia akan kedatangan kawan baru. Setelah MRT, kini giliran Bandar Udara Baru Yogyakarta atau Bandara New Yogyakarta International Airport yang berada di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan diresmikan.
ADVERTISEMENT
Selain dibuat lima kali lebih besar dari Bandara Adisutjipto, PT Angkasa Pura I (AP I), selaku operator bandara juga menghadirkan balutan budaya yang menghiasi Bandara New Yogyakarta International Airport. Salah satunya terlihat pada atap dan ornamen bandara yang menggunakan motif batik kawung.
Motif Batik Kawung di Bandara Baru Yogyakarta, Kulon Progo Foto: Angkasa Pura I
“Motif kawung ini merupakan kearifan lokal. Kami sudah berdiskusi dengan berbagai pihak (dan) motif kawung ini merupakan hasil usulan banyak pihak,” kata Taochid Purnama Hadi, Pimpinan Proyek NYIA Angkasa Pura I, seperti dikutip dari Antara.
Atap Skylight di Bandara Baru Yogyakarta, Kulon Progo Foto: Angkasa Pura I
Lebih lanjut, dirinya menuturkan bila motif kawung tak hanya bisa dinikmati dari atas udara saja, namun juga bisa dilihat dari bawah bangunan atau dari terminal Bandara Baru Yogyakarta. Selain kental dengan budaya, AP I juga mewujudkan konsep gold category building yang ramah lingkungan terutama dari sisi arsitektur.
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa dilihat dari dinding bandara yang dipenuhi dengan ornamen khas Yogyakarta, bentuk bunga melati di area skylight atau kubah kaca. Nantinya bila terkena cahaya matahari akan menimbulkan bayangan bunga melati di lantai.
Ornamen Batik di Atap Bandara Baru Yogyakarta, Kulon Progo Foto: Angkasa Pura I
Kemudian pada bagian atap terminal penumpang juga menggunakan skylight untuk memaksimalkan pencahayaan alami di dalam ruangan. Sehingga cahaya matahari dapat masuk ke ruangan sepanjang hari yang nantinya akan menghemat listrik.
Selanjutnya, untuk tempat ibadah yakni masjid Al-Akbar juga tak luput dari budaya sentuhan budaya dan konsep eco-green. Masjid berbentuk setengah lingkaran atau dome ini memakai ornamen kawung.
Masjid Al Akbar di Bandara NYIA Kulon Progo Foto: Dok. Angkasa Pura I
Kemudian, masjid Al-Akbar juga tidak menggunakan AC, namun mengandalkan ventilasi udara. Uniknya lagi, masjid ini juga tahan gempa sebagai upaya mitigasi bencana.
ADVERTISEMENT
Wah menarik ya?