Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Negara yang mayoritas beragama Buddha ini juga cukup unik. Saat negara lain menghitung pertumbuhan ekonominya dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan, Bhutan menggunakan Gross National Hapiness (GNH) dengan menyeimbangkan pembangunan ekonomi, budaya, pelestarian lingkungan dan pemerintahan yang baik.
GNH mengukur tingkat kebahagiaan masyarakatnya, kualitas hidup dan pembangunan spiritual dan material. Tahun 2015, 91,2 persen warganya merasa bahagia karena perbaikan standar hidup, perawatan kesehatan dan partisipasi mereka dalam sebuah acara budaya. Pemimpin Bhutan pun juga berfokus untuk menciptakan kondisi agar warganya selalu bahagia.
Selain itu, pemerintah juga selalu menjamin kesehatan warganya dengan gratis terhadap perawatan media baik dengan cara modern atau tradisional. Tak lupa, mereka juga menanamkan nilai kemanusiaan sejak dini. Mereka dibekali pelajaran tentang pelestarian lingkungan, daur ulang dan sikap perhatian dengan orang lain. Pendidikan di Bhutan pun juga gratis.
ADVERTISEMENT
Dilansir India Times, pada 2013, negara ini mengumumkan semua yang mereka tanam harus organik dan selaras dengan alam. Negara ini juga memperhatikan penggunaan sumber energi yang tidak menyebabkan polusi dan kualitas udara.
Bahkan Bhutan dinobatkan menjadi negara pertama yang karbonnya negatif. Bhutan menghasilkan emisi 1,5 juta ton karbon dioksida sedangkan 60% kawasan negara itu adalah hutan yang mampu menyerap 6 juta ton karbon dioksida.
Langkah Bhutan rupanya membuahkan hasil. Negara ini termasuk peringkat atas di antara negara-negara di Asia yang rakyatnya paling bahagia. Sejak tahun 1980 tingkat harapan hidup meningkat 20 tahun dan pendapatan per kapita sebesar 450 persen. Rakyat di sini juga dikenal sangat sopan, ramah dan suka menolong.
ADVERTISEMENT
Rakyat Bhutan begitu bahagia karena mereka puas dengan hidupnya. Mereka tidak materialistis dan lebih memilih hidup dengan ketenangan. Pemerintah pun juga menolak investasi yang akan menggangu keseimbangan alam yang dikhawatirkan akan mengganggu kebahagiaan orang Bhutan.
Bagaimana, kamu tertarik pergi ke sini?