Meneropong Kemegahan Sejarah Kesultanan Tidore Melalui Festival Tidore 2020

14 Februari 2020 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemeriahan Festival Tidore. Foto: Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Kemeriahan Festival Tidore. Foto: Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Festival Tidore 2020 akan kembali hadir menghibur wisatawan. Digelar tanggal 7-12 April 2020 di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Festival Tidore akan menyajikan kemegahan masa silam Kesultanan Tidore yang dikemas dalam beragam tradisi yang ditampilkan.
ADVERTISEMENT
Mengacu pada event-event sebelumnya, Festival Tidore akan menampilkan tiga konten budaya, seperti Parade Juanga, Penjelajahan Paji, dan Prosesi Kesultanan Tidore. Untuk mengawali Festival Tidore biasanya akan digelar ritual Rora Ake Dango, yaitu mengambil, mengantarkan, dan mendoakan air yang dihadiri enam Suwochi, serta perangkat adat Tidore.
“Beragam potret kebesaran Kesultanan Tidore disajikan menarik dalam Festival Tidore 2020. Ada banyak nilai luar biasa di dalamnya. Kami ingin generasi saat ini memahami, sehingga tetap lestari. Dan, budaya ini menjadi konten yang selalu dinanti dalam setiap penyelenggaraan event,” ungkap Wali Kota Tidore Kepulauan, Ali Ibrahim.
Atraksi di Festival Tidore. Foto: Kemenparekraf
Memiliki warna budaya yang kental, Parade Juanga menampilkan konsep pelayaran masyarakat Tidore. Ada beragam kapal tradisional dengan warna unik yang ditampilkan dalam formasi perang. Nantinya, armada tersebut dipimpin langsung oleh Sultan Tidore, yang didampingi keluarganya dan dijaga oleh pasukan khusus kesultanan.
ADVERTISEMENT
Saat penyelenggaraan Parade Juanga, ratusan Kora-kora atau kapal perang tradisional Kesultanan Tidore dan Ternate berlayar mengelilingi pulau. Kapal ini biasanya dibuat dari kayu gusafa atau marfala. Bentuknya unik, dengan sisi depan kapal memiliki hiasan kepala naga dan ekornya di belakang.
Atraksi di Festival Tidore. Foto: Kemenparekraf
“Kami memiliki budaya bahari yang kuat. Armada perang Tidore di masa silam sangat disegani. Kora-kora adalah salah satu kekayaan dan warisan yang tinggi nilainya. Ada nilai peradaban besar dan itu masih bisa dinikmati hingga saat ini,” jelas Ali.
Kemudian, ada pula Penjelajahan Paji yang menjadi napak tilas perjalanan sang Sultan di masa lampau. Dulunya, Sultan Tidore menempuh rute khusus untuk memadamkan pemberontakan yang muncul di wilayahnya dan rute tersebut masih bisa ditelusuri melalui Festival Tidore 2020.
Kemeriahan Festival Tidore. Foto: Kemenparekraf
Di Kesultanan Tidore, wisatawan juga bisa menikmati Museum Maritim Dunia yang memiliki banyak artefak. Museum ini menegaskan sejarah panjang Tidore di dalam dunia maritim.
ADVERTISEMENT
“Sejarah Tidore, termasuk Ternate, ini memang luar biasa. Pada masa silam, Tidore adalah kesultanan yang besar. Wilayahnya luas dengan banyak pulau. Hal tersebut tentu mengindikasikan mereka sangat kuat di laut. Dan, kebesaran sejarah itu bisa dinikmati melalui Festival Tidore 2020. Masih ada waktu karena eventnya digelar April nanti,” terang Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, Rizki Handayani.
Kemeriahan Festival Tidore. Foto: Kemenparekraf
Kesultanan Tidore berdiri pada tahun 1081 silam dengan wilayah kekuasaan mencakup Pulau Halmahera Selatan, Buru, Seram, dan kawasan Papua Barat. Tidore terkenal dengan rempah-rempahnya hingga menjadi incaran Portugis, Spanyol, dan Belanda. Dengan keperkasaan para tentaranya, Tidore tetap menjadi wilayah merdeka hingga akhir abad ke-18.
“Festival Tidore 2020 harus menjadi referensi liburan. Selain sejarah dan budayanya, wisatawan juga bisa menikmati keindahan alamnya. Semuanya masih alami dan terjaga keasliannya. Pokoknya wisatawan akan nyaman karena aksesibilitas dan amenitasnya bagus di sana. Wisatawan juga bisa menemui aneka kuliner khasnya,” tutup Rizki.
ADVERTISEMENT
Siap menyaksikan Festival Tidore 2020 di Kota tidore Kepulauan, Maluku Utara?