Mengapa Gunung Berapi Selalu Jadi Destinasi Wisata yang Diminati?

19 Januari 2020 10:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepulan abu vulkanik dari gunung berapi Selandia Baru di Pulau Putih, Selandia Baru, Senin (9/12). 
 Foto: INSTAGRAM @ALLESSANDROKAUFFMANN/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kepulan abu vulkanik dari gunung berapi Selandia Baru di Pulau Putih, Selandia Baru, Senin (9/12). Foto: INSTAGRAM @ALLESSANDROKAUFFMANN/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Gunung berapi merupakan salah satu destinasi wisata yang paling banyak diminati wisatawan. Selain lanskapnya yang menarik, di sekitar gunung berapi biasanya kamu bisa menemukan banyak keseruan lainnya, seperti pemandian air panas atau pasar sayur dan buah segar.
ADVERTISEMENT
Namun, gunung berapi sejatinya merupakan destinasi wisata yang berbahaya. Apalagi kalau gunung tersebut masih berstatus aktif.
Belakangan ini, banyak gunung berapi yang tersebar di seluruh dunia mengalami erupsi. Setelah letusan yang terjadi di Selandia Baru, baru-baru ini terjadi pula erupsi di Gunung Anak Krakatau, Lampung, dan Gunung Taal di Filipina.
Gunung Api Taal memuntahkan abu saat terus meletus di Kota Tagaytay, Filipina. Foto: REUTERS / Eloisa Lopez
Padahal gunung-gunung itu dulunya dikenal sebagai tempat wisata yang memikat banyak wisatawan lokal maupun mancanegara. Meski diketahui berbahaya, gunung berapi menjadi salah satu destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan khususnya untuk para pendaki. Kenapa, ya?
Dilansir USA Today, Profesor Geologi di University of Buffalo, Amerika Serikat, Tracy Gregg, mengatakan bahwa para wisatawan tersebut terpikat menyaksikan kawah gunung berapi yang berasap. Selain itu, Gregg juga mengatakan bahwa pemandangan dan menghirup aroma belerang panas menjadi daya pikat tersendiri bagi wisatawan.
ADVERTISEMENT
"Gunung berapi adalah salah satu fitur alam yang paling dinamis dan menarik di bumi. Selain itu, jika kita dapat menyaksikan letusan dan fenomena yang belum dilihat sebelumnya, hal itu tentu menjadi pengalaman paling menakjubkan dalam hidup seseorang," kata Tracy Gregg, seperti yang dikutip dari USA Today.
Memilih gunung dan jalur pendakian yang aman menjadi langkah awal sebelum mendaki gunung Foto: Dok. Pixabay
Hal serupa juga diungkapkan oleh Habib Albi Ferdinan, seorang pendaki asal Bandung, yang mengaku tetap bersemangat mendaki gunung berapi. Soal keaktifan gunung berapi, Albi menganggap itu sebagai risiko yang harus dihadapi setiap pendaki.
"Naik gunung itu bukan urusan gunung berapi atau bukan. Tapi hobi. Kalau pun yang didaki gunung berapi, enggak apa-apa. Karena erupsi itu biasanya ada peringatan terlebih dahulu. Ada tanda-tandanya dulu. Kalau seandainya tiba-tiba meletus, ya, itu risiko," kata Albi saat dihubungi kumparan, Rabu (15/1).
Pendaki gunung Foto: Shutter Stock
Lebih lanjut, Gregg mengatakan bahwa setiap wilayah pegunungan pasti berpotensi bahaya. Meski, gunung berapi tersebut tidak meletus sekali pun. Hal itu lantaran, bahan material yang berada di sekitar gunung seperti batu lava yang tajam, uap panas, di tepi tebing, juga berpotensi menimbulkan bahaya untuk wisatawan yang melakukan pendakian.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, penting untuk para wisatawan untuk memperkirakan masa letusan gunung berapi yang ingin dikunjungi. Sebelum mengunjungi tempat wisata tersebut, kamu bisa memastikan kondisi gunung dalam status aman untuk dikunjungi dengan mempelajari sejarah dan status letusannya melalui badan geologi.