Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Mungkin untuk traveler yang sering menggunakan pesawat terbang dalam perjalanan liburannya selalu bertanya-bertanya, mengapa pesawat tidak terbang lurus seperti rute yang ada di dalam peta?.
ADVERTISEMENT
Bila dilihat dari radar, pesawat mengambil rute melengkung dan hampir tidak mengambil rute garis lurus. Namun, banyak orang menganggap bahwa pesawat yang mereka tumpangi terbang lurus dari satu titik ke titik lainnya.
Contohnya, untuk penerbangan dari Indonesia menuju New York, kita akan lebih dulu mampir ke Singapura, Jepang, atau Korea, kemudian jalurnya memutar melewati bagian utara bumi. Padahal yang kita lihat di dalam peta, keduanya hanya berseberangan.
Ada beberapa alasan kenapa hal tersebut terjadi. Salah satu faktor yang membuat pesawat tidak terbang dalam garis lurus adalah gravitasi.
Dilansir Forbes, bumi kita pada dasarnya memang tidak datar seperti yang terlihat di peta. Oleh karenanya, rute terdekat bukanlah garis lurus, tetapi mengikuti lekuk bumi. Di samping itu, alasan lainnya juga lekat dengan fisika dan matematika sederhana.
ADVERTISEMENT
Kita bisa membayangkan jalur penerbangan yang sebenarnya menggunakan benang pada bola dunia. Pesawat juga bergantung pada bentuk bumi bulat yang seperti bola dan bukan datar seperti pada peta. Hal itu memaksa bagian tengah bumi sedikit menonjol keluar.
Melengkung ke arah kutub akan membuat rute penerbangan lebih dekat daripada terbang dalam garis lurus. Lengkungan bumi dan lebarnya khatulistiwa juga menunjukkan bahwa melengkung ke arah kutub adalah jarak yang lebih pendek daripada terbang dalam garis lurus.
Jadi, rute penerbangan terdekat dari Vancouver, Kanada menuju Paris (49 derajat utara) adalah melalui Greenland (68 derajat utara). Alasan lain yang membuat pesawat tidak terbang lurus adalah cuaca.
Dikutip Simple Flying, jarak terdekat bukan berarti selalu merupakan yang tercepat. Angin yang berhembus terlalu kencang juga dapat memperpanjang waktu tempuh.
ADVERTISEMENT
Angin paling ekstrem adalah di wilayah Atlantik. Oleh karena itu, sering kali pilot memilih untuk terbang 100 km lebih utara atau lebih Selatan dari Atlantik. Selain angin, awan cumulonimbus yang biasanya memicu badai juga harus dihindari.
Menghindari kawasan udara yang menjadi daerah teritori militer dan zona konflik juga menjadi alasan mengapa pesawat tidak terbang lurus. Hal itu membuat pesawat tidak melintasi wilayah tersebut untuk menghindari teritorial rawan.
Air navigation charge atau tarif yang harus dibayar maskapai untuk terbang melalui kawasan udara di suatu negara juga menjadi salah satu alasan mengapa pesawat tidak terbang lurus. Sebab, bila terbang lurus, pesawat mau tak mau harus melewati beberapa ruang udara suatu negara yang mungkin saja tarifnya lebih mahal dibanding negara lainnya.
ADVERTISEMENT