Mengenal Batu Rai, Mata Uang Terbesar di Dunia dari Mikronesia

8 Januari 2019 17:41 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batu Rai, Mata Uang Penduduk Pulau Yap, Mikronesia (Foto: Flickr / Scot Nelson)
zoom-in-whitePerbesar
Batu Rai, Mata Uang Penduduk Pulau Yap, Mikronesia (Foto: Flickr / Scot Nelson)
ADVERTISEMENT
Jika kamu berkunjung ke Negara Federasi Mikronesia (FSM), tepatnya di Pulau Yap, pandanganmu tak akan asing lagi dengan bongkahan batu berukuran besar. Namun jangan salah, batu besar ini bukan sembarang batu.
ADVERTISEMENT
Ya, batu yang biasa disebut dengan Batu Rai ini digunakan sebagai alat transaksi untuk jual beli. Ciri batu yang berasal dari campuran antara batu aragonit dan kalsit ini memiliki lubang pada bagian tengahnya.
Hamparan Batu Rai di Pulau Yap (Foto: Flickr / Raphael Bick)
zoom-in-whitePerbesar
Hamparan Batu Rai di Pulau Yap (Foto: Flickr / Raphael Bick)
Sementara untuk tingginya mulai dari 7 sentimeter hingga yang terbesar 12 meter, dengan berat hingga 7 ton. Tak heran menurut The Vintage News, Batu Rai menjadi mata uang terbesar di dunia.
Perlu diketahui, sebenarnya Batu Rai bukan asli dari Pulau Yap. Melainkan digali dari tambang di Palau Palau, 400 kilometer dari Yap. Karena dibawa dari tempat yang jauh, penduduk setempat pun sangat menghargai mata uangnya.
Batu Rai Memiliki Ciri Lubang Pada Bagian Tengahnya (Foto: Flickr / Mike)
zoom-in-whitePerbesar
Batu Rai Memiliki Ciri Lubang Pada Bagian Tengahnya (Foto: Flickr / Mike)
Untuk menentukan nominal yang terkandung di batu bisa dilihat dari dua faktor. Makin besar nilainya maka makin besar ukuran dan cerita di balik pengangkutan batu.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, jika batu tersebut berhasil diambil setelah mengorbankan banyak nyawa maka nilainya bisa meroket. Tak tanggung-tanggung, harganya bisa dibelikan tanah hingga membayar mahar pernikahan.
Batu Rai Berukuran Besar (Foto: Flickr / Mark)
zoom-in-whitePerbesar
Batu Rai Berukuran Besar (Foto: Flickr / Mark)
Dilansir dari The Vintage News, Penduduk Pulau Yap menggunakan Batu Rai sebagai mata uangnya selama berabad-abad, namun berhenti pada awal abad 20. Hal ini lantaran adanya konflik antara Spanyol dan Jerman yang berimbas hingga ke daerah Yap dan sekitarnya. Sementara ketika pasukan Kekaisaran Jepang mengambil alih Yap selama Perang Dunia II, banyak Batu Rai yang digunakan untuk material konstruksi atau jangkar kapal.
Walau sekarang penduduk Yap lebih memilih menggunakan mata uang modern untuk transaksi ekonomi sehari-hari, penggunaan Batu Rai sendiri masih digunakan untuk transaksi sosial yang penting dan bersifat tradisional. Sebut saja pernikahan, warisan, atau sebagai tanda aliansi antara dua keluarga.
ADVERTISEMENT