Mengenal Ramalan Khas Jepang, Omikuji yang Jadi Favorit Wisatawan

8 Agustus 2018 9:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Omikuji di Dalam Laci (Foto: Flickr / DavideGorla)
zoom-in-whitePerbesar
Omikuji di Dalam Laci (Foto: Flickr / DavideGorla)
ADVERTISEMENT
Apa kamu salah satu orang yang percaya dengan ramalan? Walau tidak melulu terbukti kebenarannya, prediksi itu kerap kali membuat banyak orang penasaran. Salah satu ramalan yang kerap mencuri perhatian wisatawan dan warga lokal adalah omikuji.
ADVERTISEMENT
Omikuji merupakan ramalan khas Jepang. Yang bisa ditemukan di kuil Shinto atau Buddha, seperti di kuil Senso-ji, Asakusa.
Sebelum membaca prediksi ini, kamu harus merogoh kocek sekitar 100 hingga 200 yen, dan membayarkannya kepada penjaga.
Selanjutnya, kamu harus mengguncangkan sebuah wadah berbentuk segi enam. Biasanya sembari mengocok, wisatawan juga berdoa agar mendapat ramalan baik.
Wisatawan Sedang Mengocok Kotak Omikuji (Foto: Flickr / Yukino Kondo)
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan Sedang Mengocok Kotak Omikuji (Foto: Flickr / Yukino Kondo)
Kemudian keluarkan satu buah sumpit panjang dari wadah itu. Di bagian atas sumpit tertera huruf kanji sebagai 'pintu' hasil ramalanmu.
Lanjutkan dengan mencocokan huruf kanji tersebut pada deretan laci yang juga terdapat huruf kanjinya. Pastikan keduanya memiliki huruf yang serupa.
Setelah itu, ambil satu lembar kertas di dalamnya. Laci inilah yang menyimpan 7 jenis ramalan. Mulai dari yang paling baik atau daikichi, hingga terburuk yaitu daikyō.
ADVERTISEMENT
Pada satu lembar omikuji, terdapat ramalan kesehatan, karir hingga hubungan asmara. Umumnya, omikuji ditulis dengan Bahasa Jepang dan Bahasa Inggris.
Wisatawan Mendapatkan Omikuji (Foto: Flickr / Chris & Kylie)
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan Mendapatkan Omikuji (Foto: Flickr / Chris & Kylie)
Siapapun yang mendapat ramalan buruk biasanya akan mengikat kertas itu pada musubidokoro, yaitu susunan besi tempat pengikat ramalan buruk.
Berbeda dengan sekarang, dahulu ramalan buruk tersebut digantung atau ikat di pohon pine. Namun, karena tidak semua kuil memiliki pohon tersebut, untuk mengakalinya maka dibuat musubidokoro.
Tertarik mencoba ramalan khas Jepang ini?