Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
ADVERTISEMENT
Kamis, 30 Mei 2019 lalu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunggah sebuah foto unik dalam akun Instagram pribadinya. Dalam unggahan tersebut terlihat Ridwan Kamil menggunakan topi fedora berwarna nude sedang memegang tongkat kayu dan berfoto bersama Suku Maasai di Kenya.
ADVERTISEMENT
Uniknya, gubernur yang dulu pernah menjabat sebagai Wali Kota Bandung itu dalam unggahannya mengatakan bahwa Suku Maasai punya kebiasaan yang sama dengan santri Indonesia. Karena sama-sama senang mengenakan sarung. Sarung yang digunakan juga memiliki beragam warna, sama seperti yang orang Indonesia miliki.
Dalam unggahannya, Ridwan Kamil menampilkan empat foto. Salah satu di antaranya memperlihatkan Ridwan Kamil sedang ikut melompat mengikuti cara Suku Maasai menari. "Tariannya unik dan simpel, cuman lompat-lompat ala Pocong," tulisnya dalam kolom keterangan.
Foto unik bersama dengan Suku Maasai yang diunggah Ridwan Kamil itu bukan hadir tanpa alasan. Gubernur yang terkenal karena sikapnya yang gaul, santai, dan kocak itu rupanya memang terbang ke Kenya untuk urusan pekerjaan. Yaitu sebagai pembicara dalam 1st United Nations (UN)-Habitat Assembly di Nairobi, Kenya pada Senin (27/5).
ADVERTISEMENT
Spesial untuk foto bersama Suku Maasai, Ridwan Kamil ikut mengenakan sarung berwarna jingga serta aksesoris kalung berwarna keemasan. Begitu pula dengan Suku Maasai yang berada di sampingnya.
Mereka juga mengenakan kalung berlapis dan menutupi tubuhnya dengan kain mirip sarung. Baik pada bagian bawah maupun disampirkan di bagian atas seperti selendang. Varian warnanya juga beragam, seperti merah dengan corak persegi berwarna hitam, pink, ungu, kuning, biru muda.
Salah seorang di antaranya bahkan menghias bagian bawahnya dengan menggunakan tali pinggang berwarna hitam bergaris merah, kuning, hijau khas musik reggae. Unik sekali, kan?
Tapi siapa, sih, sebenarnya Suku Maasai? Dilansir dari berbagai sumber, Suku Maasai merupakan salah satu suku asli Afrika. Hidup secara semi-nomaden dengan berburu dan mengumpulkan makanan, Suku Maasai dikenal luas sebagai salah satu suku yang sangat menjaga adat istiadat serta budaya mereka.
ADVERTISEMENT
Di tengah perkembangan zaman, teknologi, dan digital yang pesat, Suku Maasai bahkan masih tidak terpengaruh atau merubah cara hidup mereka. Menurut laman Maasai Association, sebuah lembaga yang dikelola untuk mempromosikan budaya serta menggalang dana bagi Suku Maasai, suku ini adalah suku asli yang berasal dari Tanzania.
Biasanya mereka tinggal di sekitar Kenya Selatan dan Tanzania utara di sepanjang Great Rift Valley. Menurut data yang diperoleh Maasai Association, terdapat 1 juta orang dari Suku Maasai yang tinggal di Kenya dan Tanzania. Walau begitu, jumlah angka tersebut dianggap meragukan.
Karena sering kali penduduk Maasai melakukan aktivitas yang dianggap bisa 'mengacaukan' sensus. Sebab ada beberapa dari mereka yang ingin dihitung hingga beberapa kali sedangkan yang lainnya, tidak ingin dihitung oleh pemerintah setempat.
ADVERTISEMENT
Suku Maasai dikenal dengan tradisinya yang unik yaitu berburu singa sebagai salah satu syarat untuk dapat menjadi seorang prajurit. Berburu singa biasanya dilakukan oleh anak laki-laki dengan menggunakan tombak bersama dengan kelompoknya.
Mereka yang berhasil melumpuhkan singa akan dianggap dewasa dan memiliki derajat yang lebih tinggi. Namun, tak sembarang singa boleh Suku Maasai buru. Singa betina dan dan yang terluka adalah singa yang masuk kategori pengecualian dalam tradisi ini.
Tradisi ini sah dilakukan Suku Maasai sejak zaman dahulu. Tanpa melakukan tradisi berburu singa, seorang anak laki-laki tidak akan pernah dianggap cukup dewasa. Dan hasilnya, mereka juga tidak akan bisa menjadi seorang prajurit. Yang bukan hanya melindungi diri dan keluarga, tetapi juga tanah tempat tinggal mereka, ternak, dan sukunya.
ADVERTISEMENT
Suku asli Afrika ini juga terkenal karena sangat tangguh, apalagi dengan tinggi badan rata-rata 1,8 meter. Walau tubuh mereka terlihat kurus, prajurit Suku Maasai punya kekuatan yang sulit ditandingi. Nah, salah satunya dibuktikan dengan aktivitas berburu singanya.
Ketangguhan ini bukan hanya dialamatkan pada para prianya saja, tetapi juga para wanita. Sebab selain berburu singa, baik pria maupun wanita Suku Maasai mesti melakukan 'sunat' sebagai salah satu syarat agar dianggap sebagai orang yang telah dewasa.
Prosesi pemotongan itupun dilakukan tanpa menggunakan obat bius atau tenaga ahli. Serta dilakukan dengan menggunakan benda tajam yang ditemukan di sekitar mereka. Meski praktik ini sudah ditentang organisasi dunia, nyatanya masih sangat sulit melepaskan tradisi yang satu ini dari Suku Maasai.
Mereka juga memiliki aksesoris unik berbentuk perisai dengan bulatan pada bagian tengahnya yang diberi nama Enkuraru. Enkuraru biasanya dikenakan oleh pria sedangkan para wanita akan menghias kepala mereka dengan tanah liat yang telah dicampur dengan air dan ramuan lainnya.
ADVERTISEMENT
Suku yang menggunakan bahasa Maa dalam berkomunikasi itu juga memiliki keunikan dalam cara berpakaian. Mereka umumnya menggunakan pakaian berwarna cerah dan ngejreng, misalnya merah, kuning, hijau terang, biru muda, atau pink.
Lalu mereka melengkapinya dengan beragam aksesoris seperti kalung, gelang atau anting berukuran besar dan berwarna keemasan yang digunakan secara bertumpuk. Tak lupa pula para prianya membawa perisai atau tombak untuk melindungi diri mereka.
Suku Maasai bahkan pernah tampil sebagai salah satu suku yang berada di bawah naungan negeri fiksi garapan Marvel, Wakanda dalam film superhero "Black Panther". Menarik sekali, ya. Kalau ada kesempatan, kamu mau tidak bertemu dengan suku unik asal Afrika yang ada dalam akun Instagram Ridwan Kamil ini?
ADVERTISEMENT