Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Saat liburan, penginapan jadi salah satu faktor yang perlu kamu pertimbangkan matang-matang. Selain agar nyaman beristirahat, penginapan yang tepat juga bisa membuat liburanmu makin berkesan.
ADVERTISEMENT
Jika kamu liburan ke Lombok, salah satu pilihan penginapan terjangkau yang wajib dicoba adalah Bebelove Homestay. Penginapan ini mempunyai akses yang mudah dan strategis.
Dari Bandara Internasional Lombok , Bebelove Homestay berjarak kurang lebih 1 jam berkendara dengan mobil. Homestay ini terletak di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah dan merupakan sentranya homestay di Lombok.
Begitu masuk ke jalan desa, kamu akan dengan mudah menemukan berbagai pilihan homestay. Nah, dari sekian banyak pilihan yang ada di sana, kumparan akhirnya memilih Bebelove, karena homestay ini punya view langsung ke pantai. Seru, kan?
Bangunan homestay ini memang berada lebih tinggi dari bangunan lainnya. Sehingga tak hanya pantai, kamu bisa melihat pemandangan sekitar langsung dari balkon kamar.
ADVERTISEMENT
Cukup dengan Rp 350 ribu per malam, kamu bisa menginap dalam kamar yang cukup luas. Ada kasur berukuran double, kamar mandi dengan shower, kipas angin, dan sebuah TV.
Nah, sama seperti kebanyakan homestay, jangan lupa membawa peralatan mandi sendiri, ya. Sebab, fasilitas tersebut tak tersedia di sini. Namun, kamu tetap bisa mendapatkan teh atau kopi hangat setiap pagi, lho.
Selain itu, jika kamu membutuhkan transportasi, seperti motor untuk keperluan jalan-jalan, jangan sungkan untuk bertanya ke pemilik homestay. Mereka juga menyediakan fasilitas sewa motor sampai peralatan untuk surfing. Lengkap banget!
Mamik, begitu orang sekitar memanggilnya, merupakan pemilik sekaligus pengelola homestay Bebelove. Menurut Mamik, homestay di Mandalika sudah mulai ada sejak 2015.
ADVERTISEMENT
Melihat banyaknya wisatawan mancanegara yang datang ke Kuta Mandalika, masyarakat pun mulai menyadari adanya pangsa pasar untuk homestay. Akhirnya, mereka menyiapkan satu-dua ruangan di dalam rumah untuk menjadi kamar homestay dan mulai memasarkannya ke wisatawan.
Saat itu, para pemilik homestay memasarkan layanan mereka dengan cara langsung jemput bola mencari tamu.
“Sebelum 2015, kita pengelola pergi ke sentral cari tamu. Tawarkan ke tamu kalau mau (nginep di homestay) lihat dulu silahkan. Kita bawa. Mereka cek, mau apa enggak. Kalau enggak, ya, kita antar lagi ke tempat kita jemput tadi,” ujar Mamik.
Lambat laun, pamor homestay mulai naik. Para pengelola homestay pun kemudian merambah ke online travel agent untuk memasarkan homestay mereka. Gayung bersambut, wisatawan yang berlibur ke Kuta Mandalika mulai mencari homestay sebagai pilihan akomodasi.
ADVERTISEMENT
Selain harganya terjangkau dan fasilitas yang cukup lengkap, lokasi homestay juga sangat strategis. Selain mudah di jangkau dari bandara, homestay di Desa Kuta ini juga dekat dengan Pantai Mandalika sebagai ikon pariwisata Lombok. Bahkan, hanya berjarak 5 menit berkendara, kamu bisa menjangkau kawasan sirkuit MotoGP yang kini tengah dibangun.
Sayangnya, gempa yang melanda Lombok pada 2018 lalu membuat pariwisata sempat lumpuh. Wisatawan menjadi enggan datang berlibur.
Dampaknya, homestay jadi sepi dan tingkat hunian turun drastis. Alhasil, pascagempa Lombok, para pengelola homestay pun mencoba bangkit kembali dan bahkan semakin berbenah.
Ada beberapa dari pengelola homestay di Desa Kuta yang kemudian mendapatkan bantuan dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).
ADVERTISEMENT
“Ada 10 homestay yang dapat bantuan,” ujar Mamik.
Bantuan tersebut disalurkan untuk merenovasi kamar-kamar homestay. Kini, tampilan homestay pun makin terlihat cantik, homey dan tampilannya profesional.
Mamik pun bersyukur kini pariwisata Lombok mulai bangkit kembali dan para pengelola homestay kembali punya penghasilan. Ia juga bersyukur homestay bisa menjadi mata pencaharian dan menumbuhkan perekonomian masyarakat setempat.
“Mata pencaharian kita ada di tamu. Alhamdulillah di sini kami team work, kerja sama saling mengisi. Homestay ini berdampak pada masyarakat. Saya lihat prospeknya luar biasa. Alhamdulillah setelah ada homestay, uang Rp 100 ribu bukan nominal yang terlalu susah di sini,” ujarnya.
Nah, buat kamu yang ingin berlibur ke Mandalika, sekaligus merasakan kearifan lokal, dan membantu perekonomian warga setempat, mungkin menginap di homestay Desa Kuta ini bisa jadi pilihan. Yuk, liburan ke Mandalika!
ADVERTISEMENT