Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Tiap tahunnya, Patung Buddha Leshan tak pernah sepi dari pengunjung. Destinasi wisata yang berada di Gunung Leshan, Provinsi Sichuan, China, ini kerap dipadati turis lokal maupun asing.
ADVERTISEMENT
Sederet daya tarik menjadi nilai jual untuk patung Buddha terbesar dan tertinggi di dunia. Misalnya saja ukurannya yang besar hingga menyimpan cerita sejarah yang panjang.
Ya, Patung Buddha Leshan menjulang setinggi 71 meter dengan lebar bahu hingga 24 meter. Bagian kepalanya saja memiliki panjang 14,7 meter, lebar 10 meter dengan total 1.021 helai rambut.
Kemudian telinga patung memiliki ukuran 7 meter, hidung sepanjang 5,6 meter, serta alis 5,6 meter. Sementara lebar mulut dan mata 3,3 meter, untuk jari sepanjang 8,3 meter. Sangat besar bukan?
Penampakkan Patung Buddha Leshan menggambarkan seorang Bodhisattva Maitreya yang duduk dengan tangan bertumpu pada lutut. Di balik tubuhnya yang besar, tersimpan cerita menarik dalam pembuatannya.
Dahulu, ada seorang biarawan bernama Haitong yang resah, karena ada pertemuan tiga sungai (Sungai Min, Sungai Qingyi dan Sungai Dudu) dengan arus besar. Alhasil, dengan gelombang besar banyak kapal-kapal pengiriman terganggu hingga warga terluka.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari hal ini, Haitong pun membangun patung Buddha, dengan harapan air sungai akan lebih tenang. Maka dari itu, dimulailah proyek pembangunan pada masa Dinasti Tang tahun 713 Masehi.
Namun, Haitong meninggal pada saat pembangunan pundak patung, kemudian proyek pun mandek karena dana tidak mencukupi. Bertahun-tahun kemudian, seorang sponsor Jiedushi Sichuan dan para murid Haitong mulai melanjutkan pembangunan kembali.
Akhirnya, setelah berhasil melewati rintangan, pada masa Dinasti Tang tahun 803, Patung Buddha Leshan akhirnya selesai. Butuh waktu 90 tahun untuk membangun patung dengan sejarah lebih dari 1.300 tahun ini.
Selain menjadi destinasi wisata, Patung Buddha Leshan juga terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1996. Sayangnya, akibat cuaca dan polusi, patung yang menghadap ke sungai ini ditumbuhi lumut, kotor, dan menghitam di bagian hidung. Untuk mengatasinya, pemerintah pun kerap menutupnya demi perawatan.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari itu, Patung Buddha Leshan selalu dipadati pengunjung, terutama pada musim libur antara bulan Juli hingga Oktober. Untuk menikmati kemegahan patung terdapat dua cara.
Pertama bergabung dalam tur perahu selama 30 menit. Tur ini mengajak turis melihat patung dari bagian depan dan berhenti selama beberapa menit di depan patung untuk menikmati keindahannya dan berfoto.
Kemudian cara kedua yakni menyusuri patung dengan melewati tangga persis di sebelah patung. Meski dapat melihat lebih dekat dengan patung, pengunjung harus mengantre dan melewati banyak tangga yang sempit dan curam.