Menilik Sulah Nyanda, Rumah Adat Jawa Barat Milik Suku Baduy yang Unik

15 Februari 2021 11:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang wanita Baduy membuat kapas menjadi benang di Kampung Baduy Luar, Lebak, Banten. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wanita Baduy membuat kapas menjadi benang di Kampung Baduy Luar, Lebak, Banten. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Rumah adat merupakan bangunan yang menjadi ciri setiap suku di Indonesia. Di Jawa Barat misalnya, kamu bisa menemukan rumah adat Suku Baduy yang khas.
ADVERTISEMENT
Bernama Sulah Nyanda, meski sederhana rumah adat yang terbuat dari kayu dan bambu ini punya keunikan tersendiri. Selain bangunannya yang unik, pembangunan rumah adat Suku Baduy juga tak sembarangan, lho.
Suku Baduy Dalam Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan
Mengutip laman resmi Dinas Provinsi Banten, pembuatan rumah adat Sulah Nyanda dilakukan dengan cara gotong royong menggunakan bahan baku yang berasal dari alam.
Bahan seperti kayu digunakan untuk membangun pondasi, sedangkan pada bagian dasar pondasi menggunakan batu kali atau umpak sebagai landasannya.
Masyarakat suku Baduy yang tak memakai alas kaki di dalam perjalanan. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Selain itu, keunikan pembangunan rumah ini adalah bangunannya yang dibangun dengan mengikuti kontur tanah.
Hal itu berkaitan dengan aturan adat yang mengharuskan setiap masyarakat yang ingin membangun rumah, tidak merusak alam sekitar demi membangun suatu bangunan.
ADVERTISEMENT
Karenanya, tiang-tiang rumah adat Suku Baduy tidak memiliki ketinggian yang sama. Sedangkan anyaman bambu digunakan dalam pembuatan bilik dan lantai rumah.
Untuk atap, rumah adat Suku baduy menggunakan ijuk yang terbuat dari daun kelapa yang telah dikeringkan.

Bagian-bagian di Rumah Adat Suku Baduy

Rumah adat Sulah Nyanda dibagi dalam tiga ruangan, yaitu bagian sosoro (depan), tepas (tengah), dan ipah (belakang). Masing-masing ruangan berfungsi sesuai dengan rencana pembuatan.
Pada bagian depan rumah atau yang biasa disebut 'sosoro' berfungsi sebagai ruangan untuk menerima tamu. Hal ini dikarenakan tamu tidak diperkenankan masuk ke dalam rumah.
Warga Baduy duduk di rumahnya di Kampung Baduy Luar, Lebak, Banten. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Fungsi lainnya adalah sebagai tempat bersantai dan menenun bagi kaum perempuan. Bagian depan ini berbentuk melebar ke samping dengan lubang di bagian lantainya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di bagian tengah atau biasa disebut 'tepas' biasanya digunakan untuk aktivitas tidur dan pertemuan keluarga.
Suasana rumah-rumah warga di Kampung Baduy Luar, Lebak, Banten. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Sedangkan, pada bagian belakang rumah atau biasa disebut 'imah' digunakan sebagai tempat untuk memasak, serta menyimpan hasil ladang dan beras. Tiap ruangan dilengkapi dengan lubang pada bagian lantainya yang berfungsi sebagai sirkulasi udara.
Lumbung padi untuk menyimpan hasil panen warga Baduy. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Selain itu, Suku Baduy juga punya bangunan bernama 'leuit' atau lumbung padi. Bagian ini sengaja dibuat agar tidak menyatu dengan rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk sebagai lumbung padi dan menyimpan berbagai hasil panen.
Menariknya lagi, rumah adat Suku Baduy juga tidak dilengkapi dengan jendela. Tujuan tidak dibangunnya jendela agar para penghuni rumah yang ingin melihat keluar diharuskan pergi untuk melihat sisi bagian luar rumah.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, rumah Suku Baduy sangatlah nyaman dan teduh, karena lokasinya yang berada sangat dekat dengan alam dan pegunungan.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)