Menjelajahi Deer Cave di Sarawak, Malaysia, Rumah Bagi Ribuan Kelelawar

11 Juli 2024 17:24 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan di Deer Cave, Sarawak, Malaysia.
 Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan di Deer Cave, Sarawak, Malaysia. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Jika ingin liburan ke tempat yang anti-mainstream, cobalah mengunjungi daerah Mulu, di negara bagian Sarawak, Malaysia. Di sini kamu bisa mengunjungi Taman Negara Gunung Mulu National Park, yang ikonik.
ADVERTISEMENT
Mulu National Park menyajikan berbagai lokasi wisata gua. Deer Cave atau Gua Rusa jadi salah satu gua yang wajib masuk daftar, saat kamu menyambangi Mulu.
Menurut catatan sejarah, Gua Rusa pertama dijelajahi pada 1961 oleh G. E. Wilford dari Badan Survei Geologi Malaysia. Wilford jugalah ahli Geologi yang memprediksi soal akan banyak ditemukannya gua di daerah Mulu di masa mendatang.
Awalnya, gua ini dikenal dengan nama Gua Payau oleh suku asli setempat, Penan dan Berawan. Seiring waktu, nama gua berubah menjadi Gua Rusa, karena dulu tempat ini sering didatangi kawanan rusa yang hendak menjilati bebatuan yang dipercaya memiliki banyak kandungan garam.

Sejarah Pembentukan Der Cave

Pemandangan di Deer Cave, Sarawak, Malaysia. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Pembentukan Gua Rusa ini sangat erat kaitannya dengan sejarah geologi Pulau Kalimantan. Sekitar 20-40 juta tahun sebelum Masehi, lapisan batuan sedimen setebal kira-kira 1.500 meter (4.900 kaki) yang dikenal sebagai batu kapur, terbentuk di laguna gua.
ADVERTISEMENT
Pergerakan lempeng tektonik Asia dan Australia menyebabkan kerak bumi melengkung dan meninggikan daratan. Kondisi itulah yang melahirkan Pulau Kalimantan dan Pegunungan Mulu, sekitar 5 juta tahun yang lalu. Sejak saat itulah perlahan namun pasti, lanskap di sekitar Mulu mulai terbentuk dengan adanya erosi, maupun curah hujan dan angin yang konstan.
Permukaan gunung ini sebagian besar terdiri dari batu kapur, yang larut ketika bersentuhan dengan air tawar, dan secara perlahan dipahat menjadi karst.
Adanya air hujan yang menetes ke bebatuan itulah yang secara perlahan membentuk formasi bebatuan Gua Rusa seperti sekarang ini. Proses alami yang masih terus berlangsung ini juga yang menyebabkan gua ini bentuknya semakin melebar.

Jalan Menuju Deer Cave

Pemandangan di Deer Cave, Sarawak, Malaysia. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Akses menuju gua yang ada di kawasan Mulu dibuka untuk umum sejak tahun 1984. Tercatat, sekitar 25 ribu wisatawan dari berbagai negara di seluruh dunia setiap tahunnya berkunjung ke Mulu National Park, untuk menyaksikan langsung keindahan gua yang ada, termasuk Deer Cave.
ADVERTISEMENT
Untuk mengakses Deer Cave, kamu harus masuk dulu ke Taman Nasional Gunung Mulu, melalui Kota Kinabalu atau kota terdekat Miri. Maskapai penerbangan Malaysia Airlines membuka penerbangan berdurasi sekitar 30 menit dari Miri ke Mulu.
Untuk urusan akses, Deer Cave dapat kamu tempuh hanya dengan berjalan kaki. Total sekitar 15 km jauhnya jika kamu ingin mengunjungi beberapa gua, seperti Langs Cave dan Deer Cave.
Pemandangan di Deer Cave, Sarawak, Malaysia. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Sepanjang perjalanan kamu bakal melewati daerah dataran rendah dan hutan hujan tropis berbatu kapur dengan pepohonan yang sangat besar. Jangan khawatir, meski berada di tengah hutan hujan yang masih sangat asri, terdapat jalan setapak yang cukup mumpuni untuk dilalui.
Jalan setapak ini pun dianggap sebagai daya tarik tambahan bagi pengunjung, karena membawa mereka melewati hutan hujan.
ADVERTISEMENT

Jadi Lokasi Tepat Nikmati Eksodus Kawanan Kelelawar

Pemandangan di Deer Cave, Sarawak, Malaysia. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Tak hanya menikmati formasi batuan yang terukir secara indah dan alami di dalam gua, namun kamu juga dapat menyaksikan keindahan lainnya. Keindahan itu tersaji saat kawanan kelelawar perlahan mulai keluar dari gua.
Bukan cuma satu, tapi ratusan kelelawar bakal terbang secara bersamaan keluar dari gua. Fenomena ini sebenarnya tak bisa ditebak kapan munculnya. Namun, umumnya para kelelawar itu bakal keluar dari gua menjelang sore hari, mulai dari pukul 15.00 waktu setempat hingga jelang terbenamnya matahari.
Momen eksodus para kawanan kelelawar ini pun makin terlihat dramatis, mengingat di jam itu pula kabut kerap turun.