Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kota Bandung menawarkan berbagai pilihan wisata bagi masyarakat. Mulai dari wisata belanja di Jalan Braga, hingga aneka wisata keluarga, seperti Orchid Forest di Cikole, dan Dago Dream Park.
Selain ketiga tempat itu, Kota Bandung juga masih menyimpan tempat wisata edukatif yang lain, termasuk wisata bersejarah seperti museum. Sebagai tempat menyimpan bukti sejarah, museum juga bisa dijadikan sebagai tempat wisata edukasi. Berbagai data sejarah yang ada di museum berguna bagi masyarakat, khususnya pelajar untuk lebih memahami sejarah dengan cara yang menyenangkan.
Salah satu museum yang menjadi ikon kota ini adalah Museum Gedung Sate . Museum yang berada di gedung yang sama dengan kantor dinas Gubernur Jawa Barat ini dibangun pada masa kolonial oleh arsitek Belanda, Johan Gerber.
ADVERTISEMENT
Diresmikan pada 8 Desember 2017 dan mengusung 'Smart Museum', Museum Gedung Sate ini menjadi museum interaktif pertama di Indonesia. Konsep tersebut memberikan panduan informasi mengenai bangunan bersejarah menggunakan teknologi digital.
Saat memasuki area museum, pemandangan pertama yang akan dilihat adalah instalasi modern perkembangan Kota Bandung dari masa ke masa. Dalam satu spot di sudut ruangan, terdapat sebuah maket yang dilengkapi visual digital yang menggambarkan perkembangan kota Bandung setiap tahunnya.
Selain lewat penjelasan secara lisan, pengunjung juga bisa mendapat penjelasan mengenai sejarah Gedung Sate dan material bangunan menggunakan layanan digital berbasis media interaktif, Augmented Reality. Lewat teknologi itu para pengunjung dapat mengetahui setiap ornamen bangunan dengan menyentuh layar berbasis teknologi.
Ada juga rekaman audio visual mengenai suatu peristiwa yang disuguhkan untuk pengunjung. Fasilitas lainnya yang ditawarkan museum ini di antaranya teater proyeksi 4D.
ADVERTISEMENT
Dalam teater 4D tersebut, penonton dapat menyaksikan film berdurasi delapan menit berjudul '7 Pemuda'. Film tersebut menceritakan kisah tujuh pemuda pada zaman kolonial yang melindungi bangunan tersebut dari serangan penjajah.
Sejak dibuka dua tahun lalu, museum ini telah dikunjungi oleh lebih dari 140 ribu orang. Museum Gedung Sate telah memikat banyak masyarakat, khususnya pelajar Kota Bandung untuk mengunjungi Gedung Sate.
Setiap harinya, ada 500 hingga 1.000 orang pelajar yang mengunjungi gedung berserah tersebut. Museum yang disebut-sebut sebagai museum tercanggih di Indonesia ini dibuat dengan tujuan untuk mengubah persepsi masyarakat yang menganggap museum itu kuno.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Edukator Museum Gedung Sate, Winda. Ia juga mengatakan bahwa Museum Gedung Sate juga memiliki desain yang Instagramable, hal itu membuat museum ini menarik wisatawan untuk berkunjung.
ADVERTISEMENT
"Nah, dengan adanya beberapa media interaktif, seperti vr dan augmented reality ini untuk mengubah mindset masyarakat kalau museum itu kuno dan juga memberitahu masyarakat kalau museum itu keren kok," kata Winda, saat ditemui di Museum Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/1).
"Di sini juga kita buat lebih Instagramable, jadi orang-orang tertarik buat datang ke sini. Ini itu museum impulsif pertama di Indonesia," tambahnya.
Selain itu, Winda juga menjelaskan bahwa semua inovasi teknologi digital yang dimiliki Museum Sejarah Gedung Sate merupakan teknologi yang dibuat para mahasiswa Institut Teknologi Bandung.
Untuk masuk ke museum yang berada di Jl. Diponegoro No. 22 ini, pengunjung tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Hanya dengan Rp 5 ribu, pengunjung bisa menikmati berbagai fasilitas yang disediakan.
ADVERTISEMENT
Tertarik berkunjung ke Museum Gedung Sate di Bandung?