news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menyapa Kabut Pagi di Tanah Gayo, Aceh

26 Oktober 2019 8:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dataran tinggi Gayo, Aceh menyimpan ragam pesona keindahan alam yang menakjubkan. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dataran tinggi Gayo, Aceh menyimpan ragam pesona keindahan alam yang menakjubkan. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Dataran tinggi Gayo, Aceh menyimpan ragam pesona keindahan alam yang menakjubkan. Wilayah berselimut kabut itu menjadi salah satu daerah pemantik wisatawan untuk menyapanya.
ADVERTISEMENT
Seperti di Takengon, Aceh Tengah, indahnya danau Laut Tawar dan bukit barisan menjulang tinggi, memanjakan setiap mata pengunjung yang datang ke sana. Kabupaten berjuluk negeri di atas awan itu, mempunyai daya tarik sendiri bagi setiap penikmat wisata di Aceh.
Keindahan kota Takengon yang dapat ditempuh dari Banda Aceh - Aceh Tengah dengan jalur darat selama delapan jam menggunakan mobil, tak hanya dilirik wisatawan lokal namun juga mancanegara.
Bagi masyarakat Aceh sendiri, daerah ini kerap menjadi rujukan untuk memanjakan badan seraya membuang peluh dan ingin menikmati indahnya bumi. Tak jarang, para penikmat wisata mengadakan kegiatan kemping bersama di tepian danau Laut Tawar.
Dataran tinggi Gayo, Aceh menyimpan ragam pesona keindahan alam yang menakjubkan. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Jika berbicara soal Takengon, danau Laut Tawar bukan satu-satunya destinasi wisata yang bisa kamu kunjungi. kumparan telah merangkum beberapa lokasi yang bisa kamu nikmati ketika berkunjung ke sana.
ADVERTISEMENT
Tapi sebelum bergerak ke sana, kumparan menyarankan agar kamu terlebih dahulu menghubungi teman atau kenalan (pemandu wisata) yang menetap di Takengon. Tak perlu khawatir masyarakat Gayo sangat ramah terhadap pendatang.
Masyarakat Takengon memiliki rasa sosial yang tinggi, kamu bahkan bisa berbaur dengan mereka di kampung-kampung tua di seputaran Takengon dan menikmati keseharian masyarakat, seperti ke sawah, ke kebun kopi dan mencari ikan depik di danau Laut Tawar.
Menyapa Kabut Pagi
Dataran tinggi Gayo, Aceh menyimpan ragam pesona keindahan alam yang menakjubkan. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Di Takengon wisatawan dapat menikmati suasana pagi hari diselimuti kabut. Sebelum matahari terbit, wisatawan bisa merasakan bagaimana berada di atas awan dengan udara sejuk sambil menikmati keindahan panorama alam.
Saat matahari terbit, Takengon dan sekitarnya masih berselimutkan awan. Beberapa lokasi yang bisa kamu kunjungi jika ingin merasakan seolah berada di atas awan, ialah jalur Pantan Terong, mulai dari kampung Mongal, Bahgie, Tensaran, Daling hingga puncak. Kemudian daerah Bukit Sama, Singgah Mata dan Bukit Menjangan.
ADVERTISEMENT
Ada juga Burni Mat Pendi dan Origon hingga Bur Rajawali di Kebayakan. Lalu di Kecamatan Laut Tawar juga ada Burn Gayo. Sedangkan di Kecamatan Pegasing di perbukitan Pendere, Uning, Kayu Kul hingga ke Bur Lintang.
Wisatawan yang ingin menikmati keindahan Takengon layaknya di atas awan, maka hanya dapat dikunjungi usai waktu salat Subuh. Mengingat waktu embun pagi rata rata hanya akan bertahan hingga pukul 09.00. WIB.
Danau Laut Tawar
Danau Laut Tawar merupakan destinasi primadona yang menjadi daya tarik pengunjung ke Aceh Tengah. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Danau Laut Tawar merupakan destinasi primadona yang menjadi daya tarik pengunjung ke Aceh Tengah. Kecantikannya membuat tiap pengunjung terhipnotis akan keindahannya.
Danau ini memiliki luas 5,472 hektar, panjang sekitar 17 km, dan dan lebar 3,219 kilometer. Suhu di sana mencapai 14 derajat celcius. Dinginnya membuat badan menggigil. Jaket tebal sangat diperlukan jika berkunjung ke sana.
ADVERTISEMENT
Pemandangan paling menarik di danau Laut Tawar adalah aktivitas para nelayan yang saling berdampingan mencari ikan depik. Laut Tawar merupakan tempat populasi ikan depik.
Saat pagi tiba telah menjadi rutinitas para nelayan di kawasan Laut Tawar, mencari ikan untuk dijual kembali kepada warga. Di laut tawar terdapat dua jenis ikan, saat musim dingin ikan Depik dan musim kemarau ikan kawan.
Sejarah
Hasil penelitian dan penggalian sejarah di gua seputaran Takengon. Ditemukan kerangka manusia dari ribuan tahun yang lalu dan juga sisa kehidupannya. Di sini selain dapat menikmati wisata sejarah, kalian dapat menambahkan wawasan tentang edukasi sejarah tanah Gayo.
Jika ingin melihat sejarah menarik lainnya, kamu juga bisa mengunjungi gua Ujung Karang dan Ceruk Mendale yang berjarak hanya 3 km dari pusat kota. Sedikit keluar dari kota, wisatawan juga bisa menuju ke arah Linge dan Serule melihat sisa-sisa kejayaan dinasti Linge dan Serule pada masa lalu.
ADVERTISEMENT
Legenda
Masyarakat Gayo memiliki banyak legenda dan cerita rakyat seperti legenda Puteri Pukes, mengisahkan tentang sepasang pengantin yang menjadi batu di dalam gua. Konon sejarahnya Puteri Puker tidak mematuhi amanah orang tuanya untuk tidak menoleh ke belakang.
Legenda Batu Belah di Penarun, kisah tentang seorang ibu yang disakiti suaminya kemudian melarikan diri ke batu belah untuk dimakan sang batu serta Legenda Puteri Ijo.
Kuliner
Masyarakat Gayo memiliki kekayaan kuliner yang sangat banyak, di antaranya Masam Jing, Pengat dan Dedah. Bagi kamu wisatawan dapat merasakan kuliner khas Gayo ini di warung-warung atau restoran di seputaran Kota Takengon.
Kebun Kopi
Kopi Gayo merupakan salah satu kopi dengan cita rasa terbaik di dunia. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Destinasi satu ini menjadi andalan dari Kota Takengon, kopi Gayo merupakan salah satu kopi dengan cita rasa terbaik di dunia. Sangat tidak lengkap rasanya jika kamu ke Takengon tidak menyeruput kopi Gayo. Apalagi menikmati kopi di kebunnya langsung.
ADVERTISEMENT
Lokasi ini bisa kamu temukan di Galeri Kopi, di kecamatan Pegasing, Aceh Tengah. Dan juga di Seladang Coffee di kawasan lintasan Takengon-Bireuen, tepatnya di kawasan Jamur Ujung, Bener Meriah, sekitar 25 KM dari pusat Kota Takengon,
Pacuan Kuda Tradisional
Pacuan Kuda Tradisional Gayo masih tetap dilestarikan oleh masyarakat Takengon hingga saat ini. Hiburan rakyat ini digelar dua kali dalam setahun yaitu saat memperingati hari jadi kota Takengon, Aceh Tengah, dan momen perayaan 17 Agustus.
Pada momen ini wisatawan dapat menyaksikan langsung bagaimana semaraknya tradisi pesta rakyat masyarakat Gayo. Melihat joki cilik tanpa pelana saling berpacu menunggangi kudanya. Ribuan orang akan tumpah ruah ke lapangan pacuan kuda di Blang Bebangka, Kecamatan Pegasing.
ADVERTISEMENT
Kesenian Masyarakat Gayo
Takengon tidak hanya sebagai daerah penyumbang kopi, ragam budaya dan kesenian masih terus dipertahankan dengan baik. Banyak jenis kesenian yang hingga saat ini masih dimainkan oleh masyarakat dan anak muda. Salah satu kesenian khas di Aceh Tengah diantaranya adalah Didong.
Didong merupakan salah satu kesenian tradisional yang masih populer di tengah masyarakat Aceh Tengah. Didong merupakan bagian dari tradisi masyarakat Gayo yang masih berkembang hingga saat ini.
Kesenian ini biasanya dimainkan saat acara pesta pernikahan dan event budaya. Didong dimainkan oleh masyarakat dari berbagai usia, mulai dari kaum tua, remaja hingga anak-anak. Syair yang dilantunkan dalam Didong adalah nasihat-nasihat sosial, agama hingga hubungan manusia dengan alam.