Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pesona Pulau Bangka memang tidak ada duanya. Mulai dari keindahan alam, kuliner, hingga budayanya menjadi kekayaan tersendiri yang bisa kamu nikmati di luar julukannya sebagai pulau tambang timah.
ADVERTISEMENT
Karenanya, kali ini, di tahun 2019, pemerintah setempat kembali menggelar event tahunan andalannya, yakni Bangka Culture Wave. Digelar untuk yang kelima kalinya, Bangka Culture Wave kali ini nampaknya agak berbeda.
Sebab event tahun ini dilakukan bertepatan dengan Hari Ceng Beng atau yang dikenal pula sebagai Festival Ching Ming oleh penduduk keturunan Tionghoa. Hari Ceng Beng merupakan hari ziarah tahunan yang biasanya jatuh pada tanggal 5 April.
Pada masa itu, umumnya para penduduk Bangka yang berada di luar pulau akan kembali ke kampung halaman (mudik) untuk berziarah ke makam orang tua atau leluhur, membersihkan, sekaligus bersembahyang. Tak pelak tahun ini, Bangka Culture Wave digelar dengan mengusung tema Home Coming.
Esti Reko Astuti, Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kementerian Pariwisata dalam Konferensi Pers Launching Bangka Culture Wave mengungkapkan bahwa pemilihan tanggal ini menjadi sebuah langkah yang baik. Sehingga, bukan hanya bisa memberikan kesempatan untuk ikut serta bagi penduduk yang pulang, tapi juga menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
ADVERTISEMENT
"Kalau dilihat event ini baru (digelar) empat kali, ya. Tahun ini mundur sebenarnya (waktu penyelenggaraannya) tapi dilakukan bertepatan dengan Ceng Beng. Jadi mengharapkan saudara-saudara kita yang sudah keluar dari Bangka untuk bisa kembali (pulang ke kampung halaman) untuk ziarah kubur sambil mengikuti kegiatan ini, makanya diberi tema 'Home Coming'," tuturnya saat memberi sambutan di Gedung Sapta Pesona, Kemenpar pada hari Senin (25/3).
Ia juga berharap agar hadirnya Bangka Culture Wave bukan hanya dapat memberikan dampak positif bagi Provinsi Bangka Belitung semata, tapi juga pendukungnya seperti airlines dan hotel. Terutama mengingat kondisi okupansi penerbangan dan maskapai yang juga sedang berada di masa low season.
''Mudah-mudahan kegiatan ini bisa sukses dan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan, sehingga airlines juga bisa menyerap lebih banyak penumpang," tambahnya.
Apalagi salah satu rangkaian acara dari Bangka Culture Wave 2019 adalah Sungailiat Triathlon, yaitu sebuah kompetisi multisport yang terdiri dari lari, renang, dan bersepeda secara berturut-turut dalam satu kali pertandingan yang dinanti-nanti oleh para pegiatnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini dinyatakan oleh Farhan, aktor yang juga dikenal sebagai penyiar radio dan presenter. Ia menuturkan bahwa Sungailiat Triathlon setiap tahunnya sangat dinanti.
"Bisa dibilang Sungailiat Traithlon itu kayak Lebarannya penggemar Triathlon, ya. Jadi biasanya memang selalu ramai, selalu dicari. Apalagi karena ada acara halal-bihalalnya, jadi kita bisa mencicipi langsung martabak bangka asli, langsung di Pulau Bangka," katanya dengan mata berbinar saat ditemui kumparan pada acara Konferensi Pers Bangka Culture Wave, Senin (25/3).
Digelar mulai tanggal 2-7 April 2019 mendatang, Bangka Culture Wave bukan hanya menyuguhkan pertandingan olahraga semata. Tapi juga menghadirkan keunikan budaya multietnis masyarakat Bangka yang terdiri dari beragam suku dan budaya, seperti Melayu, Arab, Tionghoa, Belanda, dan Jawa melalui rangkaian acaranya.
ADVERTISEMENT
Acara yang akan diselenggarakan di De’Locomotief, Pantai Wisata Tonaci, Sungailiat, Bangka tersebut akan menampilkan beragam pertunjukan musik dan tari dari berbagai daerah nusantara hingga mancanegara. Selama satu minggu berlangsungnya festival akan diisi dengan tujuh kegiatan utama yakni; Bangka Wave Carnival; Bangka Ethnic Wave Performance Festival; Bangka Ethnic Music Festival; dan Bangka Art Wave.
Selain itu juga digelar berbagai lomba antara lain; Barongsai competition, sport fance competition, lomba kreasi lagu daerah, kreasi tari tradisi, kreasi pasir pantai, lomba lukis untuk anak-anak, pemilihan Putri Lokomotif, video blog, fotografi, mahjong dan catur Cina.
Akan ada pula workshop, bazaar, serta local performance antara lain; nganggung bersama tudong saji; kolaborasi live seni lukis dari macam-macam aliran; kolaborasi tarian dan musik tradisional nusantara; Chinese Kolosal Threatical dan live demo kuliner.
Sajian budaya yang diusung dalam Bangka Culture Wave diharapkan dapat menjadi cerminan bangsa Indonesia. Sebab, menurut Kepala Bappeda Provinsi Bangka Belitung, Fery Insani, penduduk Bangka sudah sangat akrab dengan perbedaan, dan hidup di dalamnya selama bertaun-tahun.
ADVERTISEMENT
"Dari dulu Bangka Belitung ini dikenal sebagai daerah yang sangat harmoni. Kalau Belitung dikenal sebagai Laskar Pelangi, jadi kalo Bangka itu Harmoni di Negeri Pelangi. Karena kami tidak pernah ribut masalah perbedaan," ungkapnya saat memberikan sambutan di waktu yang sama.
Ia juga menambahkan bahwa Bangka Culture Wave menjadi bukti nyata komitmen pemerintah setempat dalam melakukan transformasi, sehingga ke depannya, Bangka tak hanya dikenal sebagai tambang timah, tapi juga karena wisatanya yang indah.
"Kita memang ingin transformasi, suka tidak suka sampai saat ini (Bangka) memang masih mengandalkan tambang. Tapi kami memang sangat sungguh-sungguh ingin bertransformasi ke bidang non-tambang salah satunya adalah pariwisata.
Secara geografis, kami punya letak yang strategis, kita punya pantai indah, kita punya potensi alam yang sangat bagus, daerah kami juga tidak ada gempa, jadi sangat aman," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Gimana, kamu tertarik mengikuti rangkaian acara Bangka Culture Wave yang spektakuler ini?