Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
30 Ramadhan 1446 HMinggu, 30 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Mepasah, Tradisi Pemakaman Unik Warisan Leluhur di Desa Trunyan, Bali
26 Juni 2018 9:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB

ADVERTISEMENT
Pulau Dewata dikenal memiliki penduduk yang mayoritas beragama Hindu. Kepercayaan tersebut identik dengan upacara kematian khasnya yaitu Ngaben, yang melakukan proses pembakaran pada jenazah.
ADVERTISEMENT
Namun, jika berkunjung ke Desa Trunyan, Kintamani, kamu akan menemukan hal berbeda. Orang yang sudah meninggal di desa ini tidak akan dibakar, melainkan ada didiamkan begitu saja.

Uniknya, walau mayat akan dibiarkan di alam terbuka, tidak ada bau busuk yang tercium.
Hal ini dikarenakan jenazah diletakkan di dekat pohon Taru Menyan. Sebuah pohon yang sudah berdiri selama ribuan tahun itu justru akan menyebarkan wangi di sekelilingnya, jadi bau busuk dari jenazah tidak akan tercium

Sebelum meletakkan jenazah, terlebih dahulu dilakukan upacara pembersihan. Kemudian, dilanjutkan dengan memandikan jenazah dengan air hujan. Setelah itu, jenazah baru diletakkan dipermukaan tanah.
ADVERTISEMENT
Jenazah akan diletakkan di lubang sedalam 10-20 cm, yang bertujuan agar jenazah tidak bergeser karena kontur tanah.

Untuk menghindari binatang buas yang bisa merusak mayat, di sekitar makam akan diberikan penghalang dari ulatan bambu bernama ancak saji yang berbentuk segitiga dan dibuat memanjang sesuai dengan ukuran tubuh mayat.
Makam yang berada di antara pohoh Taru Menyan itu hanya boleh diisi 11 jenazah saja. Hal ini sudah ditentukan oleh kepercayaan adat setempat. Bila ada jenazah baru, maka jenazah yang paling lama akan dipindahkan.
Mayat dibiarkan hancur secara alami. Apa bila sudah tinggal tulang, mayat baru akan dipindahkan. Tulang badan, tangan, dan kaki di tumpuk di samping pintu gerbang. Sedangkan untuk kepala akan diletakkan di sebuah fondasi batu dan disusun berjejer dengan yang lain.
ADVERTISEMENT
Di lokasi ini sendiri terdapat tiga jenis pemakaman. Pertama, ada Sema Wayah yang dianggap paling suci. Di sini jenazah akan dimakamkan secara mepasah.

Kemudian, kedua ada Sema Mudi. Bedanya, jenazah di sini akan dikubur. Mayat yang dikubur di Sema Mudi adalah anak-anak dan bayi dengan gigi susu yang belum tanggal.
Terakhir ada Sema Batas. Sama seperti Sema Mudi, jenaza di sini juga akan dikuburkan. Bedanya, Sema Batas khusus untuk yang meninggal karena kematiannya tidak wajar, seperti kecelakaan, dibunuh, bunuh diri, atau bagian tubuhnya tidak utuh.