Milan Berencana Akan Jadi Kota Anti Polusi Setelah Lockdown Usai

10 Mei 2020 9:01 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja yang menggunakan pakaian pelindung menyemprotkan diisnfektan di alun-alun kota Milan, Italia, Selasa (31/3). Foto: REUTERS/Flavio Lo Scalzo
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja yang menggunakan pakaian pelindung menyemprotkan diisnfektan di alun-alun kota Milan, Italia, Selasa (31/3). Foto: REUTERS/Flavio Lo Scalzo
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, Kota Milan di Italia mengumumkan sebuah rencana ambisius, yaitu untuk menjadi kawasan yang hijau, bersih, dan anti polusi usai lockdown berakhir. Untuk bisa mewujudkannya, Kota Milan berencana akan lebih fokus pada ruang untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda.
ADVERTISEMENT
Dilansir Lonely Planet, Kota Milan dan wilayah Lombardy sekitarnya sangat terpukul akibat pandemi COVID-19. Jumlah wisatawan turun dengan sangat drastis.
Terlebih ketika pada 8 Maret lalu, pemerintah setempat mengumumkan kebijakan lockdown. Orang-orang lebih banyak tinggal di rumah, kemacetan lalu lintas turun sekitar 30 sampai 75 persen.
Menurunnya jumlah mobil yang berlalu lalang di jalan membuat udara di Kota Milan menjadi lebih bersih, langitnya pun jadi lebih biru. Menurut Badan Lingkungan Eropa, rata-rata kadar Nitrogen Dioksida turun sebanyak 24 persen dibandingkan empat minggu sebelumnya.
Kabut tebal dan kabut asap menutupi gedung-gedung di Milan, Italia, 8 Januari 2020. Foto: REUTERS/Flavio Lo Scalzo
Suasana Kota Milan. Foto: Dok. Pribadi
Melihat hal ini, pejabat di Kota Milan berencana memanfaatkan kesempatan pembukaan kembali untuk mendorong penduduk setempat untuk mengurangi ketergantungan pada mobil. Rencananya, pembukaan kembali Kota Milan akan dilakukan pada bulan Mei.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, pihak berwenang setempat mengumumkan bahwa pada hari Selasa, sepanjang 35 km ruas jalan akan dialokasikan kembali untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda. Ruas jalan tersebut akan dijadikan sebagi jalur sementara dengan batas kecepatan 30 km/jam.
Kawasan trotoar juga rencananya akan dibangun lebih luas, supaya orang-orang bisa tetap mempraktikkan physical distancing saat keluar dari rumah.
"Kami dalam keadaan darurat, dan untuk tahap kedua, kami harus mengatur diri, sehingga semua pihak yang harus beraktivitas bisa menjalankan kegiatannya dengan aman sembari meminimalisir risiko penularan," kata Marco Granelli, anggota dewan mobilitas dan kerja publik Milan, dalam sebuah pernyataan.
Orang-orang terlihat di alun-alun Duomo, di Milan, Italia. Foto: REUTERS/Flavio Lo Scalzo
Ia juga mengatakan bahwa usaha untuk mengurangi penggunaan mobil telah berlangsung selama bertahun-tahun. Sebab, apabila semua orang mengendarai mobil, ruang gerak untuk orang lain akan semakin kecil.
ADVERTISEMENT
"Tentu saja kita harus membuka kembali perekonomian, tetapi kita harus melakukannya dengan cara yang berbeda dari sebelumnya," ujarnya lagi.
Niatan Milan untuk menjadi negara bebas polusi muncul ketika Aliansi Kesehatan Eropa (EPHA) mengatakan, bahwa orang-orang yang tinggal di kota dengan tingkat polusi tinggi lebih rentan terinfeksi COVID-19. Sebab, kontak yang terlalu lama dengan polutan membuat sistem kekebalan tubuh jadi lemah.
Selain akan memperbesar trotoar dan mengajak warganya untuk mengurangi penggunaan mobil, Pemkot Milan juga telah melarang mobil pribadi beraktivitas di dalam batas kota pada hari Minggu. Aturan ini sudah dikeluarkan sejak awal tahun 2020 dan dibuat untuk mengurangi tingkat polusi.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.