Panduan Lengkap Liburan ke Australia: Atraksi Wisata, Visa dan Waktu Terbaiknya

24 Oktober 2022 16:01 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampanye pariwisata terbaru Australia "Come and say G'day" Foto: Dok. Tourism Australia
zoom-in-whitePerbesar
Kampanye pariwisata terbaru Australia "Come and say G'day" Foto: Dok. Tourism Australia
ADVERTISEMENT
Australia masih jadi salah satu destinasi favorit turis, khususnya Indonesia. Badan pariwisata Australia, Tourism Australia mencatat per Juli 2022, setidaknya ada 1,5 juta turis Indonesia plesiran ke Negeri Kangguru.
ADVERTISEMENT
Ada banyak alasan kenapa turis Indonesia melabuhkan Australia sebagai destinasi liburan mereka. Selain beragam destinasi yang ditawarkan, perbatasan yang sudah kembali dibuka membuat turis Indonesia bersiap untuk liburan kembali.
Buat kamu yang ingin plesiran ke Australia, ada beberapa panduan yang bisa dijadikan rujukan. Hal itu pun diungkapkan oleh Country Manager Tourism Australia Indonesia, Agitya Nuraini, dalam wawancaranya bersama kumparan beberapa waktu lalu.
Country Manager Indonesia Tourism Australia, Agitya Nuraini dalam acara peluncuran kampanye terbaru Australia "Come and Say G'day" di Projector X: Picturehouse, The Cathay 2 Handy Rd, Level 6, Singapura pada Rabu (19/10). Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Seperti apa? Berikut ulasannya.

Panduan Lengkap Liburan ke Australia

Ada apa saja sih di Australia?

Sebagai salah satu negara dengan banyak wilayah dan negara bagian, Australia memiliki banyak destinasi wisata yang bisa disambangi. Agitya mengungkapkan, destinasi tersebut menawarkan pengalaman liburan yang berbeda-beda.
"Banyak banget, jadi Australia itu kan besar banget country(negara)-nya depends of interest customer(bergantung dengan minat customer)-nya, apa. Karena masing-masing negara bagian itu offering (punya penawarannya sendiri)," ujar Agitya saat ditemui di Projector X: Picturehouse di The Cathay, 2 Handy Rd, Level 6, Singapura.
ADVERTISEMENT
Ia pun merekomendasikan Sydney bagi mereka yang menyukai kehidupan perkotaan atau Perth jika ingin menikmati indahnya alam.
"Kalau suka city lifestyle and little bit of nature (gaya hidup perkotaan dan sedikit alam) bisa ke Sydney. Art, coffee culture bisa pergi ke Melbourne. Weekend gateway more like nature (liburan singkat ke alam) pergi ke Perth jadi tergantung dari interest (minat)-nya sih," lanjutnya.

Waktu ideal melakukan perjalanan ke Australia?

Ilustrasi menikmati festival di Australia Barat Foto: Dok. Tourism Western Australia
Bagi kamu yang ingin berlibur ke Australia, Agitya juga merekomendasikan waktu perjalanan yang ideal bagi traveler. Ia mengatakan, waktu ideal liburan ke Australia adalah sekitar satu sampai satu minggu lebih.
"Untuk eksplor, misalnya Sydney dan other regional (wilayah lainnya), idealnya 10 hari ya. Namun, 7 hari itu juga sudah cukup untuk eksplor Australia. 7 hari itu untuk monostate itu sudah bisa eksplor ke semua regional. Jadi, kita hanya pergi di satu negara bagian saja," ujar Agitya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Agitya mengatakan, bahwa karena kebiasaan orang Indonesia yang ingin menikmati banyak tempat dalam satu waktu disarankan mereka melakukan perjalanan dengan road trip.
Ilustrasi road trip bersama sahabat Foto: Shutter Stock
"Kalau orang Indonesia kan kalau pergi mau visit banyak tempat, ya. Tapi kalau Australia itu kan kalau mau ke mana-mana itu selain naik pesawat dan bisa juga self driving. Jadi, kalau misalnya mau pergi lama disarankan melakukan roadtrip itu bagus banget view-nya," papar Agitya.
Bagi kamu yang ingin road trip, Agitya pun merekomendasikan perjalanan dari Sydney menuju Melbourne. Kemudian, Melbourne menuju Adelaide.
"Dari Sydney ke Melbourne, Melbourne ke Adelaide itu scenery (pemandangan)-nya bagus banget. Tapi kalau harus terbang itu saat ini domestic flight (penerbangan domestik)-nya masih agak tinggi. Jadi monostate is like ideal (monstate yang ideal), jadi selain tinggal di city (kota)-nya tapi juga bisa explore the other region (menjelajah wilayah lainnya)-nya juga," lanjutnya.
ADVERTISEMENT

Kapan waktu terbaik mengunjungi Australia?

Pengunjung menghabiskan sore mereka di depan Sydney Opera House saat pandemi COVID-19, Sabtu (21/8/2021). Foto: David Grey/AFP
Cuaca menjadi salah satu pertimbangan traveler sebelum melakukan perjalanan ke luar negeri. Sebagai negara empat musim, ada hal yang harus kamu perhatikan saat plesiran ke Australia.
Agitya menjelaskan bahwa berbeda dengan Amerika Serikat dan Eropa, cuaca di Australia memiliki kebalikannya.
"Cuaca di Australia itu terbalik dengan USA dan Europe, jadi winter(musim dingin)-nya di Australia itu starting Juni-Juli-Agustus. Jadi, intinya cuacanya itu terbalik. Winter kita kan Juni-Agustus, jadi saat negara di Eropa panas banget, kalau mau experience winter (pengalaman musim dingin) itu bisa datang ke Australia," katanya.
Ia pun menambahkan, selain musim panas (summer), semua musim merupakan periode terbaik untuk mengunjungi Australia.
"Semua season (musim) itu bagus banget menurut aku, except (kecuali) mungkin summer ya karena market Indonesia, some (beberapa) turis Indonesia kurang suka traveling summer karena panas banget. Especially (khususnya) Desember dan Januari panas banget," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Namun, demikian bagi mereka yang ingin tetap traveling di bulan-bulan tersebut, Agitya merekomendasikan destinasi terbaik yang bisa dikunjungi.
"Tapi kalau mereka mau traveling Desember dan Januari itu ada beberapa negara bagian di Australia itu yang enggak terlalu panas contohnya Tasmania. Jadi, kalau Desember-Januari ke negara bagian Tasmania itu sebenarnya cuacanya bagus banget itu chill, sejuk banget kayak kita di Bandung," ungkapnya.

Destinasi Baru untuk Turis Indonesia?

Ilustrasi camping. Foto: anatoliy_gleb/Shutterstock
Selain urusan cuaca, kumparan pun sempat bertanya ke Agitya, destinasi baru apa saja yang ditawarkan untuk turis Indonesia. Sebab, sebagaimana diketahui, Australia sebelumnya sempat menutup perbatasannya untuk turis selama 2 tahun.
Menurutnya, untuk urusan destinasi masih sama seperti sebelumnya. Hanya saja, ada beberapa aktivitas baru yang bisa dinikmati turis.
ADVERTISEMENT
"Objek wisata atau region itu tetep sama tapi ada beberapa aktivitas yang kita siapkan dan kita develop selama pandemi. Salah satunya stargazing di Blue Mountain itu 60 menit driving (berkendara) dari kota Sydney di situ ada pegunungan dan bisa nature walk dan pada saat sunset nanti bisa stargazing," katanya.
Pemandangan Kota Melbourne di Australia. Foto: f11photo/Shutterstock
Selain stargazing atau berburu rasi bintang, Agitya mengatakan bagi pecinta seni, mereka bisa datang ke Melbourne. Ia mengatakan bahwa ada banyak pameran seni yang bisa dilihat.
"Lalu, di Melbourne banyak sekali display art salah satunya Lume mereka display untuk Picasso. Lalu, ada juga experience digital art-nya untuk Picasso," tutur Agitya.
Bagi mereka yang ingin menikmati pengalaman baru, Agitya merekomendasikan turis untuk memilih Australia Barat sebagai destinasi liburan.
ADVERTISEMENT
"Untuk Western Australia kami mulai promoting Pink Lake. Itu salah satu destinasi yang menurut kami unik dan Indonesia kan suka cari tempat yang Instagramable. Jadi, Pink Lake itu salah satu tempat yang kita rekomendasikan untuk traveling," katanya.

Tren dan destinasi baru yang di-highlight untuk turis Indonesia?

Keindahan Great Barrier Reef, terumbu karang terbesar di Australia Foto: Shutter Stock
Setelah kembali dibuka, Agitya mengatakan ada beberapa destinasi yang di-highlight untuk menarik minat turis Indonesia.
"Semua state ada masing-masing kita highlight. Ada Great Barrier Reef dari Queensland, Sydney Opera House. destinasi-destinasi yang akan kami promote itu masih sama state-nya seperti New South Wales, Victoria, Western Australia, South Australia.
Ia pun mengungkapkan tren liburan turis Indonesia di Australia. Menurutnya, turis Indonesia masih senang berkunjung ke destinasi yang berbau alam dan kehidupan alam liar.
ADVERTISEMENT
"Untuk Indonesia market sendiri trennya masih ke nature and wildlife (alam dan kehidupan alam liar). Lalu ada juga food drinks," katanya.
"Tapi kami akan memberikan option (pilihan) untuk lebih ke staying outside the city (menginap di luar kota), melakukan roadtrip itu sudah interest-nya pada saat mereka ke Australia benar-benar yang alam terbuka untuk roadtrip ke alam," lanjutnya.

Bagaimana pengurusan visa saat ini?

Visa Australia Foto: Shutter Stock
Sempat membuka perbatasannya, Agitya mengatakan kalau Australia sudah lebih mudah dikunjungi turis Indonesia. Tak hanya itu, Tourism Australia menyebut bahwa ada benefit lain yang ditawarkan turis pemegang visa Australia sebelumnya.
"Kabar baiknya, jadi untuk semua turis visa Australia yang terdampak pandemi yang validity (masa berlaku)-nya habis dari Maret 2020-Juni 2022 si customer ini bisa re-apply visa Australia tapi fee-nya itu di waive (visa waiver). Jadi dan data sewaktu re-apply-nya itu paling lama 31 Desember 2022 tahun ini," ungkapnya.
ADVERTISEMENT