news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pengembangan Glamping Iringi Pembangunan Infrastruktur Wisata di Toba

8 September 2019 9:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Glamping di Danau Toba Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
zoom-in-whitePerbesar
Glamping di Danau Toba Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
ADVERTISEMENT
Pengembangan wisata di kawasan Danau Toba terus dikebut. Presiden Joko Widodo pun mengungkapkan keinginannya agar pengembangan infrastruktur pariwisata Danau Toba di Sumatera Utara segera rampung pada 2020 mendatang.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengungkapkan Glamping atau Glamorous Camping pengembangannya dilakukan seiring percepatan pembangunan infrastruktur pariwisata di wilayah itu.
Dalam pertemuan antara Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dengan Menteri Koordinator (Kemenko) Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di The Kaldera Toba Samosir pada Kamis (5/9). Menpar menegaskan komitmen pemerintah untuk melakukan pembenahan infrastruktur serta penyediaan utilitas dasar di kawasan ini.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (Kiri) dan Menpar Arief Yahya di Danau Toba Foto: Dok. Kementerian Pariwsata
"Kita pastikan peluncuran Groundbreaking Glamorous Camping atau Glamping akan dilaksanakan pada 10 Oktober 2019," ujar Arief seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparan pada Jumat (6/9).
Komitmen serupa juga disampaikan oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. "Wilayah ini punya potensi wisata yang besar, sehingga nantinya kita bisa buka lapangan kerja sebanyak mungkin," jelas Luhut.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungannya ke Desa Lumban Bulbul, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Menpar melihat antusiasme dan respons aktif masyarakat di kawasan Danau Toba terkait program pemerintah untuk memajukan wisata di daerahnya.
Glamping di Danau Toba Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Masyarakat mulai menyadari pentingnya amenitas yang memadai. Hal ini tercermin dari semakin banyaknya jumlah homestay yang tersedia. Tercatat ada sekitar 17 homestay dan 70 kamar di desa dengan Pantai Pasir Putih yang memesona ini.
Meski begitu, Menpar kembali mengingatkan bahwa tidak cukup hanya mengandalkan amenitas berkualitas semata. Masyarakat juga harus menonjolkan diferensiasi budaya sehingga menarik minat para wisatawan.
Glamping di Danau Toba Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
"Alam di sini sangat bagus, paduan gunung dengan danau yang indah. Untuk Desa Bulbul saya sarankan jadi pusat kuliner khas seperti di Jimbaran Bali. Kemenpar akan membantu cara pengemasan kulinernya," jelas Arief.
Glamping di Danau Toba Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Menpar juga mengatakan hal serupa pada warga di Desa Wisata Jangga Dolok, Toba Samosir. Selain meninjau revitalisasi rumah adat Batak dengan arsitektur nusantara yang unik, ia berpesan agar masyarat turut serta membangun rencana memajukan wisata desa.
ADVERTISEMENT
"Pembuatan master plan untuk desa ini akan dibantu oleh BOP Danau Toba. Hal ini akan dilakukan secara paralel dengan revitalisasi desa adat," ungkap Arief.
Sementara itu, dari segi aksesibilitas, pemerintah mulai melirik pembangunan fasilitas tambahan seperti terminal dan penambahan panjang runway Bandara Udara Sibisa yang berada sekitar 4 kilometer dari The Kaldera.
Menpar Arief Yahya Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Dalam kunjungan ini, Menpar juga menyampaikan kabar baik terkait upaya pemerintah menjadikan Danau Toba sebagai salah satu UNESCO Global Geopark (UGG).
"Danau Toba kini (secara de facto) sudah masuk sebagai UNESCO Global Geopark (UGG). Perjuangan yang tidak mudah karena pernah dua kali gagal. Pencapaian ini menegaskan kalau Danau Toba punya atraksi kelas dunia," pungkas Arief.