Perkenalkan, Ini Ninja Terakhir Jepang Bernama Jinichi Kawakami

23 Januari 2022 13:05 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jinichi Kawakami yang dikenal sebagai ninja terakhir Jepang saat bercerita di Museum Ninja Iga. Foto: Kazuhiro Nogi / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Jinichi Kawakami yang dikenal sebagai ninja terakhir Jepang saat bercerita di Museum Ninja Iga. Foto: Kazuhiro Nogi / AFP
ADVERTISEMENT
Percayakah kamu dengan adanya ninja di dunia ini? Atau menyangka kalau hal tersebut hanya ada di dunia fantasi dan bukan berada di kisah nyata? Mungkin kisah dari Jinichi Kawakami, ini bisa menjawab semua pertanyaanmu.
ADVERTISEMENT
Konon katanya, ninja dipekerjakan oleh panglima perang samurai untuk memata-matai, menyabotase, dan membunuh. Bisa dibilang mereka adalah peninggalan kode kuno yang telah punah di zaman modern.
Tapi ternyata, masih ada Jinichi Kawakami, pria berusia 71 tahun yang merupakan seorang ninja terakhir Jepang. Dirinya adalah kepala klan Ban ke-21, sebuah dinasti mata-mata rahasia yang dapat melacak sejarahnya kembali sekitar 500 tahun lalu.
Dilansir Daily Mail, Jinichi Kawakami, dilatih untuk mendengar jarum jatuh yang berada di ruangan sebelah, menghilang dalam kepulan asap, hingga menggorok leher korban dari jarak 20 langkah dengan menggunakan 'bintang kematian' yang berukuran dua inci.
Jinichi Kawakami yang dikenal sebagai ninja terakhir saat bercerita di Museum Ninja Iga. Foto: Kazuhiro Nogi / AFP
"Saya pikir saya disebut (ninja terakhir), karena mungkin tidak ada orang lain yang mempelajari semua keterampilan yang diturunkan langsung dari master ninja selama lima abad terakhir, ninja yang tepat tidak ada lagi," kata Jinichi Kawakami.
ADVERTISEMENT
Kawakami telah memutuskan untuk membiarkan seni itu mati bersamanya, karena ninja dinilai tidak cocok berada di zaman modern.
Dirinya mulai berlatih seni Ninjutsu pada usia enam tahun, sebelum ia mulai berlatih di bawah rezim guru Buddhis Masazo Ishida yang melelahkan.

Bagaimana Cara Ninja Berlatih?

Jinichi Kawakami pun menceritakan bagaimana ia berlatih untuk menjadi seorang ninja.
Tentunya ada latihan yang berguna untuk meningkatkan konsentrasi. Biasanya ia lakukan dengan cara menghabiskan waktu berjam-jam menatap nyala lilin sampai merasa berada di dalamnya.
Sedangkan untuk mempertajam pendengarannya, biasanya ia akan berlatih mendengarkan jarum yang dijatuhkan ke lantai kayu di kamar sebelah.
Kawakami juga berlatih memanjat dinding, melompat dari ketinggian, serta belajar bagaimana mencampur bahan kimia untuk menyebabkan ledakan dan asap.
Jinichi Kawakami yang dikenal sebagai ninja terakhir saat bercerita di Museum Ninja Iga. Foto: Kazuhiro Nogi / AFP
Ia juga dilatih untuk menahan panas dan dingin yang ekstrem, serta pergi berhari-hari tanpa makanan atau air.
ADVERTISEMENT
"Latihannya sangat sulit dan menyakitkan. Itu tidak menyenangkan, tetapi saya tidak terlalu memikirkan mengapa saya melakukannya. Pelatihan dibuat untuk menjadi bagian dari hidup saya," kata Jinichi Kawakami.

Seni Ninja Itu Bernama Ninjutsu

Jinichi Kawakami yang dikenal sebagai ninja terakhir saat bercerita di Museum Ninja Iga. Foto: Kazuhiro Nogi / AFP
Ninjutsu dapat diterjemahkan sebagai Seni Siluman, tetapi juga berarti Seni Bertahan. Para ninja sendiri terkenal karena mampu berjalan jarak jauh tanpa henti, melompati tujuh kaki, hingga melepaskan persendian mereka untuk melarikan diri dari ruang kecil.
Ninja bukanlah pembunuh kejam seperti yang digambarkan oleh film-film Hollywood. Faktanya, ninja menganggap seni ini jauh lebih hebat daripada pertempuran yang selalu menjadi pilihan terakhir.
Bisa dibilang, ninja termasuk andal dan terampil dalam memata-matai, serta mengalahkan musuh menggunakan kecerdasan. Sementara mengayunkan pedang dianggap sebagai seni yang lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Mereka juga harus ahli dalam penggunaan senjata, seperti shuriken, proyektil berbentuk bintang yang diasah; dan sumpitan fukiya, yang biasanya diisi dengan panah beracun.