Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum kemunculan travel blogger, jurnalis wisata ataupun menjamurnya vlogger yang hobi bikin konten keliling dunia, orang-orang yang melakukan perjalanan wisata hanya bermodalkan selembar peta.
ADVERTISEMENT
Dengan selembar peta tersebut, traveler di masa lampau bisa mengatur perjalanan mereka dari satu destinasi ke destinasi lainnya. Tak heran, keberadaan peta menjadi salah satu benda yang cukup penting dalam sejarah pariwisata.
Untuk mengenang keberadaannya, salah satu peta wisata tertua di dunia yang berusia kurang lebih 500 tahun, kini sedang dipamerkan di British Museum, London, Inggris.
Peta bernama Peregrinatio in Terram Sanctam ini dipamerkan dalam sebuah pameran bertajuk ‘Terinspirasi oleh budaya timur: Bagaimana Islam mempengaruhi seni budaya barat.’
Peta tua tersebut ditulis oleh Bernhard von Breydenbach pada 1486 dan kemudian digambar oleh seorang seniman bernama Erhard Reuwich. Proyek tersebut direalisasikan setelah keduanya melakukan perjalanan ke Tanah Suci Yerusalem.
Tak heran bahwa dalam peta tertua tersebut, Yerusalem merupakan kota pertama yang mereka lukis dalam sebuah peta, lengkap dengan the Dome of the Rock di tengahnya.
ADVERTISEMENT
Menariknya, peta itu dinilai sangat akurat. Letak Yerusalem pun sangat presisi di dalam peta. Peta karya Breydenbach dan Reuwich itu dengan cepat dicari oleh para peziarah dan dicetak ulang dalam edisi baru selama beberapa dekade.
Uniknya, peta yang dipamerkan di British Museum adalah edisi pertama dari Peregrinatio in Terram Sanctam. Peta yang dipamerkan tersebut merupakan satu-satunya peta yang masih tersisa di seluruh dunia. Beberapa salinannya yang kini masih ada, jarang ditampilkan karena sensitivitas cahaya terhadap dokumen historis.
"Saat itu masih sedikit orang Eropa yang pernah mengunjungi tempat-tempat wisata . Akibatnya mereka tidak memiliki bayangan yang jelas seperti apa tempat-tempat tersebut. Sampai akhirnya peta tersebut dibuat dan menjadi pedoman yang sangat rinci,” ujar kurator British Museum, Giulia Bartrum, seperti dikutip dari Lonely Planet, Senin (14/10).
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, peta tersebut adalah cikal bakal dari panduan perjalanan modern masa kini, seperti Rough Guide, Lonely Planet, Tripadvisor, atau bahkan Instagram. Semua panduan modern itu seolah menawarkan tempat-tempat indah di luar sana dan berhasil menarik perhatian orang untuk berkunjung. Namun, banyak yang tak tahu bahwa Peregrinatio di Terram Sanctam telah menerapkan konsep itu terlebih dahulu.
selfySelain peta tua Peregrinatio di Terram Sanctam, pameran ini juga menampilkan beberapa artefak seni budaya Islam yang disebut-sebut punya dampak terhadap seni Budaya Barat.
Berkerja sama dengan Museum Seni Islam Malaysia, pameran yang sama juga akan digelar di Museum Seni Islam Malaysia, Kuala Lumpur pada 20 Juni hingga 20 Oktober 2020 mendatang. Sedangkan pameran di London berlangsung dari 10 Oktober hingga 26 Januari 2020.
ADVERTISEMENT