Platform Digital Jadi Modal Penting Pariwisata Indonesia di 2019

15 Oktober 2018 19:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Beli Tiket Online (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Beli Tiket Online (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Dalam rangka meningkatkan angka kunjungan wisata ke Indonesia serta memenangkan persaingan merebut hati wisatawan domestik dan mancanegara di tahun 2019, pemerintah bekerja keras untuk memperbaiki sarana dan prasarana wisata yang ada.
ADVERTISEMENT
Salah satu usaha yang terus dilakukan pemerintah adalah memperbaiki platform digital. Hal itu dilakukan agar nantinya wisatawan domestik maupun mancanegara yang traveling ke Indonesia tidak kecewa.
Topik inilah yang kemudian menjadi bahasan utama dalam acara Road To Indonesian Travel Outlook (ITO) 2019 yang diselenggarakan di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung, beberapa waktu lalu.
Seperti yang diutarakan oleh Edy Wardoyo, Sesdep Pengembangan Pemasaran 1 Kemenpar. Era globalisasi yang terjadi saat ini menjadikan persaingan antar negara di bidang pariwisata semakin ketat.
"Memang era siber dan milenial ini, pariwisata Indonesia tidak bisa lagi bergerak lambat namun harus cepat. Jika tidak, pariwisata Indonesia akan mundur lagi.
Road To Indonesian Travel Outlook (ITO) 2019 yang diselenggarakan di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung, Rabu, 10 Oktober 2018. (Foto: Dok. Kemenpar )
zoom-in-whitePerbesar
Road To Indonesian Travel Outlook (ITO) 2019 yang diselenggarakan di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung, Rabu, 10 Oktober 2018. (Foto: Dok. Kemenpar )
Indonesia mau tak mau harus meregulasi lagi kebijakan pemasaran pariwisatanya bila tak ingin ditinggalkan wisatawan," ujar Edy Wardoyo saat membuka Workshop bertajuk Road to Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2019 – Prospek dan Tantangan Pariwisata 2019 bertema 'Deregulasi di Era Cyber Tourism', yang digelar Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar).
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan platform digital, para traveler dapat menikmati apa yang disebut seamless customer experience. Misalnya, dalam mencari (look), memesan (book), dan membayar (pay) layanan wisata. Seiring dengan perubahan konsumen ini kini muncul juga tren sharing economy di sektor pariwisata.
Masih dalam kesempatan yang sama, Edy juga menjelaskan, bila Indonesia tak mau berbenah dengan menderegulasi kebijakan pemasaran sektor pariwisatanya, Indonesia diyakini takkan mampu mencapai target 20 juta kunjungan wisman di tahun 2019 seperti yang dicanangkan pemerintah.
Karena untuk bisa mencapai target itu, perlu ada kerjasama yang bagus antara sesama pemangku kebijakan dan semua stakeholder pariwisata dalam mengembangkan pariwisatanya.
"Paritisipasi masyarakat, seperti mendirikan resto dengan menjaga kualitas dan kebersihan. Juga bagi tour guide agar menjaga imej yang baik dan melayani wisatawan dengan bagus.
ADVERTISEMENT
Bahkan masyarakat harus menjaga kelanggangan prestasi pariwisata yang dicapai selama ini, kita tak ingin prestasi yang dicapai dua tahun lagi mengalami penurunan," tutupnya.