Polemik Naiknya Jumlah Turis di Kota Chernobyl Berkat Serial TV HBO

13 Juni 2019 14:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bencana Nuklir Chernobyl. Foto: Reuters/Gleb Garanich
zoom-in-whitePerbesar
Bencana Nuklir Chernobyl. Foto: Reuters/Gleb Garanich
ADVERTISEMENT
Setelah berhasil mempopulerkan Irlandia dan Irlandia Utara sebagai lokasi syutingnya, HBO kini 'secara tak sengaja' mempopulerkan sebuah kawasan kota hantu di Ukraina bernama Chernobyl.
ADVERTISEMENT
Dalam miniseri yang berisi lima episode, serial televisi "Chernobyl" menampilkan bagaimana penduduk, ilmuwan, dan pemerintah Uni Soviet mengatasi ledakan nuklir dan radiasi radioaktif yang terjadi, akibat kesalahan dalam uji coba keamanan di Chernobyl pada 26 April 1986 silam.
Poster film Chernobyl Foto: IMDb/Chernobyl
"Chernobyl" berhasil mengungguli rating serial televisi populer lainnya, seperti Breaking Bad, Game of Thrones, Band of Brothers, The Wire, dan The Sopranos. Bahkan menjadi serial televisi dengan rating tertinggi sepanjang masa menurut data IMDb.
Sehingga tak heran, Kota Chernobyl bahkan ikut terkena 'imbasnya'. Sebab, traveler berbondong-bondong mendatangi kota ini untuk melihat sendiri dampak dari ledakan nuklir dan kondisi kota yang telah lama ditinggalkan tersebut.
Reaktor Nomor Empat di PLTN Chernobyl yang meledak dalam film Chernobyl Foto: IMDb/Chernobyl
Terutama karena Chernobyl dianggap sebagai kecelakaan nuklir terbesar di sepanjang sejarah dunia dan memakan banyak korban. Menurut data yang dihimpun Lonely Planet, jumlah turis meningkat hingga 40 persen setelah "Chernobyl" ditayangkan.
ADVERTISEMENT
Traveler biasanya mencari jasa agen perjalanan untuk tur sehari, melihat setiap sisi Chernobyl yang jadi saksi ledakan nuklir dari reaktor nomor empat di kota tersebut. Melihat rumah-rumah yang ditinggalkan, bangunan bekas sekolah, rumah sakit, taman bermain, dan berbagai lokasi lainnya yang dianggap aman.
Dimulai dari Kota Kyiv, yang merupakan zona eksklusi sekaligus kota tempat penduduk Chernobyl dievakuasi, traveler akan mengeksplorasi kawasan aman, sekitar 30 kilometer dari komplek reaktor. Demi keselamatan dan keamanan diri, traveler juga akan didampingi pemandu.
Apalagi mengingat energi yang dilepaskan ledakan pembangkit nuklir di Chernobyl 10 kali lebih kuat dari bom nuklir Hiroshima dan 'membunuh' banyak nyawa. Selain itu, terdapat pula kawasan seluas 5 ribu kilometer persegi di sekeliling Chernobyl yang dianggap tak layak huni selama 24 ribu tahun akibat kontaminasi radiasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, traveler kerap kali tak acuh dengan fakta ini. Dilansir Independent, traveler justru berlomba-lomba membuat foto dengan pose yang dianggap tidak sopan. Sebuah akun Twitter bernama @lettipop mengungkapkan kerisauannya dalam sebuah cuitan.
Di antara beragam bangunan terlantar yang jadi saksi kematian ratusan jiwa akibat radiasi radioaktif, traveler bukannya ikut berempati. Namun, malah berpose beragam gaya, seperti melompat, tersenyum, hingga menjadikan fakta menyedihkan ini sebagai gurauan.
Seorang traveler dengan akun Instagram @nz.nik bahkan mengunggah fotonya menggunakan pakaian super minim saat traveling ke Chernobyl. Ia hanya mengenakan pakaian dalam dan menutupi tubuhnya dengan jas hujan berwarna putih transparan.
Sambil menutup mata, pandangannya ia alihkan ke arah bangunan terlantar Chernobyl. Ia lalu berfoto dengan membuka jas hujannya hingga setengah badan. Sebuah tindakan yang dianggap oleh warganet sebagai sikap yang kurang menghargai.
Traveler menggunakan pakaian minim di Chernobyl, Ukraina Foto: Instagram/@nz.nik
Sontak unggahan ini menuai berbagai pendapat negatif dari warganet. Pemilik akun dianggap memiliki tubuh yang molek, tapi tidak 'memiliki' otak, karena tidak mampu menghargai Chernobyl sebagai situs bersejarah dan menelan banyak korban.
ADVERTISEMENT
"Orang-orang meninggal di tempat ini. Wanita yang bodoh," kata sebuah akun Instagram bernama @john_doenuts.
"(Foto) ini benar-benar tidak menghargai sama sekali, dilihat dari segi manapun," kata akun bernama @dante_aldo.
Walau memiliki sejarah kelam, Chernobyl memang telah dibuka menjadi destinasi wisata bagi wisatawan sejak tahun 2011 lalu. CEO Responsible Travel, Justin Francis, menuturkan bahwa setiap tahunnya Chernobyl dikunjungi ribuan orang.
Selama masih berada dalam zona pengecualian, tingkat radiasi yang diserap tubuh manusia dianggap masih dalam batas aman. Meski begitu, traveler disarankan untuk mengikuti panduan dari pemandu. Hal ini karena hanya pemandu yang dilengkapi dengan alat penghitung untuk memastikan tingkat radiasi suatu kawasan dianggap tak terlalu tinggi.
Suasana dalam ruang kendali PLTN Chernobyl Foto: IMDb/Chernobyl
Menurut LiveScience, wisatawan tidak diperbolehkan menyentuh apapun, baik bangunan atau beragam struktur logam lainnya, tanaman, tidak duduk di tanah, tidak menaruh barang di tanah, maupun membawa pulang 'suvenir' dari Chernobyl.
ADVERTISEMENT
Wisatawan juga diharapkan memakai pakaian yang tertutup. Seperti celana dan baju lengan panjang, serta sepatu yang tertutup.
Bencana Nuklir Chernobyl. Foto: Reuters/Gleb Garanich
Hingga saat ini, baik Pripyat, Kopachi, maupun Chernobyl masih menjadi kota sunyi tanpa penduduk. Perkakas, perabotan, besi berkarat, masker oksigen, hingga benda-benda lainnya terlihat berserakan tak pada tempatnya.
Kondisi inilah yang membuat pengunjung bisa merasakan suasana kelam, mencekam, serta menyedihkan dari Chernobyl. Ditambah lagi, adanya penjagaan dari keamanan setempat di sekitar kawasan zona pengecualian untuk menghalangi pengunjung salah mengambil jalan, agar kamu tak perlu bernasib sama dengan penduduk Chernobyl di masa lalu.