Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pro dan Kontra soal Live Music di Dalam Pesawat Garuda Indonesia
12 Januari 2019 11:49 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
Terobosan baru terus dilakukan maskapai nasional Garuda Indonesia . Nah, yang terbaru adalah menghadirkan hiburan live music akustik di dalam pesawat.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara, menuturkan hiburan live music akustik tersebut diharapkan dapat memberikan sensasi pengalaman penerbangan yang berbeda kepada pengguna jasa.
"Dapat menyelaraskan customer voice, khususnya generasi millenials yang menginginkan nuansa pengalaman penerbangan yang berbeda di penerbangan Garuda Indonesia," terang Ari dalam keterangan tertulisnya.
Beberapa orang menganggap terobosan ini keren. Bahkan di Twitter ada yang mengusulkan yang dihadirkan sebaiknya acapella, bukan akustik. T, pengguna Twitter lainnya yakin akan mendengar musik yang bagus karena pasti ada standar yang ditetapkan.
Tapi tidak semua orang senang dan menyambut baik terobosan ini. Melalui Twitter, beberapa orang berpendapat kehadiran live music justru akan mengganggu penumpang.
Ada yang bilang perjalanan di pesawat sering dimanfaatkan untuk istirahat. Apalagi penerbangan sering dilakukan di pagi hari, sehingga harus berangkat dari rumah sangat awal dan bikin kurang tidur.
ADVERTISEMENT
"Sebagai anggota generasi milenial, saya butuhnya tiket murah, bukan pengamen di pesawat," cuit seorang pengguna Twitter berinisial HB.
Pengamat penerbangan, Alvin Lie, juga punya pendapat terkait live music di dalam pesawat. Menurutnya, Garuda Indonesia perlu memahami bahwa mood dan kebutuhan penumpang dalam sebuah penerbangan sangat beragam.
"Mungkin ada yang sedang berduka, sebagian mungkin ingin manfaatkan waktu terbang untuk istirahat atau tidur, sebagian lainnya sambil garap pekerjaan, dan sebagainya," tutur Alvin.
Dia menambahkan walaupun pesawat-pesawat Garuda dilengkapi perangkat In-Flight Entertainment, namun tidak semua penumpang memanfaatkannya. Dikhawatirkan keberadaan live music ini bisa menambah biaya operasional Garuda.
"Kalau hanya untuk gimmick 1-2 kali saja sih oke. Tapi jika dijadikan acara tetap atau berlanjut, saya sangat meragukan efektivitasnya," imbuh Alvin.
ADVERTISEMENT
Umumnya ada 5 aspek yang jadi prioritas dalam mempertimbangkan memilih penerbangan. Kelima aspek itu adalah:
1. Rute
2. Jadwal
3. Pelayanan, kenyamanan, serta fasilitas pra, selama dan pasca penerbangan
4. Reputasi airline dalam aspek keselamatan, keamanan dan ketepatan waktu
5. Harga tiket.
"Sedangkan aspek hiburan dan menu makanan hanya menjadi pertimbangan untuk penerbangan dengan durasi lebih dari 3 jam," papar Alvin.
Ari Askhara menegaskan live music ini sebenarnya sejalan dengan komitmen Garuda Indonesia dalam menghadirkan 'New Flight Experience'.
Ya, sebelumnya Garuda Indonesia telah menghadirkan sejumlah layanan baru seperti menghadirkan menu populer pada in-flight menu yang bekerja sama dengan Hokben, serta memperkenalkan konsep penerbangan 'Vintage Flight' dengan menghadirkan nuansa layanan penerbangan di tahun 70-an.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, layanan live music akustik juga telah melalui serangkaian assesment untuk memastikan aspek safety dan security yang tetap terjaga. Apalagi maskapai berkomitmen melakukan upaya peningkatan layanan yang sejalan dengan aspek ketaatan regulasi dan safety.
Hmm, bagaimana menurutmu, apakah live music di pesawat akan bikin penerbangan makin menyenangkan atau malah sebaliknya?