Punya 9 Unit Usaha, Desa Kutuh Sukses Kembangkan Pariwisata

16 September 2019 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Payung Cultural Park di Desa Kutuh, Kabupaten Badung, Bali. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Payung Cultural Park di Desa Kutuh, Kabupaten Badung, Bali. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus berupaya mendorong kemandirian desa melalui berbagai program. Salah satunya yaitu melalui kebijakan penyaluran Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).
ADVERTISEMENT
Dengan adanya alokasi anggaran tersebut, pemerintah berharap potensi desa-desa bisa lebih dikembangkan. Misalnya potensi dari segi pariwisata. Anggaran TKDD salah satunya memang diperuntukkan guna membangun sarana maupun fasilitas untuk mendukung potensi pariwisata sebuah desa.
Kesuksesan penggunaan dana desa salah satunya bisa terlihat di Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung, Bali. Desa Kutuh telah ditetapkan sebagai desa percontohan karena berhasil mengembangkan potensi pariwisata dengan mengoptimalkan penggunaan dana desa.
Ternyata, konsep dana desa bukanlah hal yang baru bagi Desa Kutuh. Sebab jauh sebelum lahirnya kebijakan dana desa, Desa Kutuh sudah lebih dulu menerapkan pembiayaan mandiri. Desa Kutuh merupakan desa baru, berdiri sejak 2002. Namun Desa Adat Kutuh sudah lebih dulu eksis.
ADVERTISEMENT
Sejak 1998, Desa Adat Kutuh telah memiliki Lembaga Perkreditan Desa (LPD) untuk menyimpan dan menyalurkan dana desa adat ke sektor-sektor produktif.
ki-ka: Kepala Desa Adat Kutuh I Made Wena, Kepala Desa Kutuh I Wayan Purja, dan Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang di Balai Desa Adat Kutuh, Badung Selatan di Bali, Kamis (12/9). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
“Desa Adat Kutuh sejak 1998 diinisiasi oleh Pemda Bali mendirikan LPD dengan modal awal Rp 13 juta,” ujar Kepala Desa Adat Kutuh I Made Wena di Badung, Bali, belum lama ini.
Dari modal awal tersebut, kini total dana yang dikelola LPD tembus Rp 125 miliar. Angka yang sangat menggembirakan bagi sebuah desa yang pernah dicap sebagai desa miskin tersebut. Lalu, inovasi apa yang dilakukan oleh Desa Kutuh?
I Made Wena menceritakan, sejak 1998 tersebut dana yang terhimpun di LPD makin besar. Aparat desa pun akhirnya berpikir untuk mengalokasikan dana tersebut ke sektor-sektor produktif. Maka pada 2014, Desa Kutuh sepakat untuk mendirikan BUMDA atau Bhaga Utsaha Manunggal Desa Adat. BUMDA memiliki sembilan unit usaha dan tiga unit pelayanan.
ADVERTISEMENT
Kesembilan unit usaha yang dimaksud meliputi Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Wisata Pantai Pandawa, Gunung Payung Cultural Park, Atraksi Wisata Khusus Timbis Paragliding, Atraksi Wisata Khusus Seni dan Budaya, Unit Barang dan Jasa, Unit Pirantu Yadnya, Transportasi, dan Jasa Konstruksi Karya Undagi.
Sementara Layanan Wisata Edukasi dan Kemitraan, Layanan Keamanan dan Ketertiban Wilayah, dan Layanan Jaminan Asuransi dan Kesehatan adalah tiga unit layanan terpadu guna menunjang pariwisata desa.
Gunung Payung Cultural Park di Desa Kutuh, Kabupaten Badung, Bali. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Ternyata pengembangan BUMDA ini berawal dari dana yang terhimpun di LPD. Untuk pengembangan Pantai Pandawa misalnya, biayanya berasal dari LPD sebesar Rp 1 miliar. Selain itu, Desa Kutuh juga memanfaatkan dana tersebut untuk pengembangan Gunung Payung Culture Park.
"Kami mengembangkan Pantai Pandawa dengan meminjamkan uang dari LPD sebesar Rp 1 miliar. Kemudian kami juga pinjam uang untuk mengembangkan Gunung Payung Culture Park Rp 3 miliar. Tentu tetap mengembalikan bunga dan beban pokok, sehingga perputaran cashflow terjadi," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Untuk mendukung kawasan Gunung Payung Culture Park, ada pula unit usaha lain yang dikembangkan yaitu Atraksi Wisata Khusus Timbis Paragliding. I Made Wena mengatakan sport tourism ini baru dikembangkan sejak 2015. Bisa dibilang destinasi ini dibangun tanpa modal.
“Ini usaha tanpa modal. Yang punya parasut adalah warga, dia juga sudah pengalaman puluhan tahun menerbangkan paralayang. Pada 2015 kami rangkul. Parasut dia punya ketrampilan juga punya,” ujarnya.
Untuk menikmati terbang tandem di Timbis Paragliding ini, wisatawan bisa membeli tiket seharga USD 100. Nantinya wisatawan akan terbang selama kurang lebih satu jam, dengan sistem tandem bersama penerbang paralayang profesional. Tak main-main, selain memacu adrenalin, wisatawan bisa menikmati pemandangan Pantai Pandawa yang menakjubkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Desa Kutuh juga punya Atraksi Wisata Khusus Seni dan Budaya. Salah satunya pertunjukan Tari Kecak di Pantai Pandawa. Menurut I Made Wena, pertunjukkan Tari Kecak yang ada di Desa Kutuh tak kalah menarik ketimbang pertunjukkan serupa di wilayah lain di Pulau Bali. Untuk itu, dirinya pun mengimbau kepada wisatawan agar meluangkan waktu sejenak menikmati pertunjukan Tari Kecak ala Desa Kutuh.
Selain itu, untuk memudahkan wisatawan bermobilitas, Desa Kutuh juga punya unit usaha di bidang transportasi. Tak mau kalah dalam menyajikan pelayanan, Desa Kutuh kini juga telah bekerja sama dengan perusahaan ride hailing, Grab.
“Kami kerja sama dengan Grab. Tapi sistemnya harus sesuai dengan sistem kami. Mekanisme harus mengikuti yang ada di Desa Kutuh,” ujarnya.
Suasana Kampung Bola Internasional di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Selain transportasi, I Made Wena juga menyadari pentingnya keamanan sebuah desa wisata. Untuk itulah Desa Kutuh juga punya unit layanan keamanan desa.
ADVERTISEMENT
“Kalau enggak aman, wisatawan enggak akan betah. Kunci pengembangan desa adalah keamanan. Makanya setiap kawasan kami jaga,” ujarnya.
Dengan sembilan unit usaha dan tiga unit layanan tersebut kini Desa Kutuh siap menjadi primadona baru bagi wisatawan yang berkunjung di Bali. Pada kesempatan tersebut, Kepala Desa Kutuh I Wayan Purja mengatakan saat ini rata-rata jumlah kunjungan wisatawan di desa tersebut diperkirakan mencapai 3 ribu orang per hari. Tak heran desa ini mampu meraup pendapatan hingga Rp 50 miliar dalam satu tahun.
"Desa Kutuh dapat mencetak laba bersih tahun kemarin mencapai Rp 14,5 miliar dan pendapatan total tidak kurang dari Rp 50 miliar. Kami kolaborasikan dari sini, kami terus bangun pariwisata sehingga ke depan makin baik," tutupnya
ADVERTISEMENT