Rajah Sulayman, Perantau asal Minang yang Mendirikan Kota Manila, Filipina

22 Maret 2022 6:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera Filipina. Foto: Pemerintah Filipina.
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Filipina. Foto: Pemerintah Filipina.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak sejarah tersembunyi di balik berdirinya negara-negara di dunia ini, salah satunya adalah Filipina. Dulu, Islam pernah berjaya di negara tersebut selama beberapa dekade.
ADVERTISEMENT
Ternyata tidak banyak yang tahu penyebaran agama Islam di Filipina itu dilakukan oleh orang Indonesia asal Minangkabau bernama Rajah Sulayman.
Dilansir situs Pemerintahan Indonesia, hal tersebut dilakukan oleh Rajah Sulayman sebelum kedatangan Spanyol. Dalam sebuah catatan sejarah, saat itu Filipina berada di bawah kekuasaan Rajah Sulayman yang merupakan pendiri dari Kota Manila di Filipina.
Disertasi yang dibuat oleh Mochtar Naim dan berjudul "Merantau: Pola Migrasi Suku Minangkabau" tahun 1974 menuliskan bahwa Naim menemukan jejak rantau orang Minangkabau di Filipina.
Dalam penelitiannya ia menuliskan bahwa pendiri Kota Manila adalah Rajah Sulayman dari Minangkabau. Sedangkan, kerajaan Sulu di Selatan Filipina didirikan Raja Baginda, juga dari Minangkabau.
Hal senada disampaikan oleh sejarawan dari Universitas Andalas, Profesor Gusti Asnan.
ADVERTISEMENT
“Sangat masuk akal dilihat dari pola migrasi orang Minang yang luas. Jejak Minangkabau bisa ditemukan di Sabah, Serawak, Sulu (Filipina Selatan), Kalimantan, dan Brunei. Bisa dibilang kalau orang Sulu berasal dari Minang, tapi tidak semua orang Sulu orang Minang,” kata Profesor Gusti, seperti yang dikutip dari situs Pemerintahan Indonesia.
Pada abad ke-16, Manila dipimpin oleh tiga pemimpin besar, yaitu Rajah Sulayman, Raja Matanda dan Raja Lakandula. Ketiganya memimpin wilayah yang berbeda namun masih satu kawasan.
"Rajah Sulayman dan Raja Matanda menguasai area selatan Sungai Pasig yang saat ini bernama Manila," ujar Profesor Gusti.
Namun kejayaan itu tidak berlangsung lama, dan masuklah Spanyol ke Filipina lalu terjadilah perang dengan pasukan Rajah Sulayman.
Ilustrasi Raja Sulayman. Foto: Jennie Equiz/Shutterstock
Setelah berusaha perang melawan, dan kalah karena kekuatan yang dimiliki Spanyol, akhirnya Rajah Sulayman harus mengakui kekuatan Spanyol dan akhirnya mengubah wajah Filipina.
ADVERTISEMENT
Namun begitu, sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya di masa lalu, figur Rajah Sulayman diabadikan menjadi sebuah patung yang terletak di Rizal Park, Manila.

Jejak Islam di Filipina

Ilustrasi Manila di Filipina. Foto: Richie Chan/Shutterstock
Katanya, nama Kota Manila berasal dari fi’ amanillah yang berarti di bawah lindungan Allah SWT.
Ada bangunan yang dibangun oleh Rajah Sulayman yaitu Intramorus Walle City yang dalam bahasa latin berarti dinding. Dinding itu dibangun pada abad ke-16 di atas lahan seluas 64 hektare dan menjadi cikal bakal Kota Manila.
Jejak Islam di Filipina bukan hanya itu saja, ada juga Masjid Syeikh Karim al-Makdum yang merupakan masjid tertua di Filipina. Masjid ini juga merupakan pusat penyebaran Islam pertama di Filipina.
Ilustrasi Intramorus yang dibangun Rajah Sulayman. Foto: Walter Eric Sy/Shutterstock
Pusat Arkeologi Nasional memilih situs ini sebagai warisan bersejarah. Sedangkan, Museum Nasional Filipina, masjid ini juga dicatat sebagai kekayaan budaya berupa benda.
ADVERTISEMENT
Dan jejak Islam yang terakhir di Filipina adalah Distrik Quiapo, kota lama dan tempat permukiman Islam di Manila.