Sandiaga Uno: Bali Diproyeksikan Sebagai Destinasi Wisata Berbasis Vaksin

23 Juni 2021 8:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keindahan Pura Ulun Danu, Bali. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan Pura Ulun Danu, Bali. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, menyebut Bali akan menjadi pilot project pengembangan wisata berbasis vaksin atau vaccine based tourism. Wisata vaksin ini adalah upaya Pemerintah dalam meningkatkan perekonomian Bali yang terus mengalami kontraksi mendalam akibat pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dalam Weekly Press Briefing yang digelar secara hybrid, Selasa (22/6), Sandiaga mengungkapkan tercatat pada kuartal keempat di tahun 2020, Bali minus 12,21 persen. Sementara pada kuartal kedua tahun 2021, kemungkinan Bali minus 6-8 persen.
Sandiaga Uno saat memberikan keterangan resmi di Weekly Press Briefing secara hybrid, Selasa (22/6). Foto: Dok. Kemenparekraf
“Jadi, kita sudah diskusikan dengan melibatkan Menteri Kesehatan dan dalam diskusi tersebut kami ditugaskan di rapat internal bersama Presiden untuk menyiapkan program wisata vaksinasi ini. Karena kita sudah melihat berseliweran tawaran-tawaran wisata berbasis vaksin dari beberapa negara lainnya dengan sangat menarik,” ujar Sandiaga, seperti dikutip dari keterangan resminya.
“Dan ini menjadi pusat perhatian dari para wisatawan. Kita ingin mendorong lebih banyak vaksinasi bisa terdistribusi secara massif. Oleh karena itu, kita hadirkan program wisata berbasis vaksin. Dan Bali terpilih, karena saat ini Bali sangat membutuhkan wisatawan, karena kontraksi ekonomi yang sangat mendalam, tapi tidak menutup kemungkinan destinasi-destinasi lainnya juga akan diberlakukan program tersebut,” lanjutnya.
Sandiaga Uno saat meninjau proses vaksinasi di Bali. Foto: Dok. Kemenparekraf
Nantinya, pemberian vaksin dalam paket wisata ini diprioritaskan untuk wisatawan nusantara, sedangkan vaksin untuk wisatawan mancanegara (wisman) akan dikemas dalam bingkai vaksin mandiri, sehingga tidak akan mengambil porsi vaksin gratis untuk warga Indonesia. Namun, Sandiaga menyatakan hal tersebut terus difinalisasi yang nantinya akan diluncurkan bersama Gubernur Provinsi Bali.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, terkait pembukaan pariwisata Bali juga masih dalam tahap finalisasi. Tentunya penyiapan tersebut tergantung pada situasi pandemi COVID-19 di dalam maupun di luar negeri. Sandiaga menyebutkan, jika nantinya kondisi tidak memungkinkan, maka akan ditinjau kembali.
Salah satu peserva vaksinasi di Bali. Foto: Dok. Kemenparekraf
“Persiapan corridornya (travel corridor) sudah berada di level 90 persen. Sedangkan, untuk penyiapan charter flight sebagai uji coba juga sudah memperlihatkan kemajuan yang signifikan, namun pencet tombolnya ini tergantung dari situasi COVID terkini. Jadi, kita memutuskan bahwa jika situasinya melandai baru kita akan finalkan dan jika belum melandai tentunya kita akan sesuaikan,” ujarnya.

Sandiaga Uno Pantau Pembukaan Travel Corrridor Arrangement

Kemudian, terkait dengan pembukaan pariwisata di Batam dan Bintan dalam lingkup travel corridor arrangement, juga tentunya dilakukan dengan monev, yaitu monitoring dan evaluasi setiap minggu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Kemenparekraf juga melakukan koordinasi dan visitasi untuk melihat secara langsung kesiapan Batam dan Bintan, serta kebijakan Singapura sebagai negara yang menjadi target pasar. Karena faktor kesiapan bukan hanya dari pihak Indonesia (Batam dan Bintan), tapi juga kesiapan dari pihak Singapura.
Syarat utama yang menjadi pra-kondisi adalah situasi pandemi di daerah harus terkendali mengacu pada standar WHO. Untuk saat ini, kawasan pariwisata Lagoi lebih fleksibel untuk menjadi skala prioritas, karena situasi pandemi yang terkendali dan memiliki grand design management visitor yang baik dan sedang dijajaki proof of concept dengan Singapura.
Ilustrasi wisatawan di Bali Foto: Dok. Kemenparekraf
Sementara untuk kawasan pariwisata Nongsa di Batam, Kemenparekraf sedang menunggu situasi pandemi lebih terkendali. Untuk Batam dan Bintan, Kemenparekraf hanya menargetkan negara Singapura sebagai target pasarnya, sementara dengan Malaysia belum ditindaklanjuti. Dan saat ini Kementerian Luar Negeri sedang menyusun draf travel corridor arrangement dalam skala prioritas kawasan pariwisata Lagoi-Bintan untuk dibahas dengan pihak Singapura.
ADVERTISEMENT
“Tentunya ini harus menyesuaikan dari segi keadaan pandemi yang terkendali. Dan kami berkoordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri untuk memfinalisasi. Kita harus mampu menebar harapan dan semangat, agar sektor parekraf di Kepulauan Riau khususnya di Batam-Bintan ini mampu untuk bertahan dengan beberapa kebijakan pemerintah yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu,” jelas Sandiaga.
Ilustrasi Nongsa Batam, Kepulauan Riau Foto: Wikimedia Commons
Untuk kebijakan work from destination, tentu menyesuaikan kepada bingkai PPKM skala mikro. Apabila daerah tujuan work from destination ini termasuk zona kuning, maka diperbolehkan, namun jika zona merah tentunya disarankan untuk dihindari.
Di samping itu, Sandiaga menuturkan Kemenparekraf tengah mempersiapkan program atau kebijakan untuk mengantisipasi jika lockdown kembali diterapkan.
“Kita akan genjot program-program intervensi seperti bantuan dana hibah pariwisata dan ekonomi kreatif, bantuan sosial, bantuan insentif, bantuan permodalan, bantuan likuiditas, dan dana pemulihan ekonomi nasional agar bisa membantu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk bertahan,” pungkas Sandiaga.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)