Sapta Pesona, Usaha Kemenparekraf Ciptakan Pariwisata Aman Bagi Turis Wanita

24 April 2022 10:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi traveler wanita. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi traveler wanita. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Semenjak pandemi COVID-19 melandai, banyak turis yang memutuskan untuk melakukan perjalanan sendirian atau solo tanpa harus menunggu keluarga atau teman-temannya.
ADVERTISEMENT
Termasuk turis wanita, yang sekarang banyak memutuskan untuk solo traveling karena sebelumnya terkekang pandemi COVID-19.
Oleh karena itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Indonesia, Sandiaga Uno, mengatakan pemerintah Indonesia akan berusaha menciptakan pariwisata yang aman untuk turis perempuan, termasuk turis solo.
"Untuk menciptakan rasa aman tersebut, Kemenparekraf bekerja sama dengan Kepolisian RI, membentuk satuan khusus Polisi Pariwisata/ Polisi Wanita (Polwan) Pariwisata. Juga polisi satuan khusus untuk pengamanan objek-objek vital pariwisata," kata Sandiaga Uno, seperti yang dikutip dari Antara, Minggu (24/4).
Menparekraf Sandiaga Uno saat siaran langsung promosi produk ekonomi kreatif dan UMKM di akun media sosial TikTok @warungrojali. Foto: Kemenparekraf RI
Kemenparekraf Indonesia memiliki program Sapta Pesona untuk mengajak masyarakat yang berada di sekitar destinasi wisata untuk menjaga suasana aman, nyaman, dan bersih untuk turis, termasuk para turis wanita.
Nilai-nilai Sapta Pesona itu merupakan nilai dasar kepariwisataan, yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan penuh kenangan.
ADVERTISEMENT
Pada 2019, Gallup's Law and Order Report mengeluarkan laporan dan Indonesia berada di posisi ke-9 sebagai negara teraman di dunia. Dan menurut Women Traveler Index, Indonesia menjadi posisi ke-5 sebagai negara teraman.
Semua laporan tersebut juga digunakan untuk mengukur negara mana yang aman untuk disinggahi oleh wanita yang memutuskan bepergian solo atau sendirian.
Ilustrasi traveler wanita. Foto: Shutter Stock
Ada 8 indikator untuk mengukurnya dan mengumpulkan data-data dari berbagai institusi resmi Gallup, World Economic Forum, UN Women, dan UN Development Program.
Delapan indikator yang digunakan adalah tingkat keamanan saat berjalan sendiri di malam hari, angka pembunuhan terhadap perempuan, kekerasan seksual di luar pasangan.
Lalu, kekerasan seksual dengan pasangan, diskriminasi hukum bagi perempuan, kesenjangan gender secara global, indeks ketidaksetaraan gender, dan kekerasan terhadap sikap perempuan.
ADVERTISEMENT