Sayangnya Sudah Dibongkar, JPO Pertama di Indonesia Ada di Depan Sarinah

6 November 2022 8:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
JPO Kartini di depan Mal Sarinah. Foto: Anggita Aprilyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
JPO Kartini di depan Mal Sarinah. Foto: Anggita Aprilyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jakarta kini sudah mulai banyak dan dipercantik seiring berjalannya waktu. Bahkan, kini tak jarang banyak orang yang ke JPO hanya untuk berfoto saja.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik banyaknya JPO yang sudah mulai direvitalisasi, tentu ada JPO yang harus dikorbankan. Salah satunya adalah JPO pertama di Indonesia yang letaknya persis di depan gedung Sarinah.
JPO tersebut diberi nama JPO Kartini, karena peresmiannya dilakukan pada tanggal 21 April 1968, bertepatan dengan hari ulang tahun Pahlawan Nasional Indonesia, RA Kartini. JPO Kartini diresmikan oleh Gubernur Jakarta periode 1966-1977, Ali Sadikin.
Namun, sayangnya, jembatan tersebut kini telah dibongkar setengah dan hanya sebagiannya saja yang masih terlihat.
Ali Sadikin, mantan Gubernur Jakarta, dengan marah menunjukkan dosa-dosa 32 tahun pemerintahan Presiden Suharto sat konferensi pers pada 11 Mei 1998. Foto: Choo Youn-Kong/AFP
"Sayang banget sebetulnya, karena itu JPO pertama, bukan hanya di Jakarta, tapi pertama di Indonesia. JPO itu kan diresmikan sama Ali Sadikin (pada) 21 april 1968, dan dinamakan JPO Kartini sebetulnya," kata tour guide dari Jakarta Good Guide, Indra Diwangkara, saat berbincang dengan kumparan, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, apa alasan JPO ini dibuat? Alasannya karena pemerintah tidak bisa mengendalikan mobil-mobil yang ngebut, sehingga banyak memakan korban.
Zaman dahulu, jalan-jalan biasanya sering memakan korban, karena mobil yang ngebut seenaknya di sekitaran Matraman, Salemba, Hayam Wuruk-Gajah Mada, Sudirman, dan MH Thamrin.
"Dulu tuh kenapa dibikin JPO, karena pemerintah enggak bisa mengendalikan mobil-mobil yang ngebut. Akhirnya, dibikinlah JPO Kartini itu," ujar Indra.
Ilustrasi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
Sebelum JPO dibuat, Ali Sadikin menolak usulan pembuatan terowongan bawah tanah, karena biayanya yang terlalu mahal. Maka dari itu, jembatan penyeberangan dinilai pilihan yang paling tepat.
Namun, bukan berarti pembangunan JPO ini tidak mengeluarkan biaya yang banyak. Sebab, demi membangun JPO yang konstruksinya terbuat dari baja tersebut, menghabiskan biaya sekitar Rp 2,3 juta atau setara Rp 200 juta di masa sekarang.
ADVERTISEMENT
Dulunya sebelum dibongkar, JPO ini memiliki panjang sekitar 15 meter, dengan tinggi 8 meter.
Spot-spot di Sarinah. Foto: Anggita Aprilyani/kumparan
"Dulu pertama kali dibuka, ya, kaya mal baru buka saja, semua orang nyobain itu JPO. Setelah itu, banyak JPO-JPO (lain) bermunculan," tutur Indra Diwangkara.
"Sayang banget sebenarnya lihat JPO ini dibongkar, karena itu bisa jadi salah satu highlight di kawasan Sarinah, soalnya itu, kan, termasuk legendaris," pungkasnya.