Srawung Festival 2021 Resmi Digelar, Hadirkan Para Pegiat Festival se-Asean

25 Agustus 2021 15:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Iustrasi para penari di acara International Mask Festival (IMF). Foto: Dok. Panitia
zoom-in-whitePerbesar
Iustrasi para penari di acara International Mask Festival (IMF). Foto: Dok. Panitia
ADVERTISEMENT
Srawung Festival 2021 yang menjadi salah satu penyelenggaraan festival seni budaya terbesar di Asia Tenggara, resmi digelar pada 25-26 Agustus 2021.
ADVERTISEMENT
Ketua Jogja Festivals, Heri Pemad, mengatakan agenda tahunan yang memasuki tahun ketiga ini sangat spesial, karena menjadi sejarah berkumpulnya untuk pertama kalinya dengan para pegiat festival se-Asean.
Iustrasi para penari di acara International Mask Festival (IMF). Foto: Dok. Panitia
"Kita semua pasti merasakan tekanan yang sama dengan dampak pandemi COVID-19 ini, tapi kita juga harus menyatukan semangat yang sama untuk dapat tetap bertahan dan tetap menjaga visi misi dari setiap festival yang telah dipertahankan hingga saat ini," ujar Heri, dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Rabu (25/8).
Festival yang diinisiasi oleh Jogja Festivals dengan British Council, serta ARTJOG ini juga memaparkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai lanskap pemetaan festival-festival di Asean, dan tantangan penyelenggaraan festival di masa pandemi.
"Ini adalah pertemuan seluruh festival di Asia Tenggara. Dari survei ini, 81 festival memberikan respons dan mereka semua kami undang dalam launching hari ini. Dari Indonesia ada 87 responden dan mereka semua kami undang," ujar Direktur Pelaksana Jogja Festivals, Dinda Intan.
ADVERTISEMENT

Tantangan Penyelenggaraan Festival di Asean

Ilustrasi MICE Foto: Shutter Stock
Head of Arts and Creative Industries British Council Indonesia, Camelia Harahap, menyatakan bahwa penelitian ini didasari dengan korelasi penyelenggaraan festival dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.
"Kami melihat memang festival memiliki peran yang sangat penting untuk social-culture impact terhadap kota dan masyarakatnya. Kami rasa saat ini belum terlalu banyak evidence data yang menunjukkan betapa pentingnya festival ini dalam ekonomi kreatif di suatu negara," ujarnya.
Oleh sebab itu, para peneliti melakukan survei pada 200 responden dari negara Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia selama periode April-Juni 2021.
Selain itu, para peneliti juga melakukan metode wawancara mendalam terhadap 25 festival yang menjadi studi kasus dalam penelitian ini, untuk mendapatkan pandangan lebih mendalam tentang sejarah, perkembangan organisasi, dan relasi seni dengan komunitasnya. Dari Indonesia sendiri, penelitian ini berhasil menjaring responden dari kawasan Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian yang akan diluncurkan pada acara Srawung Festival 2021 kali ini, tampak kecenderungan yang sama di antara para pelaku festival di Asia Tenggara. Di mana festival berperan besar sebagai ruang merayakan identitas dan keberagaman, ruang edukasi dan apresiasi seni, ruang saling bertukar dan membentuk pengetahuan, dan sebagainya.
Suasana di Travex ATF 2020. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Sementara itu, para pelaku festival juga telah menunjukkan kesadaran atas pentingnya fokus khusus pada isu gender, difabilitas, dan inklusivitas, sehingga seni menjadi lebih terbuka pada berbagai kelompok sosial.
"Kami sangat terbuka bila ada pihak-pihak yang ingin bekerja sama dengan kami. Semoga dengan adanya diskusi dan hasil riset yang telah dilakukan ini, dapat memberikan pencerahan untuk masa depan festival yang lebih baik di Asia Tenggara, terutama Indonesia dan juga Yogyakarta," pungkas Heri.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)