Studi: Minum Alkohol di Pesawat Berdampak Buruk Terhadap Kesehatan

7 Juni 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minum alkohol di dalam kabin pesawat Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minum alkohol di dalam kabin pesawat Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam penerbangan internasional, alkohol menjadi salah satu minuman yang disajikan pramugari. Ya, sejumlah maskapai penerbangan, khususnya kelas bisnis atau kelas satu biasanya menyediakan minuman beralkohol untuk para penumpangnya.
ADVERTISEMENT
Meski jadi salah satu minuman yang diperbolehkan di pesawat, ada alasan sebaiknya kamu tidak minum alkohol saat penerbangan berlangsung. Ini karena efek buruk yang ditimbulkan dari minuman tersebut.
Hal itu terungkap dalam sebuah studi yang dirilis baru-baru ini. Dalam penelitian yang dipublikasikan pada Senin (3/6) di jurnal Thorax menjelaskan bahwa penumpang yang tertidur setelah meminum alkohol, kadar oksigen dalam darah akan turun drastis diiringi dengan peningkatan detak jantung.
Ilustrasi minum alkohol di dalam kabin pesawat Foto: Shutter stock
Bahkan, penelitian yang dilakukan oleh tim di Institute of Aerospace Medicine, mengungkapkan traveler dengan usia yang lebih muda dan tampak sehat tetap terkena dampak dari efek buruk ini, seperti dilansir LadBible.
Untuk membuktikannya, para peneliti melakukan penelitian terhadap 48 orang responden dengan rentang usia 18-40 tahun. Mereka melakukan penelitian selama dua malam untuk mencari tahu dampak dari minum alkohol di pesawat. Agar serupa dengan kondisi di pesawat, mereka juga melakukan penelitian di sebuah ruangan khusus dengan lingkungan bertekanan rendah.
ADVERTISEMENT
Beberapa peserta menjalani uji coba tersebut di laboratorium, sementara peserta lainnya berada di ruang bertekanan rendah. Adapun, kedua kelompok responden tersebut mengkonsumsi alkohol satu malam sebelumnya.

Efek Buruk Alkohol saat Penerbangan

Para ahli menjelaskan bahwa temuan dari penelitian ini membuktikan bahwa alkohol dan gabungan tekanan kabin, menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah dan peningkatan detak jantung.
Tak hanya itu, gejala penurunan tekanan darah selama penerbangan adalah risiko kesehatan yang sebenarnya dapat dihindari.
“Mungkin bermanfaat untuk mempertimbangkan perubahan peraturan untuk membatasi akses terhadap minuman beralkohol di dalam pesawat,” kata para peneliti.
Ilustrasi minum alkohol. Foto: Thinkstock
Campuran konsentrasi oksigen rendah di dataran tinggi dan alkohol dalam tubuh diyakini mengganggu kualitas tidur peserta. Hal ini karena sifat alkohol yang menantang sistem kardiovaskular dan menyebabkan rendahnya kadar oksigen darah dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
“Hasil ini menunjukkan bahkan pada individu muda dan sehat, kombinasi asupan alkohol dengan tidur dalam kondisi hipobarik menimbulkan tekanan besar pada sistem jantung, dan mungkin menyebabkan eksaserbasi gejala pada pasien dengan penyakit jantung atau paru," imbuh para peneliti.
Meski traveler tersebut masih muda dan sehat, minum alkohol saat penerbangan dapat menyebabkan efek serius terhadap jantung mereka. Bahkan, Dr Elmenhorst mengatakan penurunan saturasi oksigen bersamaan dengan peningkatan detak jantung dapat memperburuk kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.
"Kami terkejut melihat efeknya begitu kuat. Mohon jangan minum alkohol saat berada di pesawat. Saturasi oksigen turun ke tingkat yang cukup rendah saat tidur," kata Elmenhorst.
"Inilah mengapa saya menyarankan untuk menghindari minum alkohol bahkan ketika seseorang dalam keadaan sehat," pungkasnya.
ADVERTISEMENT