Surat Terbuka Masyarakat Baduy ke Jokowi: Hapus Wilayah dari Destinasi Wisata

7 Juli 2020 11:40 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga Baduy Dalam berjalan kaki di Leuwidamar menuju kota Rangkasbitung untuk mengikuti tradisi Seba Baduy di Lebak, Banten, Sabtu (4/ Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga Baduy Dalam berjalan kaki di Leuwidamar menuju kota Rangkasbitung untuk mengikuti tradisi Seba Baduy di Lebak, Banten, Sabtu (4/ Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
ADVERTISEMENT
Masyarakat adat Baduy di Kecamatan Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten melayangkan surat untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (6/7). Dalam surat tersebut, mereka meminta Jokowi untuk menghapus kawasan adat Baduy sebagai destinasi wisata dan menggantinya sebagai cagar budaya.
ADVERTISEMENT
Dalam surat terbuka yang diterima kumparan, keputusan ini dicetuskan oleh Lembaga Adat Baduy dalam pertemuan di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (4/7) untuk membahas surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.
Dalam surat itu disebutkan, tantangan melawan kuatnya arus modernisasi yang dibawa para wisatawan dianggap terasa semakin berat bagi para tokoh adat dalam menanamkan aturan adat yang diberlakukan. Hal ini pun membuat para tetua adat khawatir akan runtuhnya tatanan nilai adat pada generasi berikutnya.
Cap jempol surat terbuka utnuk Jokowi oleh tokoh Adat Baduy Foto: Istimewa
Jaro Saidi, salah satu Pemangku Adat di Baduy khawatir terjadi pencemaran lingkungan di wilayah Baduy. Banyak pedagang dari luar Baduy berdatangan ke dalam, sebagian besar menjual produk makanan minuman berkemasan plastik sehingga mendatangkan persoalan baru.
ADVERTISEMENT
''Ini terjadi karena terlalu banyaknya wisatawan yang datang, ditambah banyak dari mereka yang tidak mengindahkan dan menjaga kelestarian alam. Sehingga, banyak tatanan dan tuntunan adat yang mulai terkikis dan tergerus oleh persinggungan tersebut,'' kata Jaro Saidi, dalam keterangan resmi yang diterima kumparan.
Surat terbuka untuk Presiden Jokowi itu kemudian dititipkan Jaro Tangtu Cikeusik, Alim, kepada Heru Nugroho dan tiga rekannya, Henri Nurcahyo, Anton Nugroho, dan Fajar Yugaswara. Mereka dipercaya oleh para Lembaga Adat Baduy untuk bisa menyampaikan aspirasi dan mengirimkan surat terbuka kepada presiden, beberapa kementerian dan perangkat daerah wilayah Banten.
Warga menyeberangi jembatan di Kampung Baduy Luar, Lebak, Banten. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Heru Nugroho selaku ketua Tim, mengaku sangat antusias dan siap menjadi narahubung aspirasi masyarakat Baduy ke Presiden Joko Widodo. Dengan adanya surat terbuka tersebut, Heru berharap pemerintah dapat mendengarkan aspirasi masyarakat adat Baduy agar mereka tetap menjalani tatanan budaya dengan tenteram.
ADVERTISEMENT
"Karena kedekatan saya kepada masyarakat Baduy yang sudah terjalin sekian lama, mungkin saya diberikan kepercayaan oleh mereka (Pemangku Adat Baduy) untuk bisa menyampaikan aspirasinya kepada Bapak Presiden melalui surat terbuka ini," ujar Heru.
Sejumlah wanita Baduy beraktivitas di Kampung Baduy Luar, Lebak, Banten. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Heru pun menilai, mengganti wilayah adat tersebut sebagai cagar budaya adalah pilihan terbaik untuk kawasan Baduy. Menurutnya, nilai eksklusivitas produk yang dihasilkan cagar alam dan cagar budaya tersebut dapat mendorong perputaran ekonomi masyarakat Baduy.
Suku Baduy dengan segala keunikannya membuat masyarakat luar datang berbondong-bondong untuk menikmati wisata budaya di kawasan tersebut. Namun, meningkatnya kunjungan wisatawan mendatangkan persoalan baru yang jika tidak diantisipasi akan menyebabkan runtuhnya nilai-nilai adat yang telah dijaga.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.