Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Liburan merupakan kegiatan yang sudah dianggap sebagai aktivitas berkelompok. Mulai dari honeymoon, reuni keluarga, akhir pekan dengan teman-teman, hang out dengan rekan arisan dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Namun, seiring berjalannya waktu, tren liburan mulai berubah. Sejak beberapa tahun terakhir, lebih banyak orang mulai memilih liburan sendirian alias solo traveling untuk memuaskan keinginannya, yaitu menyendiri.
Untuk mengetahui lebih dalam soal fenomena yang tengah nge-tren ini, Klook, platform pemesanan layanan dan aktivitas travel skala global, mengangkat sebuah studi soal Solo Traveling . Dilansir dari keterangan resmi Klook, Jumat (13/12) studi tersebut menemukan bahwa mayoritas wisatawan ternyata cukup tertarik dengan solo traveling. Uniknya, ketertarikan tersebut tidak terbatas oleh umur, gender, dan kewarganegaraan.
Dari hampir 2.200 orang Indonesia yang disurvei oleh Klook, 79 persen responden mengatakan mereka sudah pernah berlibur sendiri atau sedang mempertimbangkannya. Ketika membandingkan preferensi secara generasi, 85 persen dari responden Generasi Z (berusia 18 sampai dengan 24 tahun) dan 80 persen dari responden Generasi Milenial (berusia 25 sampai 39 tahun) mengatakan mereka sudah pernah berlibur sendiri atau tertarik untuk merencanakan perjalanan solo.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, ide untuk solo tarveling tetap lebih menarik bagi orang Indonesia yang berusia lebih muda. Buktinya, hanya sekitar 67 persen dari Generasi X (responden berusia 40 sampai 54 tahun) dan 56 persen dari Baby Boomer (berusia lebih dari 55 tahun) yang tertarik untuk melakukan perjalanan solo.
Walaupun ada ketertarikan untuk melakukan solo traveling di setiap generasi, tetapi data dari Klook menunjukkan bahwa ketakutan akan rasa kesepian membuat beberapa responden masih ragu untuk merealisasikannya. Sekitar 60 persen responden mengakui adanya rasa takut kesepian jika mereka melakukan solo traveling.
Ketika berbicara tentang motivasi untuk solo traveling, 62 persen dari responden Indonesia mengatakan bahwa mereka ingin melepaskan diri dari rutinitas normal atau istirahat dari pekerjaan. Dari data tersebut, 69 persen responden wanita lebih banyak memilih untuk solo traveling dengan alasan istirahat dari rutinitas normal. Kemudian, berdasarkan perbedaan generasi, 74 persen dari Generasi X mengatakan motivasi utama mereka adalah ingin melepaskan diri dari rutinitas normal.
Menariknya, mayoritas dari Baby Boomer mengatakan bahwa mereka melihat liburan sebagai salah satu cara memberikan hadiah untuk diri sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa para pensiunan Indonesia melihat liburan sebagai cara untuk mengisi waktu pensiun mereka.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah solo traveler di Indonesia juga meningkat. Sebanyak 79 persen wisatawan di Indonesia menyatakan telah berlibur sendiri atau telah memikirkan ide tersebut. Ketika ditanya alasan mereka mau berlibur sendiri, 62 persen responden mengatakan mereka ingin lepas dari rutinitas normal alias me time, serta menghadiahi diri sendiri.
Bagaimana dengan kamu, pernahkan menjajal solo traveling ?