Takut Hilang dari Peta, Tuvalu Ingin Jadi Negara Digital di Metaverse

21 November 2022 8:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pulau Tuvalu. Foto: Romaine W/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pulau Tuvalu. Foto: Romaine W/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim menjadi salah satu masalah yang tengah dihadapi banyak negara di dunia. Salah satunya adalah sebuah negara kepulauan yang ada di Samudera Pasifik yaitu Tuvalu.
ADVERTISEMENT
Meski dikenal indah, negara yang dulunya dikenal Kepulauan Ellice tersebut tengah gelisah sebab negaranya terancam hilang dari peta akibat perubahan iklim. Ya, negara terkecil keempat di dunia tersebut terancam hilang karena perubahan iklim yang membuat naiknya permukaan air laut.
Ilustrasi Pulau Tuvalu. Foto: Romaine W/Shutterstock
Dilansir Unilad, permasalahan perubahan iklim yang terjadi di Tuvalu menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir karena dampaknya yang mulai terasa. Naiknya permukaan laut dan banjir yang terjadi di sekitar pulau menjadi ancaman serius bagi negara tersebut.
Ketika air pasang terjadi, setidaknya 40 persen wilayah bagian pulau bakal terendam air. Padahal, pulau tersebut tenggelam jadi rumah untuk 12 ribu penduduk.
Disebutkan, bahwa seluruh negara diperkirakan akan tenggelam pada akhir abad ini.
ADVERTISEMENT
Meski terancam tenggelam, Pemerintah Tuvalu punya cara anti-mainstream karena berencana menjadikan pulau tersebut sebagai pulau digital. Loh, kok bisa?

Tuvalu Jadi Pulau Digital di Metaverse

Ilustrasi metaverse. Foto: B O S S I C A/Shutterstock
Bukan isapan jempol belaka, Menteri Luar Negeri Tuvalu, Simon Kofe, mengusulkan Tuvalu sebagai pulau digital dengan memanfaatkan kecanggihan Metaverse Facebook. Kofe, berencana untuk membuat salinan alias replika pulau secara keseluruhan mulai dari bagian pulau, landmark, hingga kekayaan sejarah dan budaya yang ada di Tuvalu.
Cara tersebut dianggap tepat agar segala warisan yang ada di Tuvalu bisa terjaga dengan baik. Dalam sebuah konferensi iklim COP27 beberapa waktu lalu di Mesir. Pihaknya tengah mencari solusi alternatif untuk menjaga kelestarian negaranya dari ancaman kepunahan.
Ilustrasi metaverse. Foto: Chaosamran_Studio/Shutterstock
Untuk itu, ia pun berencana menjadikan Tuvalu sebagai negara digital di Metaverse di mana nantinya masyarakat dapat menggunakan alat Augmented Reality (AR) atau Virtual Reality (VR) yang dikembangkan oleh Mark Zuckerberg.
ADVERTISEMENT
"Tanah kami, laut kami, kebudayaan kami adalah aset yang paling berharga bagi kami dan orang-orang kami. Dan untuk menjaga mereka dari ancaman bahaya, apa pun yang terjadi di dunia fisik, kami akan memindahkan mereka ke cloud," katanya.

Pulau Digital Pertama

Kofe berharap bahwa idenya untuk menjadikan Tuvalu sebagai pulau digital bisa terealisasi sehingga jika memang negaranya tenggelam sepenuhnya. Masyarakat yang telah direlokasi bisa tetap berkomunikasi di dunia digital.
Jika terjadi, Tuvalu akan menjadi negara pertama yang membangun replika negaranya di dunia digital. Langkah serupa sebelumnya juga dilakukan Seoul dan Pulau Barbados.
Pantai indah dengan laut jernih membiru di Tuvalu Foto: Shutter Stock
Perbedaannya, keduanya hanya memanfaatkan Metaverse sebagai alternatif ruang lain untuk berkomunikasi.
Kofe sebelumnya menarik perhatian dunia pada COP26 tahun lalu di Glasgow, Skotlandia. Ketika itu, ia memimpin konferensi sambil berdiri setinggi lutut di lautan untuk menunjukkan bagaimana negaranya berjuang melawan perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Saat itu, ia mengatakan mereka harus bertindak karena negara-negara lain di seluruh dunia ternyata tak melakukan bagian mereka untuk mencegah perubahan iklim.