Tarif Tiket Masuk TN Komodo Naik Jadi USD 500, Hoaks atau Bukan?

2 Desember 2018 16:29 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komodo sedang mencari tempat berteduh di Pulau Komodo (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Komodo sedang mencari tempat berteduh di Pulau Komodo (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, sempat beredar kabar pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menaikkan tarif tiket masuk Taman Nasional Komodo. Tidak hanya seratus-dua ratus ribu rupiah, kenaikannya menjadi USD 500.
ADVERTISEMENT
Walaupun belum disahkan, ternyata kabar ini membuat wisatawan baik dalam maupun luar negeri ketar-ketir dan gelisah. Terutama bagi mereka yang telah merancang rencana perjalanan untuk menyambangi pulau yang dihuni binatang reptil purba kebanggaan Indonesia tersebut.
Kabar ini ternyata bukanlah hoaks atau sekadar isapan jempol belaka. Saat dikonfirmasi kumparanTRAVEL, Viktor Laiskodat, Gubernur Nusa Tenggara Timur, membenarkan rencana kenaikan tersebut. Kenaikan tarif ini berlaku bagi wisatawan asing.
Ia membenarkan tarif masuk Taman Nasional Komodo menjadi USD 500 dari yang tadinya hanya berkisar Rp 225 ribu.
''Pulau Komodo itu kan the one and only. Kita tidak mau orang yang datang hanya untuk mempergunakan potensi yang luar biasa untuk yang murah-murah. Ini, kan langka, di dunia cuma ada satu, maka dari itu tidak boleh murah," katanya saat ditemui kumparanTRAVEL pada acara soft opening Tempat Pelelangan Ikan Labuan Bajo pada Jumat, (30/11).
ADVERTISEMENT
"Kalau miskin jangan datang, karena kalau yang (ingin) datang itu kaya, dia akan datang. (Misalnya) USD 5.500 itu nothing, untuk melihat sesuatu yang one and only di dunia," lanjut dia.
Rombongan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat mengecek dermaga dan bangunan TPI Labuan Bajo. (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rombongan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat mengecek dermaga dan bangunan TPI Labuan Bajo. (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Menurut pemaparan Viktor, uang tiket yang nantinya dihasilkan dari kenaikan tarif tersebut akan digunakan kembali untuk merawat TN Komodo agar menjadi sustainable tourism destination.
Misalnya saja untuk melakukan penanaman pohon dan mempersiapkan rantai makanan yang memadai bagi komodo yang tersisa, sehingga TN Komodo tak hanya atraktif untuk wisata tapi juga kembali sesuai dengan habitat awalnya.
''(Komodo) harus diajarkan lagi untuk menjadi wild. Ini kan taman nasional, harus bagus, harus terawat. Ke depannya, kita akan memperbaiki rantai makannya, lingkungannya, dan pohon ditanam lebih banyak," tambahnya lagi.
Rusa di Pulau Komodo (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rusa di Pulau Komodo (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Rencana ini ternyata diamini juga oleh Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Jelamu. Menurutnya, meski menimbulkan pro dan kontra, kenaikan harga tiket masuk ke TN Komodo merupakan hal yang wajar.
ADVERTISEMENT
''Komodo memberikan pesan bahwa sesuatu yang eksotis dan langka perlu diapresiasi. Dan komodo memberikan pesan yang scientific. Dari komodo kita bisa mengetahui perkembangan jutaan tahun yang lalu.
Komodo ini ada di NTT, dan uang yang masuk lewat tiket taman nasional masuk ke PAD. PAD itu nanti akan digunakan untuk membangun, menata TN Komodo. Pak Viktor mau mengubah mindset masyarakat, bahwa sesuatu yang berkualitas tinggi memang sangat mahal,'' kata Marius saat ditemui kumparanTRAVEL.
Komodo sedang mencari tempat berteduh di Pulau Komodo (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Komodo sedang mencari tempat berteduh di Pulau Komodo (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Mengenai tarif, Viktor Laiskodat menambahkan kapal wisatawan asing yang bersandar juga akan dikenakan tarif sebesar USD 5000. Sedangkan tarif bagi wisatawan domestik akan naik mencapai USD 100
Meski belum mendapat persetujuan dari pemerintah pusat, Viktor menyatakan bahwa ia tidak khawatir jika seandainya kelak TN Komodo mengalami penurunan jumlah wisatawan.
ADVERTISEMENT
"Enggak dong, kalo lo cuma the one and only, kenapa mesti takut. Pulau Komodo itu kan the one and only di dunia. Jangan dibuka untuk masyarakat banyak harus dilindungi," tutupnya.