The Hermitage Jakarta: Hotel Bintang 5 Berselimut Sejarah dan Bertabur Kemewahan

4 Juni 2022 15:34 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
The Hermitage, a Tribute Portfolio Hotel, Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
The Hermitage, a Tribute Portfolio Hotel, Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 sudah mulai melandai, tandanya semua sektor di dunia termasuk pariwisata, ekonomi, hingga perhotelan kembali bangkit secara perlahan.
ADVERTISEMENT
Namun, karena pandemi juga kebiasaan orang dalam berwisata menjadi berubah. Orang-orang jadi lebih memilih untuk staycation di kota-kota mereka tinggal dibandingkan harus jauh-jauh ke luar kota.
Salah satunya di Jakarta. Sebelum pandemi biasanya hotel di Jakarta tidak terlalu ramai, tapi saat semua perjalanan dibatasi orang-orang lebih memilih menginap di hotel yang berada di Jakarta.
Mungkin hotel satu ini bisa menjadi salah satu pilihanmu untuk staycation bersama keluarga.
The Hermitage, a Tribute Portfolio Hotel, Jakarta, adalah hotel yang arsitekturnya art deco dan kental dengan bangunan zaman dulu dan akan membuatmu seolah kembali melihat sejarah yang ada.
Desain ruangan di The Hermitage, a Tribute Portfolio Hotel, Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
Hotel yang berdiri sejak 2014 ini memiliki luas sekitar 4.039 meter persegi. Terdiri dari 9 lantai dan memiliki 90 kamar dari 8 tipe kamar yang tersedia.
ADVERTISEMENT
The Hermitage menempati gedung bersejarah yang berdiri pada 1923, maka dari itu, gedung tersebut dijadikan warisan budaya dan tidak boleh diubah arsitekturnya.
Meskipun gedung ini merupakan gedung bersejarah, hotel yang menggunakan arsitektur art deco dari Jasin Tedjasukmana dan desain interior dari Thomas Elliott ini tidak menghilangkan rasa kemewahan yang diberikan oleh hotel bintang 5.
Dulunya pada 1923, gedung ini merupakan kantor telekomunikasi kolonial Belanda, setelah Indonesia merdeka, pada 1945-1946 beralih fungsi menjadi gedung Komite Nasional Indonesia.
Tidak sampai di situ, pada 1960 gedung ini menjadi kantor Kementerian Pengajaran dan Pendidikan Indonesia, dan terakhir pada 1999 beralih fungsi lagi menjadi Universitas Bung karno.
Desain ruangan di The Hermitage, a Tribute Portfolio Hotel, Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
"Pemerintah menyetujui gedung ini menjadi hotel, tapi juga dijadikan sebagai warisan budaya. Kita tidak mengubah arsitekturnya," kata Marketing Communication Manager The Hermitage, a Tribute Portfolio Hotel, Jakarta, Dequinita Vadela Gunawan, saat berbincang dengan kumparan, pada Jumat malam (3/6).
ADVERTISEMENT
kumparan mendapat kesempatan merasakan staycation di hotel yang memiliki tema art deco ini. Untuk ke hotel ini, transportasinya terbilang mudah, karena kamu bisa menggunakan kendaraan pribadi ataupun transportasi online.
Begitu sampai di lobi hotel, kamu akan merasakan nuansa yang kental dengan gaya klasik, ditambah suasananya tidak terlalu ramai sehingga membuat para tamu akan merasa sangat nyaman.
"Dari konsep yang ada sekarang kita memang ingin membungkus sejarah yang ada, warisan yang kita punya dikemas dengan cara modern dengan cara menjadi hotel yang nyaman," ungkap Quin.
Desain dan fasilitas di Hotel The Hermitage, a Tribute Portofolio Hotel, Jakarta. Foto: Anggita Aprilyani/kumparan.
Cukup kaget ketika melihat resepsionis atau front office di hotel ini hanya terdapat dua meja, dan cenderung tidak ada antrean yang menunggu untuk check-in atau check-out.
ADVERTISEMENT
"Hotel ini hanya memiliki 2 front office untuk check-in, alasannya kamar kita hanya 90, balik lagi ke service, dan guardian menyediakan in room check-in," kata Quin.
"Jadi kalau misalnya di lobi dilihat enggak ada tamu. Padahal belum tentu, dan tamu biasanya kita arahkan langsung ke dalam kamar mereka," tambahnya.
Kamar tipe Junior Suite di The Hermitage, a Tribute Portofolio Hotel, Jakarta. Foto: Anggita Aprilyani/kumparan
Setelah masuk, kumparan langsung diajak untuk menuju ke kamar yang akan ditempati dengan tipe Junior Suite. Ketika masuk kamar, kamu akan langsung diperlihatkan dengan ruang tamu lengkap dengan meja kerja dan juga televisi.
Dan tentunya untuk menuju ke kamar tidur, ada pintu yang menjadi pembatasnya. Sehingga ruang tamu dan kamar tidur itu terpisah dan tidak dalam satu area.
"Melihat posisi meja kerja yang dekat dengan pintu masuk kamar, The Hermitage ingin membedakan ruang istirahat dengan ruang kerja. Karena rata-rata tamu kita itu long stay. Jadi mereka bisa terima tamu di kamar enggak perlu ke restoran," ujar Quin.
ADVERTISEMENT
Kamar tipe Junior Suite di The Hermitage, a Tribute Portofolio Hotel, Jakarta. Foto: Anggita Aprilyani/kumparan
Masuk ke bagian kamar tidur, kamu akan disajikan dengan kasur berukuran king size yang tentunya akan membuatmu merasa "terpanggil" untuk berleyeh-leyeh di atasnya.
Menengok bagian yang menjadi perhatian orang setiap ke suatu tempat, yaitu kamar mandi. Kamar mandinya terbilang cukup besar dengan terdapat shower dan bathtub.
Di sepanjang lobi dan lorong menuju kamar, kamu juga akan ditemani oleh lukisan-lukisan yang sangat kental dengan Indonesia.
Karena ini merupakan salah satu gedung bersejarah, kumparan melihat ke bagian ballroom dari The Hermitage yang ternyata masih menggunakan bangunan asli yang berdiri sejak tahun 1923.
Salah satu ruangan ballroom di Hotel The Hermitage, a Tribute Portofolio Hotel, Jakarta, yang masih asli. Foto: Anggita Aprilyani/kumparan.
Untuk function room di hotel ini terdapat dari lima ruangan, yaitu Bandung, Surabaya, Cilacap, Semarang, dan Voyage. Jika semua digabungkan itu bisa berkapasitas 300 orang.
ADVERTISEMENT
Fasilitas-fasilitas di hotel ini pun terbilang lengkap, ada gym yang buka selama 24 jam dan juga kolam renang yang buka dari jam 06.00 hingga 21.00.
Sudah puas membahas keunikan dari hotel ini, jangan lupa yang terpenting adalah makanan yang tersedia di The Hermitage. Tamu yang menginap di sini akan mendapatkan breakfast di 1928 restaurant.
Restoran ini sendiri memiliki kapasitas 50 orang dan ada private dining room yang hanyak diperuntukkan untuk 10-12 orang saja. Makanan yang disediakan pun mulai dari Indonesia, western, hingga Dutch.
La Vue Rooftop Bar, The Hermitage, a Tribute Portofolio Hotel, Jakarta. Foto: Anggita Aprilyani/kumparan
Restaurant di hotel ini ada tiga, yaitu 1928, Hermitage Lounge, dan La Vue Rooftop Bar. La Vue Rooftop bar menjadi daya tarik tersendiri, karena para tamu akan disuguhkan pemandangan 360 derajat kota Jakarta dari lantai 9 gedung tersebut.
ADVERTISEMENT
Ditemani dengan musik, dan tentunya minuman yang bisa membuat suasana nongkrong bersama teman-temanmu menjadi lebih asyik.

Guardian Service di The Hermitage, a Tribute Portofolio Hotel, Jakarta

La Vue Rooftop Bar, The Hermitage, a Tribute Portofolio Hotel, Jakarta. Foto: Anggita Aprilyani/kumparan
Ini service yang membedakan hotel ini dengan hotel lainnya. Setiap tamu yang memesan kamar via website resmi atau agen perjalanan online akan mendapatkan guardian service.
"Guardian itu sebenarnya semi buttler itu highlight banget di kita, nah jadi memang hotel ini dari awal kita dibangun itu kita target market-nya luxury," ucap Quin.
ADVERTISEMENT
kumparan juga ikut merasakan guardian service. Sebelum menginap, guardian menghubungi dan menanyakan jam berapa akan check-in, lalu apakah ada request untuk kamar yang ditempati nantinya.
Setelah sesampainya di hotel, guardian juga menemani hingga ke kamar dan membantu proses in room check-in yang dilakukan sesampainya di kamar.
Desain ruangan Executive Room di The Hermitage, a Tribute Portfolio Hotel, Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
Para tamu akan di-treat layaknya raja dan para guardian akan siap membantu jika kamu membutuhkan sesuatu.
ADVERTISEMENT
"Jadi memang tiap hotel berbeda standarnya. Kalau kita harus memaksimalkan service untuk tamu. Itu kenapa alasan kita ada guardian, karena kita mau go beyond dengan concierge," tutur Quin.
Jangan khawatir, semua tamu yang menginap di sini dengan tipe kamar apapun akan mendapatkan pelayanan tersebut dan tidak perlu menambah biaya lagi.
Desain dan fasilitas di Hotel The Hermitage, a Tribute Portofolio Hotel, Jakarta. Foto: Anggita Aprilyani/kumparan.
Untuk jam check-in di The Hermitage, a Tribute Portofolio Hotel, Jakarta, mulai pukul 15.00 dan check-out pada pukul 12.00.
"Industri perhotelan memang saat pandemi terkena dampaknya. Hotel ini sempat tutup 3 bulan. Tapi, sekarang kita mau nunjukin kalau The Hermitage is back," tutuk Quin.
Untuk kamu yang ingin merasakan menginap di hotel yang bangunannya kental akan sejarah ini, harga per malamnya dibanderol mulai dari Rp 3,7 juta++.
ADVERTISEMENT