Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tradisi di Korsel: Ubah Abu Orang Meninggal Jadi Manik-manik untuk Dipajang
11 Maret 2022 7:05 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di Korea Selatan , manik-manik sangat populer. Tetapi bukan hanya sebagai fashion, melainkan digunakan untuk menghormati orang yang sudah meninggal. Bagaimana bisa?
Dilansir Time, manik-manik itu dibuat dari sisa-sisa orang yang sudah meninggal. Sebagai alternatif dari metode penguburan tradisional, orang Korea Selatan mengambil abu kerabat dan mengubahnya menjadi manik-manik berwarna biru-hijau, merah muda, atau hitam mengkilap.
Tapi manik-manik itu tidak digunakan untuk gelang, biasanya orang Korea Selatan menyimpannya untuk dipajang di piring atau wadah kaca. Hal ini bermaksud sebagai cara dekoratif untuk menjaga kerabat yang sudah meninggal itu tetap di dekatnya.
Pendiri dan CEO perusahaan "Death Beads", Bae Jae-yul, mengatakan dia telah membuat manik-manik lebih dari ribuan orang. Dengan biaya prosesnya sekitar 900 dolar Amerika atau setara Rp 12,9 juta.
ADVERTISEMENT
Proses ini semakin populer sejak adanya undang-undang tahun 2000. Dalam undang-undang tersebut mengharuskan siapa pun yang mengubur keluarga atau kerabatnya setelah tahun 2000, harus memindahkan kuburannya ketika kuburan sudah berusia 60 tahun.
Pada 2018 , rata-rata 582 orang meninggal per 10.000 orang. Jadi, jelas mengapa pemakaman di Korea Selatan sulit memenuhi permintaan.
Karena undang-undang itulah tingkat kremasi meningkat di Korea Selatan. Dalam satu generasi, tingkat kremasi naik dari 20,5 persen menjadi 82,7 persen. Alih-alih guci dekoratif untuk menyimpan abu orang yang mereka cintai, orang-orang di Korea Selatan malah memilih abu anggota keluarga mereka yang telah meninggal menjadi manik-manik yang indah.
“Anda tidak merasa bahwa manik-manik ini menyeramkan atau menakutkan. Bahkan, ada kekudusan dan kehangatan pada mereka," kata Bae Jae-yul, seperti yang dikutip dari Time.
ADVERTISEMENT
Park Tae-ho, Kepala Peneliti di Dewan Nasional Korea untuk Promosi Kremasi, mengatakan bahwa bisnis manik-manik kematian ini telah diluncurkan di Amerika Serikat, tetapi gagasan itu tidak mendapatkan popularitas yang sama dan sebagian besar tidak berhasil. Orang Amerika mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk menyadari fenomena tersebut.