Tradisi saat Gunung Mauna Loa Meletus: Warga Asli Hawaii Bernyanyi dan Menari

22 Desember 2022 14:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aliran lava bergerak ke timur laut lereng gunung berapi Mauna Loa dari letusan Northeast Rift Zone, di Hawaii, AS Selasa (29/11/2022). Foto: USGS/David Fee/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Aliran lava bergerak ke timur laut lereng gunung berapi Mauna Loa dari letusan Northeast Rift Zone, di Hawaii, AS Selasa (29/11/2022). Foto: USGS/David Fee/Reuters
ADVERTISEMENT
Mauna Loa di Hawaii merupakan gunung berapi terbesar di dunia. Gunung ini menjadi perbincangan dunia, karena belum lama ini meletus untuk pertama kalinya sejak 40 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Namun, saat gunung ini meletus, beberapa warga ada yang melakukan hal-hal untuk menghormati dunia alam dan spiritual. Hal ini merupakan bagian dari tradisi yang diturunkan oleh leluhurnya.
Sebagai contoh, Willette Kalaokahaku Akima-Akau, melihat lava yang mengalir sambil memberikan persembahan gin, tembakau, dan koin.
"Saya berencana membawa cucu saya untuk memberikan persembahan dan nyanyian untuk Pele, dewa gunung berapi Hawaii, yang memiliki kekuatan unsur, serta pencipta lanskap vulkanik dan dari dulu dihormati oleh kakeknya sebagai kupuna, sebuah kata yang bisa berarti leluhur," kata Akima-Akau, seperti dikutip dari AP News.
Foto udara yang diambil selama overflight letusan Northeast Rift Zone gunung berapi Mauna Loa di Hawaii, AS, Senin (28/11/2022). Foto: USGS/Civil Air Patrol/Reuters
“Ini saatnya kupuna kita, rakyat kita, dan anak-anak kita untuk datang dan menyaksikan apa yang terjadi karena sejarah dibuat setiap hari,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Bagi banyak penduduk asli Hawaii, letusan gunung berapi seperti Mauna Loa memiliki makna budaya yang mendalam, namun sangat pribadi.
Bagi banyak orang, tradisi ini bisa menjadi kesempatan untuk merasakan hubungan dengan ciptaan itu sendiri, melalui cara lahar yang akan melahirkan tanah baru. Tradisi ini juga merupakan waktu untuk merenungkan tempat mereka di dunia dan orang-orang yang datang sebelum mereka.
“Letusan gunung berapi adalah manifestasi fisik dari begitu banyak kekuatan alam dan spiritual bagi orang Hawaii. Orang-orang yang tidak terbiasa harus memahami bahwa itu adalah hal yang sangat pribadi, sangat penting,” kata juru bicara Otoritas Pariwisata Hawaii yang merupakan penduduk asli Hawaii, Ilihia Gionson.
Lora (7) dan kakaknya, Silas (9), duduk di belakang mobil orang tua mereka untuk menyaksikan letusan Gunung Api Mauna Loa di Hawaii, AS, Rabu (30/11/2022). Foto: Go Nakamura/REUTERS
Mungkin tidak semua penduduk asli Hawaii akan merasa perlu pergi melihat lahar, tetapi di antara mereka pasti ada yang bernyanyi, berdoa kepada leluhur, dan tak jarang ada yang menghormati momen tersebut dengan menari hula.
ADVERTISEMENT
Ada juga yang melakukan meditasi demi berkomunikasi dengan kupuna menggunakan kekuatan yang mereka miliki.
Penduduk asli Hawaii lainnya, Kainani Kahaunaele, mengatakan bernyanyi bukan untuk pertunjukan. Melainkan hal ini dilakukan sebagai rasa hormat dan persembahan untuk Pele, tanah, dan Mauna Loa.
Banyak orang Hawaii mempraktikkan tradisi keluarga yang diturunkan dari para tetua.
Gunung berapi Mauna Loa di pulau Hawaii pada 25 Maret 1984. Foto: U.S. Geological Survey/Reuters
Praktisi budaya asli Hawaii, Kealoha Pisciotta, juga menambahkan warga asli Hawaii memiliki hubungan yang berbeda dengan spiritualitas lava.
Sebab, lahar dinilai akan membawa mana yang baik yang bisa berarti kekuatan supranatural atau ilahi, dan membersihkan tempat yang perlu dibersihkan.
Ada juga hubungan dan koneksi yang berbeda dengan Pele, yang oleh beberapa orang disebut sebagai dewa atau dewi. Pele sangat penting dalam budaya Hawaii, mewakili semua fenomena yang berhubungan dengan gunung berapi, magma, uap, abu, dan hujan asam.
ADVERTISEMENT