UNESCO Minta Pembangunan di Pulau Komodo Dihentikan, Ini Tanggapan Gubernur NTT

4 Agustus 2021 8:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pulau Komodo, NTT Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Komodo, NTT Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat merespons UNESCO, yang meminta seluruh proyek pembangunan di Pulau Komodo dihentikan.
ADVERTISEMENT
Viktor menyebut pembangunan infrastruktur di kawasan wisata Taman Nasional Komodo (TNK) oleh pemerintah, demi keselamatan dan kenyamanan pengunjung.
"Pengunjung yang datang harus dijamin keselamatan dan kenyamanan maka infrastruktur harus mendukung hal tersebut," ujar Viktor seperti dilansir Antara, Rabu (4/8).
Gubernur NTT Viktor Laiskodat memeriksa KMP Komodo. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Selain itu, Viktor juga menyampaikan terima kasih kepada UNESCO karena ikut memperhatikan aset negara, khususnya Taman Nasional Komodo yang merupakan kawasan konservasi alam dan juga kebanggaan NTT.
Namun, kata dia, perlu diperhatikan juga bahwa apa yang dikerjakan oleh Pemerintah Indonesia dan telah disetujui bersama Presiden Joko Widodo untuk membantu agar Taman Nasional Komodo memiliki manfaat ekonomi yang besar bagi NTT.
Pembangunan elevated deck di Taman Nasional Komodo Foto: Dok. KLHK
Ia berharap UNESCO juga memahami bahwa apa yang dikerjakan pemerintah adalah dalam rangka untuk menjaga habitat komodo dan juga menjaga biota laut serta semua kekayaan alam agar tidak dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
“Pihak-pihak yang mungkin kurang setuju dengan apa yang sudah dilakukan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi NTT agar bisa melakukan riset lanjutan dan juga berdiskusi bersama kami," katanya.
Awkarin dan sang kekasih, Sabian Tama berpose dengan latar belakang Komodo di Pulau Rinca, Labuan Bajo. Foto: Instagram Sabian Tama
Lebih lanjut, Viktor menjelaskan pemerintah telah memutuskan untuk menata pulau dan laut di kawasan Taman Nasional Komodo di antaranya Pulau Rinca sebagai lokasi wisata massal.
"Pulau Rinca juga menjadi habitat komodo dan dengan ditetapkan sebagai mass tourism tentunya kita perlu mengembangkannya," katanya.
Oleh karena itu, di Pulau Rinca sementara dibangun tempat untuk para pejalan kaki sehingga mereka aman dan juga dibangun dermaga yang layak bagi kapal pengunjung.
Pulau Komodo, NTT Foto: Shutter stock
Viktor juga berharap hasil dari pembangunan pengembangan Taman Nasional Komodo akan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
"Jadi ekonomi mereka bertumbuh dari pariwisata yang berkembang dengan juga dari kedatangan pengunjung yang membawa dampak ekonomi," katanya.
Sebelumnya, UNESCO mendesak Pemerintah Indonesia untuk menghentikan semua proyek pembangunan infrastruktur pariwisata di kawasan Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Permintaan tersebut tertuang dalam dokumen Komite Warisan Dunia UNESCO bernomor WHC/21/44.COM/7B yang diterbitkan setelah konvensi dalam jaringan (daring) pada 16-31 Juli 2021.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)