Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Upacara di Afrika Selatan Ini Hanya Boleh Diikuti Gadis Perawan Saja
31 Oktober 2021 8:36 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bukan hanya sebagai wadah untuk memamerkan keterampilan menarinya, mereka juga bisa memperlihatkan berapa baiknya dalam bernyanyi sambil menampilkan manik-manik yang digunakan.
Dilansir Briefly, biasanya festival selama delapan hari ini didahului dengan persiapan selama berbulan-bulan. Biasanya, upacara Tari Buluh ini berlangsung di akhir Agustus.
Kenapa? karena periode itu dianggap sebagai waktu ketika musim mulai berganti dan alang-alang menjadi dewasa siap untuk dipanen.
Asal Usul Tari Buluh di Afrika Selatan
Raja Zulu, Goodwill Zwelithini, memperkenalkannya di Afrika Selatan, pada tahun 1991. Tarian ini berlangsung di kandang atau bisa disebut sebagai kraal kerajaan raja Zulu yang dikenal sebagai Nongoma.
Selain tarian, mitos yang ada antara alang-alang dan asal usul orang Zulu, dikarenakan menurut tradisi, nenek moyang asli Zulu muncul dari tempat tidur yang terbuat dari alang-alang.
ADVERTISEMENT
Festival Tari Buluh juga dikenal dengan sebutan Umkhosi woMhlanga telah menjadi acara tahunan Swazi dan Zulu yang di mana puluhan ribu gadis Swazi yang belum menikah berkumpul untuk berpartisipasi.
Nama festival ini diambil dari alang-alang yang tumbuh di sekitar dasar sungai, dan merupakan bagian dari apa yang harus dibawa oleh para wanita muda Zulu yang lulus tes keperawanan.
Hal tersebut merupakan sebuah prosesi ketika mereka diundang ke istana raja. Pakaian tradisional yang mereka gunakan akan dilengkapi dengan ikat pinggang berwarna, yang melambangkan apakah gadis itu sudah bertunangan atau belum.
Ketika upacara Tari Buluh berlangsung, hanya gadis yang belum menikah yang diperbolehkan untuk mengikuti acara itu. Saat mereka mulai menari yang merupakan bagian dari upacara tersebut, setiap gadis membawa buluh panjang dan menari dengan keadaan telanjang dada untuk sang raja.
ADVERTISEMENT
Tes Keperawanan Sebelum Ikut Upacara Tari Buluh
Sebelum upacara berlangsung, biasanya ada proses tertentu yang harus dilakukan. Salah satunya adalah perkemahan di Dundee para gadis Zulu yang dikenal sebagai Siyaya eMhlangeni.
Siyaya eMhlangeni sendiri memiliki arti Kami siap untuk Tari Buluh. Tujuan diadakannya perkemahan itu agar para gadis menjalani tes keperawanan sebelum upacara tahunan ini berlangsung di istana kerjaan.
Dilansir Yoair, seorang wanita tua yang memeriksa gadis-gadis untuk memastikan apakah mereka perawan tatau tidak. Menurut wanita itu, untuk memeriksa keperawanan ada berbagai faktor seperti adanya selaput dara yang kencang, otot yang kencang, bokong dan payudara yang kencang, ditambah perut yang rata.
Dan faktor lainnya adalah tatapan polos di mata dan cara gadis itu berjalan. Ketika dinyatakan perawan, para gadis itu akan diberi hak untuk mengikuti acara tersebut.
ADVERTISEMENT
Apa Tujuan dari Tari Buluh?
Tujuan utama diadakannya Tari Buluh adalah untuk menjaga keperawanan para gadis, dengan maksud mendorong para gadis agar pantang melakukan hubungan intim hingga mereka dewasa dan cukup untuk menikah.
Dan memberikan kesempatan kepada para gadis di seluruh desa untuk membuktikan dan merayakan kalau mereka masih perawan dan belum melakukan hubungan intim.
Selain itu juga upacara Tari buluh digunakan untuk mendidik orang Zulu terutama kaum muda, tentang topik dan seputar masalah sosial. Biasanya membahas seputar cara mencegah kehamilan remaja, melatih moral dan perilaku seksual, dan bagaimana mengurangi risiko tertular HIV/AIDS.
Terlepas dari aspek hiburan upacara, Tari Buluh juga berguna untuk menampilkan warisan budaya kerajaan yang diperkaya. Upacara ini juga memiliki manfaat untuk promosi solidaritas dan rasa persatuan di antara para gadis.
ADVERTISEMENT
Upacara ini sekarang sangat terkenal sehingga turis asing yang melakukan perjalanan ke Kerawaan Swaziland bisa menyaksikan para gadis untuk tampil dengan pakaian tradisional mereka.
Pakaian Swazi ini termasuk manik-manik, kalung, gelang, gelang kaki, ikat pinggang warna-warni, dan izigege dan izinculuba yang memperlihatkan bagian bawahnya.