news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Varanasi, Kota Suci India Bagi Mereka yang Pasrah Pada Kematian

18 September 2019 7:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kota Varanasi bukan hanya kota suci menurut agama Hindu, tetapi juga pusat kebudayaan dan pengetahuan di India sejak 700 SM Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Kota Varanasi bukan hanya kota suci menurut agama Hindu, tetapi juga pusat kebudayaan dan pengetahuan di India sejak 700 SM Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Keselamatan adalah hal yang dicari hampir oleh seluruh umat beragama di dunia, apa pun harganya, apa pun agamanya, dan bagaimanapun caranya, tak terkecuali umat Hindu di India. Bagi umat Hindu di India, meninggal di Varanasi dan dikremasi di tepi Sungai Gangga adalah cara mereka memperoleh keselamatan.
ADVERTISEMENT
Dengan cara ini, mereka akan memutus tali reinkarnasi atau siklus kelahiran kembali, sehingga mereka dapat terlepas dari berbagai hal duniawi. Dengan terhentinya siklus kelahiran kembali, maka mereka dapat meraih keselamatan itu.
Ilustrasi orang tua di India Foto: Pixabay
Varanasi adalah salah satu kota tertua di India yang dianggap sebagai salah satu kota paling suci dalam agama Hindu. Berlokasi di tepi Sungai Gangga, Varanasi terletak di negara bagian Uttar Pradesh di India bagian utara.
Pentingnya Varanasi bagi umat Hindu bisa dibilang sama seperti Mekkah bagi Muslim dan Vatikan bagi umat Katolik. Varanasi dikenal dengan berbagai nama, yakni Benares, Benaras, Banaras, Kashi, atau Kasi.
Kota Varanasi berlokasi di tepi Sungai Gangga yang dipercaya suci Foto: Shutter Stock
Namun, apapun namanya, Varanasi sejatinya telah memiliki tempat di hati umat Hindu sejak berabad-abad. Dilansir BBC Travel, ketika kelima Pangeran Pandawa memenangkan perang melawan sepupu mereka, mereka kemudian datang ke Varanasi untuk melakukan penebusan dosa selama perang.
ADVERTISEMENT
Begitu pula orang-orang yang mencari moksha (pembebasan dari hal duniawi). Oleh sebab itu, jangan heran jika tiang pembakaran di Manikarnika dan Harishchandra ghat (tempat kremasi mayat) tak henti-hentinya menyala.
Harishchandra Ghat, salah satu tempat kremasi yang berlokasi di Kota Varanasi dan terletak di samping Sungai Gangga Foto: Shutter Stock
Seiring dengan melelehnya daging dalam tubuh mayat dan mengalir menuju Sungai Gangga, para imam dan keluarga akan terlihat berdoa, menggumam, dan berteriak agar orang yang mati dan dikremasi di sana akan dibebaskan jiwanya. Air Sungai Gangga diyakini dapat menghapus dosa manusia, bahkan pelanggar terburuk sekalipun.
Karena menjadi tempat tujuan bagi orang-orang yang telah memasrahkan hidup dan jiwanya, Varanasi memiliki beberapa hotel yang secara khusus hanya untuk menampung mereka yang ingin mati. Ada banyak pondok yang telah ditunjuk sebagai rumah keselamatan dan didanai oleh organisasi amal maupun kelompok bisnis yang datang untuk mati.
Prosesi kremasi yang terjadi di Harishchandra Ghat, Kota Varanasi Foto: Shutter Stock
Salah satunya adalah Mumukshu Bhawan yang menyediakan 116 kamar bagi orang-orang yang ingin mati di Varanasi atau yang biasa dikenal juga sebagai Kashivasis. Di Mumukshu Bhawan, Kashivasis mesti membayar sumbangan sekitar 100 ribu rupee atau setara Rp 19,6 juta.
ADVERTISEMENT
Jumlah ini bisa lebih besar atau lebih kecil tergantung pada kemampuan pribadi. Nantinya Kashivasis mendapatkan kamar yang akan dijadikan sebagai tempat tinggal hingga ajal menjemput.
Meski harus tetap membayar, pihak pengelola biasanya lebih memilih Kashivasis yang memiliki keluarga atau pihak perwakilan yang dapat memelihara mereka hingga mati. Karena pondok penginapan ini tidak menyediakan makanan, sehingga harus tetap ada keluarga Kashivasis yang turut ambil bagian di dalamnya. Begitu pula dengan kremasi ketika mereka meninggal kelak, meskipun manajemen biasanya tetap memberi bantuan.
Ilustrasi Orang Tua di India Foto: Shutter Stock
Di tempat ini, Kashivasis dapat tinggal hingga bertahun-tahun, berbeda dengan rumah penginapan Mukti Bhawan yang hanya memberikan kesempatan selama 15 hari bagi para penghuninya. Apabila Kashivasis tidak meninggal dalam kurun waktu itu, maka pihak pengelola akan meminta mereka untuk keluar secara baik-baik.
ADVERTISEMENT
Selama berada di Varanasi, khususnya di pondok penginapan, biasanya umat Hindu India akan menghabiskan waktunya untuk berdoa, beribadah, dan mengobrol dengan sesama penghuni. Selama itu pula mereka tidak diperbolehkan melakukan aktivitas atau mengkonsumsi makanan yang dilarang sesuai dengan kepercayaan Hindu. Misalnya bermain kartu, beraktivitas seksual, memakan daging, telur, bawang, dan makanan lainnya yang dianggap tidak murni.
Umumnya Kashivasis yang datang ke Varanasi adalah mereka yang telah lanjut usia, sekitar 60 tahun ke atas. Mereka datang ke Varanasi bukan dengan duka bahwa hidup tinggal sebentar lagi, melainkan suka cita menyambut kesusahan dan berharap bahwa mereka dapat keselamatan.
Upacara Ganga Aarti yang dilakukan di Dashashwamedh Ghat, Kota Varanasi Foto: Shutter Stock
Pendeta Hindu tengah melaksanakan ritual Ganga Aarti di Varanasi Foto: Shutter Stock
Di luar sakralitas Kota Varanasi sebagai tujuan untuk meninggal para umat Hindu India, kota ini dikenal sebagai pusat kebudayaan. Lokasinya yang berada di sekitar Sungai Gangga membuat Varanasi menjadi salah satu kota penting dalam sisi budaya dan sejarah. Varanasi bahkan telah menjadi pusat ilmu pengetahuan sejak 700 SM silam.
ADVERTISEMENT
Gimana, kamu tertarik berkunjung ke kota suci di India ini dan membuktikan pesonanya?