Wisata Sambil Bersepeda di Kota Lama Semarang

22 Juli 2022 11:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gereja Blenduk di Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Andrian Gilang Khrisnanda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gereja Blenduk di Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Andrian Gilang Khrisnanda/kumparan
ADVERTISEMENT
Wisata sambil bersepeda menjadi salah satu hal yang tidak boleh dilewatkan ketika kamu mengunjungi kawasan Kota Lama di Semarang, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Para wisatawan yang mengikuti cycling tour akan diajak berkeliling Kota Lama, untuk melihat sejumlah bangunan cagar budaya yang ada di sana.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Garuda Indonesia menggandeng sejumlah key opinion leader (KOL), dan media dalam familiarization trip (famtrip) ke Yogyakarta, Solo, dan Semarang. Kegiatan ini berlangsung pada 19-22 Juli 2022.
Wisata dengan bersepeda di Kota Lama menjadi salah satu hal yang dilakukan dalam kegiatan famtrip tersebut. Saat itu, sejumlah KOL dan media dipandu oleh seorang local guide bernama Yuliansyah Ariawan.
Wisata sambil bersepeda di Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Dok. Kemenparekraf

Menikmati Wisata Sambil Bersepeda di Kota Lama, Semarang

Titik awal dimulai dari Marabunta Resto and Bar. Dari sana, KOL dan media bersepeda menuju Gereja Blenduk. Sesampainya di Gereja Blenduk, Ari memberikan penjelasan mengenai gereja tersebut.
ADVERTISEMENT
Ari mengatakan, Gereja Blenduk dibangun oleh bangsa Portugis pada 1753. Gereja bercat putih tersebut merupakan salah satu ikon di Kota Lama.
Landmark [Kota Lama], bahkan untuk kota Semarang,” kata Ari.
Gedung Marba di Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Andrian Gilang Khrisnanda/kumparan
Ari juga sempat menjelaskan mengenai bangunan lain yang ada di Kota Lama. Salah satunya adalah gedung Marba.
Gedung Marba dibangun sekitar pertengahan abad 19 oleh seorang saudagar asal Yaman. Gedung Marba dahulunya digunakan sebagai toko.
“Marba itu dulunya toko. Dimiliki pengusaha dari Yaman,” tutur Ari.
Tidak jauh dari Marba dan Gereja Blenduk, terdapat gedung Jiwasraya yang dahulu bernama Nederlandsch Indische Levensverzeking en Lifrente Maatschaapij (NIJJMI).
“Ini [Gedung Jiwasraya] tempat pertama di mana lift di Indonesia dibangun,” ucap Ari.
Gedung Jiwasraya di Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Andrian Gilang Khrisnanda/kumparan
Setelah itu, KOL dan media kembali melanjutkan perjalanan dengan bersepeda. Kali ini, kami menyambangi Tembok Akar, tempat yang tidak boleh dilewatkan jika sedang berada di Kota Lama.
ADVERTISEMENT
Tembok Akar merupakan salah satu spot di Kota Lama yang Instagramable. Maka, wajar jika sejumlah orang mengambil foto di sana. Salah satunya adalah Tika, perempuan asal Jakarta. Hal itu pula yang membuatnya menyambangi Kota Lama.
“Soalnya ngelihat di internet banyak spot estetik buat foto, lebih ke arah situ, sih, sebenarnya,” ujar Tika.
Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan ketika kamu ingin mengambil foto di Tembok Akar. Kamu dilarang untuk duduk maupun naik ke akar pohon atau tembok yang ada di dekat jendela.
Ari mengatakan, hal itu tidak boleh dilakukan karena Tembok Akar merupakan bangunan cagar budaya. Kawasan tersebut, kata dia, juga diawasi dengan CCTV.
Oleh karena itu, Ari berharap, masyarakat yang sedang berwisata ke Kota Lama dan mendatangi Tembok Akar bisa menjaga kondisi lingkungan di sana.
Tembok Akar di Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Andrian Gilang Khrisnanda/kumparan
Kemudian, KOL dan media sempat mendatangi Jembatan Berok. Ari mengatakan, jembatan ini mulai dibangun pada 1705. Ia mengungkapkan alasan mengapa Jembatan Berok termasuk salah satu destinasi di Kota Lama yang perlu didatangi.
ADVERTISEMENT
“Jembatan Berok itu pintu masuknya benteng. Jadi, Kota Lama itu kota benteng seperti Kota Tua di Jakarta,” kata Ari
“Karena itu bekas pintu masuknya benteng dan itu dipertahankan sampai sekarang, jadi Jembatan Berok salah satu bangunan kuno yang masih tersisa di Kota Lama,” ungkapnya.
Untuk mengikuti cycling tour di Kota Lama, Ari mengatakan, para wisatawan harus membayar biaya sebesar Rp 75 ribu per sepeda. Ada local guide yang akan memandu mereka dan memberikan penjelasan mengenai bangunan-bangunan cagar budaya di Kota Lama.
Untuk kamu yang sedang bepergian ke suatu tempat wisata, harus memperhatikan protokol kesehatan, seperti memakai masker. Selain itu, kamu juga harus menjaga kebersihan tempat destinasi wisata yang dikunjungi, misalnya dengan cara tidak membuang sampah sembarangan.
ADVERTISEMENT
Kamu juga bisa cek akomodasi atau lokasi pariwisata yang sudah mengantongi sertifikasi CHSE (cleanliness, health, safety, environmental sustainability atau kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan) untuk liburan yang lebih nyaman.