4 Jenis Stress Language dan Cara Mengatasinya

18 Maret 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan bekerja sedang stres. Foto: PBXStudio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan bekerja sedang stres. Foto: PBXStudio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu merasa ingin menangis atau bahkan berteriak saat menghadapi situasi yang membuatmu stres berat? Bisa jadi kamu sedang mencoba mengekspresikan salah satu jenis stress languange, Ladies.
ADVERTISEMENT
Stress language adalah suatu istilah merujuk pada cara seseorang berkomunikasi dan berperilaku ketika sedang mengalami stres.
Berbanding terbalik dengan love language yang dikenal sebagai wujud eskpresi diri dalam memberikan dan menerima kasih sayang, stress language sering kali muncul sebagai respons dalam menghadapi tekanan.
Yuk, ketahui apa saja jenis stress language yang umum ditemui agar dapat meresponsnya dengan tepat berikut ini.

Jenis-Jenis Stress Language

Kandungan lactium dalam susu dapat bekerja sebagai reseptor di otak untuk membantu mengendalikan kecemasan dan stres. Foto: Shutterstock
Ada jenis-jenis stress language yang umum ditemui dalam diri sendiri maupun orang lain. Dikutip dari laman Simply Psychology, berikut beberapa jenisnya.

1. The Exploder (Peledak)

Seorang dengan karakteristik the exploder cenderung akan meledak-ledak ketika sedang stres. Biasanya, ia akan marah atas kesulitan yang dihadapinya bahkan menyalahkan orang lain sebagai pemicu dari stres yang dideritanya.
ADVERTISEMENT

2. The Fixer (Pemecah Masalah)

The fixer adalah karakteristik bagi orang yang dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Seseorang dengan kategori ini akan langsung bereaksi pada kondisi yang menimbulkan stres dengan benar-benar fokus untuk mencari solusinya.

3. The Denier (Penyangkal)

The denier akan menyangkal bahwa dirinya sedang berada dalam fase stres. Ia menganggap bahwa stres adalah suatu kelemahan.
Biasanya, the denier akan mengatakan dirinya baik-baik saja atau tidak apa-apa. Namun, jika suatu saat nanti ia tidak mampu menahannya, sifatnya akan berubah meledak-ledak.

4. The Numb-er (Mati Rasa)

The numb-er akan menjadikan pelarian sebagai cara untuk menanggulangi stres. Ada beberapa cara yang biasa dilakukan, seperti minum alkohol, mengonsumsi obat-obatan, berbelanja, dan lain sebagainya. The numb-er cenderung akan melakukan sesuatu yang tampak berlebihan dan tidak sehat.

Cara Mengatasi Stres

Ilustrasi ibu stres. Foto: Shutterstock
Selain memahami jenis-jenis stress language, stres wajib diatasi agar tidak semakin parah dan bisa merusak kesehatan psikis maupun fisik. Dikutip dari laman HelpGuide, beberapa cara tepat untuk mengatasinya adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT

1. Mengurangi Stres yang Tidak Diperlukan

Berani mengatakan 'tidak' merupakan keterampilan penting. Misalnya dengan membuat batasan yang jelas antara kehidupan pribadi maupun profesional. Dengan adanya batasan tersebut, faktor pemicu stres akan berkurang.

2. Pengubahan Situasi

Komunikasi yang efektif merupakan kunci dalam mengatasi situasi stres. Kamu bisa mengungkapkan perasaan secara terbuka terkait kondisi stres yang dialami kepada orang lain.
Perubahan juga dapat dimulai dengan mengambil kendali atas situasi. Alangkah baiknya untuk bersikap proaktif dan jangan menghindar dari suatu masalah.

3. Kenali Pemicu Stres

Perlu untuk mengubah perspektif dari pemicu stres. Dengan melihat situasi stres dari sudut pandang yang lebih positif dapat membantu mengurangi stres.

4. Penerimaan Hal-Hal yang Tidak Dapat Diubah

Menerima kenyataan bahwa beberapa hal berada di luar kendali merupakan langkah penting dalam mengurangi stres. Fokuslah pada hal-hal yang dapat dikendalikan. Selain itu, memaafkan diri sendiri dan orang lain juga merupakan proses penting dalam melepaskan beban emosional.
ADVERTISEMENT
(ANB)