6 Mitos Kanker Serviks yang Masih Sering Dipercaya

10 November 2022 13:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kanker serviks.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kanker serviks. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kanker serviks menjadi penyakit yang banyak terjadi pada perempuan. Posisi kanker serviks berada di urutan kedua menjadi penyakit ganas yang rentan dialami perempuan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari GLOBOCAN pada 2018, terdapat 32.469 (17.2 persen) kasus kanker serviks pada perempuan di Indonesia dengan angka kematian berkisar 18.279 (8.8 persen).
Di samping tingginya angka pasien kanker serviks, sayangnya sebagian perempuan masih mempercayai beragam mitos terkait kanker serviks yang masih sering beredar. Hal ini bisa membahayakan kondisi perempuan karena telatnya penanganan yang memengaruhi penurunan kualitas hidup pasien.
Lantas, mitos-mitos apa saja yang masih dipercaya oleh para perempuan terkait kanker serviks? Berikut informasi lengkapnya telah kumparanWOMAN rangkum dari berbagai sumber.

1. Mitos: Kanker serviks tidak bisa dicegah

Mitos pertama yang paling sering dipercaya adalah kanker serviks tidak bisa dicegah. Ini tentunya salah kaprah. Faktanya kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV).
ADVERTISEMENT
Mengutip laman BC Cancer, kanker serviks dapat dicegah dengan rutin melakukan skrining atau pemeriksaan. Dengan skrining dapat menemukan sel-sel abnormal pada leher rahim sebelum berkembang menjadi kanker dan bisa diobati sejak dini. Cara pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah dengan melindungi diri dengan melakukan vaksin HPV.
Ilustrasi vaksin HPV. Foto: OneSideProFoto/Shutterstock

2. Mitos: Tidak perlu memeriksakan diri saat tidak memiliki gejala

Banyak juga perempuan yang percaya bahwa bila tidak memiliki gejala, pemeriksaan atau skrining kanker serviks tidak perlu dilakukan. Faktanya, dikutip dari Women’s Care, tes skrining penting dilakukan oleh semua perempuan. Skrining dapat membantu melihat sel-sel abnormal yang mungkin bisa berkembang menjadi kanker.
Selain itu, perempuan yang memiliki sel-sel abnormal mungkin juga tidak mengalami gejala. Itu berarti bahwa kamu tidak harus menunggu sampai timbul gejala untuk mendapatkan tes skrining.
ADVERTISEMENT

3. Mitos: Kanker serviks hanya menyerang orang tua

Dikutip dari Healthshots, banyak yang percaya bahwa kanker serviks hanya bisa menyerang perempuan dengan usia lanjut. Faktanya, kanker serviks bisa dialami oleh setiap perempuan yang terinfeksi virus HPV.
American Cancer Society mengatakan bahwa kanker serviks jarang terjadi pada orang di bawah usia 20 tahun dan paling sering didiagnosis pada orang berusia antara 35 dan 44 tahun. Namun tetap saja, perempuan perlu berhati-hati dan melakukan skrining sejak dini.
Ilustrasi kanker serviks. Foto: T.Photo/Shutterstock

4. Mitos: Jika sudah vaksin tidak perlu rutin skrining

Mitos lain yang banyak dipercaya adalah bila sudah mendapatkan vaksin HPV, melakukan skrining seperti pap smear tidak diperlukan.
Faktanya, skrining secara teratur masih diperlukan bagi mereka yang telah mendapatkan vaksin HPV. Sebab vaksin hanya salah satu upaya untuk melindungi tubuh dari beberapa jenis HPV saja.
ADVERTISEMENT
Kamu tetap harus melakukan skrining kanker serviks secara teratur jika telah mengalami menopause; aktif secara seksual; sudah mendapatkan vaksin HPV; atau berhubungan sesama jenis.

5. Mitos: Kanker serviks tidak bisa diatasi

Mitos ini juga sering beredar, namun menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks dapat diatasi dengan efektif jika ditemukan dalam tahap awal. Pengobatan kanker stadium awal yang tepat waktu memiliki tingkat kesembuhan yang lebih tinggi.
Jika ada hal yang menurutmu tidak normal, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan agar bisa diberikan diagnosis yang tepat. Kamu juga bisa langsung menjalani pengobatan untuk mencegah perkembangan kanker atau untuk mengobati kanker pada tahap awal.
Ilustrasi kanker serviks. Foto: Emily frost/Shutterstock

6. Mitos: Kanker serviks merupakan penyakit genetik

Banyak yang beranggapan bahwa kanker serviks merupakan penyakit yang diturunkan atau sering disebut penyakit genetik.
ADVERTISEMENT
Nyatanya, kasus kanker serviks disebabkan oleh virus jenis human papillomavirus (HPV). HPV menyebar melalui kontak kulit saat berhubungan seks dengan seseorang yang telah terinfeksi terlebih dahulu.
Ada lebih dari 100 jenis HPV, beberapa jenis berisiko tinggi terkena kanker serviks, sementara yang lain mungkin hanya memicu kondisi Infeksi Menular Seksual. Beberapa jenis HPV yang berisiko picu kanker serviks, yakni tipe 16 dan tipe 18.
Biasanya sistem kekebalan tubuh dapat membersihkan virus dengan sendirinya dalam waktu 2 tahun. Namun, bagi sebagian orang, HPV tidak bisa hilang dengan mudah dari tubuh.
Seiring waktu, virus HPV ini dapat menyebabkan perubahan sel abnormal pada serviks yang tidak menunjukkan gejala. Sel-sel abnormal ini dapat berkembang menjadi kanker serviks jika tidak ditemukan dan diobati secara dini.
ADVERTISEMENT
Nah, itu tadi beberapa mitos terkait kanker serviks yang sering beredar. Jangan lagi dipercaya, ya, Ladies!