Alasan Pentingnya Memperingati Hari Kartini, Perempuan Harus Tahu

16 April 2025 15:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi R.A. Kartini. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi R.A. Kartini. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Setiap tanggal 21 April, masyarakat Indonesia memperingati atau mengenang salah satu pahlawan yang membawa perubahan besar bagi negeri ini, yakni R.A Kartini. Beliau berjasa dalam pemerataan akses pendidikan yang dulunya hanya bisa dicicipi laki-laki, akhirnya bisa dirasakan kaum hawa juga.
ADVERTISEMENT
Perayaan Hari Kartini biasanya dilakukan kaum hawa dengan memakai kebaya. Itu karena kebaya merupakan pakaian sehari-hari R.A Kartini, sehingga memakainya akan menciptakan kesan bahwa kamulah penerus Kartini di masa kini.
Tapi sebenarnya kenapa, sih, Hari Kartini harus diperingati? Simak alasan pentingnya memperingati Hari Kartini di bawah ini.

Alasan Pentingnya Memperingati Hari Kartini

Ilustrasi R.A. Kartini. Foto: Shutter Stock
Untuk memahami pentingnya memperingati Hari Kartini, kamu perlu mengenal sosok Kartini terlebih dahulu. Merangkum buku Perempuan-Perempuan Pengukir Sejarah susunan Mulyono Atmosiswartoputra, Kartini lahir di Jepara pada 21 April 1897.
Kartini adalah putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan bupati Jepara. Sedangkan ibunya bernama Mas Ayu Ngasirah, putri Kyai Haji Madirono dan Nyai Haji Siti Aminah. Jadi, secara garis keturunan, Kartini berasal dari keluarga terpelajar dan bangsawan.
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa di depan nama Kartini disematkan gelar R.A yang merupakan singkatan dari Raden Ajeng. Gelar ini diberikan pada perempuan Jawa dari golongan bangsawan yang belum menikah.
Pada era Kartini, sistem pendidikan belum seperti sekarang. Perempuan di negeri ini masih terbelenggu adat yang melarang mereka mengenyam pendidikan tinggi. Kaum hawa bahkan tidak diizinkan untuk menentukan jodohnya sendiri.
Kartini tak bisa lepas dari pengaruh adat itu. Ia hanya diizinkan mengenyam pendidikan sampai ELS atau setingkat Sekolah Dasar, berbeda dengan saudara laki-lakinya yang didorong untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya.
Ilustrasi R.A. Kartini. Foto: Shutter Stock
Dalam hal jodoh, Kartini pun dinikahkan dengan laki-laki pilihan orang tuanya. Namun, ia tidak tinggal diam menghadapi seluruh tekanan sosial hanya ditujukan terhadap perempuan.
ADVERTISEMENT
Ia tetap memperkaya dirinya dengan ilmu, membaca banyak buku, koran, hingga majalah berbahasa Belanda karena ia memang menguasai bahasa asing tersebut. Dari kegemarannya membaca, akhirnya Kartini mulai menulis untuk menuangkan gagasan-gagasannya.
Dengan kemampuan bahasa Belandanya, Kartini mengirimkan tulisannya ke media massa Belanda dan berhasil dimuat di De Hollandsche Lelie. Saat berusia 20 tahun, Kartini juga aktif berkirim surat dengan teman penanya di Eropa, yakni Stella Zeehandelaar.
Lewat surat-surat itu, Kartini menumpahkan seluruh keresahannya terkait sistem pendidikan dan sosial di Indonesia yang mendiskreditkan perempuan. Surat-surat itulah yang akhirnya dihimpun lalu diterbitkan menjadi buku bertajuk Door Duisternis tot Licht (DDTL) atau Habis Gelap Terbitlah Terang pada 1904, tujuh tahun setelah Kartini wafat pada usia 25 tahun.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Kartini Sebuah Biografi karya Sitisoemandari Soeroto, buku DDTL sangat menginspirasi banyak orang. Bahkan, kalangan pelajar Hindia Belanda kagum atas kecerdasan, keberanian, serta keluhuran budi seorang Kartini.
Ilustrasi perempuan mengenakan kebaya di Hari Kartini. Foto: Pepsco Studio/Shutterstock
Pada zaman berkembangnya Pergerakan Nasional, nama Kartini pun tersiar luas dan diakui sebagai salah seorang pahlawan. Jadi, pada zaman kolonial pun Kartini telah diakui sebagai pahlawan bangsa. Bahkan, namanya dihormati masyarakat internasional pada saat itu.
Pemikiran Kartini menginspirasi banyak orang untuk memberikan pendidikan setara pada perempuan. Mendobrak adat-adat yang merugikan perempuan, dan menunjukkan seperti apa semangat juang yang harusnya dimiliki setiap orang, khususnya perempuan.
Tak hanya itu, bukunya berhasil membuat pejuang zaman dahulu menemukan kembali harga dirinya sebagai bangsa. Semangat nasionalisme Kartini menggelora dan mengobarkan semangat juang pemuda-pemuda lainnya untuk merebut kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Karena jasa pemikiran yang besar dan kuat itu, akhirnya Presiden Soekarno memutuskan bahwa penting untuk meresmikan R.A Kartini sebagai pahlawan nasional. Jasanya harus dikenang dan diperingati setiap generasi yang akan datang.
Presiden Soekarno menetapkan R.A Kartini sebagai Pahlawan Nasional dengan surat keputusannya No. 108 tanggal 02 Mei 1964. Tanggal kelahirannya pada 21 April dipilih sebagai "Hari Kartini".